tag:blogger.com,1999:blog-28129999362938411552024-02-08T12:03:18.469-08:00THESIS - SKRIPSIThesis, skripsi, Abstrak, Fullteks, skripsi bahasa inggris, skripsi kesehatan, skripsi keperawatan, sapto pujiyanto, saptaCABE RAWIThttp://www.blogger.com/profile/05004403724873961540noreply@blogger.comBlogger115125tag:blogger.com,1999:blog-2812999936293841155.post-49896479080581259332011-04-13T18:45:00.000-07:002011-04-13T18:47:15.028-07:00SISTEM PEMBELAJARAN JARAK JAUHDI SMU N 1 WONOSARI KLATEN BERBASIS WEB DENGAN PHP DAN MYSQL<span id="fullpost"><br />PRASETYO, LUQMAN EDI (2010) <br /><br />ABTRAKSI<br />Pemerataan pendidikan di masyarakat dirasakan kurang karena minimnya fasilitas pendidikan di Indonesia. Adanya perkembangan teknologi informasi sekarang ini dimungkinkan dibutuhkan sarana pendidikan yang dapat mendukung terciptanya pemerataan pendidikan dimasyaraka. Perkembangan teknologi internet yang sangat pesat telah telah memacu munculnya berbagai aplikasi baru termasuk bidang pendidikan perkembangan teknologi juga bisa meningkatkan mutu pendidikan dan bisa dijangkau oleh masyarakat terpencil yang bisa bersaing dengan masyarakat kita.<br />E-learning adalah salah satu revolusi di bidang pendidikan berbasis teknologi internet. Teknologi E-learning digunakan dalam semua proses pembelajaran yang sangat efektif. Teknologi E-learning di gunakan dalam proses pembelajaran di SMAN 1 Wonosari Klaten. Proses pembelajaran dengan teknologi E-Learning ini bisa dilakukan meskipun meskipun tidak di dalam kelas atau live namun virtual. Artinya pada saat tempat yang sama guru mengajar di depan komputer yang yang ada disuatu tempat sedang peserta didik mengikuti ada di suatu tempat tersebut dari komputer lain di tempat yang berbeda.<br />Penulis telah membuat sisitem pembelajaran jarak jauh yang berbasis web, server, apache, PHP, dan database server MySQL sistem pembelajaran jarak jauh ini telah diterapkan atau digunakan di SMAN 1 Wonosari Klaten. Adanya sistem pembelajaran jarak jauh berbasis web ini dapat memberikan kamudahan akses sarana pandidikan kepada masyarakan luas.<br /><br />BAB 1<br />PENDAHULUAN<br />1.1. Latar Belakang<br />Adanya kesenjangan dalam aliran informasi dan layanan pendidikan antar kota dan daerah-daerah pedesaan, menyebabkan tidak meratanya penerapan dan penyebaran teknologi di negara kita. Hal ini juga menyebabkan mutu lulusan daerah terpencil kurang bersaing dengan lulusan dari kota-kota besar yang lebih maju. Kosentrasi para pengajar atau lecturer yang umumnya lebih menyukai mengajar di kota-kota besar daripada mengajar didaerah pelosok dan kota kacil hal yang menyebabkan kurang adanya keadilan dalam memperoleh pendidikan bagi masyarakat. Biaya operasional yang tinggi seperti bangunan tempat atau fasilitas pada masa sekarang ini, menyebabkan institusi pendidikan menjadi enggan dalam mengembangkan lembaganya di daerah atau kota-kota kecil.<br />Perkembangan teknologi internet yang pesat telah memacu munculnya berbagai aplikasi baru termasuk di bidang pendidikan. E-learning adalah salah satu revolusi di bidang pendidikan berbasis teknologi internet. Teknologi Elearning digunakan dalam semua proses belajar mengajar SMU N 1 Wonosari Klaten bisa didapatkan dalam sebuah kelas yang berlangsung secara live namun virtual, artinya pada saat yang sama guru mengajar di depan sebuah komputer yang ada di suatu tempat sedangakan peserta didik mengikuti pelajaran tersebut dari komputer lain di tempat yang berbeda.<br />Dalam hal ini, secara langsung guru dan peserta didik tidak saling berkomunikasi tetapi secara tidak langsung mereka saling berinteraksi pada waktu yang sama.<br />Teknologi e-learning digunakan dalam proses belajar mengajar yang hanya dilakukan didepan sebuah komputer yang terhubung dengan internet merupakan fasilitas yang tersedia di sebuah sekolah konvensional telah tergantikan fungsinya hanya dengan menggunakan beberapa klik proses belajar mengajar dapat di selesaikan dengan cepat disamping secara psikologi siswa menjadi jauh dari tekanan baik dari pihak sekolah maupun pengajar. Meteri pembelajaran pun dapat diperoleh secara gratis dalam bentuk file-file yang dapat di download. Sedangkan interaksi antara guru dan siswa dalam pemberian tugas atau diskusi dapat dilakukan secara insentif dalam bentuk forum diskusi dan e-mail. Selain itu ujian atau test dapat dilakukan secara on-line.<br />E-learning sebagai revolusi dalam bidang pendidikan sangatlah menakjubkan bahkan ketika pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat. Meskipun demikian tanggapan masyarakat di Negara kita bagi pemanfaatan teknologi ini masih dalam tahap embrio. Namun, sebagai sebuah teknologi baru tidak ada salahnya jika kita mempelajari kemungkinan pemanfaatan sistem ini untuk memajukan dan pemerataan pendidikan bagi generasi bangsa Indonesia.<br />Melalui e-learning, di SMU N 1 Wonosari Klaten akan dapat memperoleh beberapa keuntungan yang cukup besar dibandingkan dengan<br />usaha pembangunan sekolah konvesional. Keuntungan yang paling nyata adalah keuntungan secara finansial. Keuntungan ini diperoleh dari berkurangnya biaya yang diperlukan untuk mengimplementasikan sistem secara keseluruhan jika di bandingkan dengan biaya untuk mendirikan bangunan sekolah beserta seluruh perangkatnya termasuk pegawai dan pengajar. Di samping itu, dari sisi biaya yang diperlukan untuk mengikuti sekolah konvensional misalnya : transportasi, buku-buku, sebagainya dapat dikurangi, namun sebagai gantinya dapat mengakses dari internet. Biaya penggandaan e-learning sendiri dapat direduksi di samping itu jumlah peserta yang dapat dijaring mampu melebihi kapasitas yang dapat di tangani oleh metode kovensianal dalam kondisi geografis yang lebih luas.<br />Keuntungan lainnya adalah dari sisi efisiensi dan portabilitas, diperlukan pembelajaran kelas. Namun dari segala tempat dapat mengakses internet, dalam waktu perjalanan dapat di tekan semaksimal mungkin dan bagi peserta didik yang berada di luar kota dan bekerja secara paruh waktu masih dapat mengikuti pembelajaran kapan saja dan di mana saja asalkan ada akses internet. Peserta didik dapat berinteraksi secara online dengan peserta didik yang lain dalam sisi diskusi yang dibuat dalam bentuk web chat. Adanya fasilitas ini maka keberadaan peserta didik yang jauh dengan peserta didik lain tidak menghalangi peserta didik untuk dapat saling bertanya dan bertukar pengalaman.<br />Selain keuntungan-keuntungan tersebut, masalah utama yang menghadang bagi penerapan teknologi e-learning ini bagi masyarakat<br />Indonesia adalah keterbatasan akses internet dan kurangnya pemahaman masyarakat akan teknologi internet. Hal ini dapat dilihat dengan berkurangnya budaya ber-internet di masyarakat kita namun munculnya warnet-warnet dan pengenalan internet di sekolah-sekolah diharapkan akan menyelesaikan masalah ini.<br />1.2. Perumusan Masalah<br />Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis kemukakan di atas, timbul berbagai masalah antara lain :<br />1. Bagaimana mengimplementasikan suatu sistem pendidikan dalam sebuah teknologi e-learning sistem yang dapat memenuhi berbagai aspek dalam kegiatan belajar mengajar.<br />2. Bagaimana merancang suatu e-learning sistem yang sederhana, mudah digunakan, interaktif, responsive serta mudah dikelola oleh instruktur atau pengajar.<br />1.3. Batasan Masalah<br />Untuk melakukan suatu penelitian perlu adanya pembatasan masalah agar penelitian lebih terarah dan mudah dalam pembahasan sehingga tujuan penelitian dapat tercapai. Beberapa batasan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :<br />1. Penelitian ini dibatasi pada penerapan sisitem manajemen e-learning di SMAN I Wonosari Klaten.<br />2. Menggunakan jaringan komputer lokal pada laboratorium komputer di SMU N 1 Wonosari Klaten.<br />3. Aplikasi ini hanya digunakan di SMUN 1 Wonosari Klaten.<br />1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian<br />1.4.1. Tujuan Penelitian<br />1. Membuat suatu sistem e-learning yang dapat digunakan untuk mendukung pendidikan bagi peserta didik di SMU N 1 Wonosari Klaten.<br />2. Menerapkan teknologi e-learning untuk memajukan sistem pendidikan.<br />1.4.2. Manfaat Penelitian<br />1. Menyediakan sarana pendidikan yang murah bagi masyarakat.<br />2. Mengurangi kesenjangan aliran informasi, teknologi dan pendidikan di daerah-daerah atau kota-kota kecil.<br />3. Mengurangi biaya operasional bagi institusi pendidikan dalam mengelola sistem pendidikan, serta dapat memberikan kesempatan dan kemudahan bagi peserta didik yang berkerja paruh waktu untuk dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar.<br />1.4.3. Metodologi Penelitian<br />1. Library Research (Penelitian Kepustakaan).<br />Penulis mengumpulkan bahan-bahan yang berasal dari buku-buku atau teori-teori yang dapat mendukung penulisan skripsi ini.<br />2. Field Research (Penelitian Lapangan).<br />Penelitian dilakukan dilapangan untuk memperoleh informasi serta data yang diperlukan. Adapun teknik yang ditempuh adalah :<br />a. Observasi atau pengamatan langsung ke obyek penelitian guna memperoleh data atau gambaran serta keterangan terhadap sistem yang sedang berjalan.<br />b. Interview atau wawancara yaitu penulis mengumpulkan data secara tatap muka langsung dengan Kepala Sekolah dan guru guna mendapatkan data-data dan keterangan yang diperlukan.<br />c. Analisa data dan Perancangan, yaitu pengolahan data dan analisa data yang kemudian digunakan sebagai masukan dalam perancangan program yang akan dilakukan dengan menggunakan program php dan database mysql untuk membangun web dan pembuatan database nya.<br />1.5. SISTEMATIKA PENULISAN TUGAS AKHIR<br />Sistematika penulisan diuraikan sebagai berikut :<br />BAB I : PENDAHULUAN<br />Bab ini membahas masalah umum mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penyusunan tugas penelitian.<br />BAB II : LANDASAN TEORI<br />Bab ini membahas tentang dasar teori yang berfungsi sebagai landasan dalam memahami permasalahan yang berkaitan dengan konsep perangcangan sistem manajemen e-learning, teknologi softwere atau perangkat lunak yang digunakan seperti Web Server, database MySQL dan bahasa pemprograman PHP.<br />BAB III : DESAIN DAN PERANCANGAN<br />Bab ini membahas tentang parameter desain dan aspek-aspek yang diperlukan dalam sistem e-learning serta rancangan antar muka (user interface) perangkat lunak software yang dibutuhkan dalam kegiatan belajar peserta didik.<br />BAB IV : PAMBAHASAN SISTEM<br />Bab ini membahas tentang pembahasan implementasi sistem manajemen e-learning serta analisa kinerja, alur proses, cara pengoperasian sistem dan pengelolaannya dalam proses belajar mengajar.<br />BAB V : PENUTUP<br />Merupakan kesimpulan dan saran dari implementasi sistem menejemen e-learning serta kemungkinan pengembangan lebih lanjut di kemudian hari.<br /></span>CABE RAWIThttp://www.blogger.com/profile/05004403724873961540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2812999936293841155.post-79560996946923939162011-04-13T18:41:00.000-07:002011-04-13T18:44:53.037-07:00PEMODELAN NAVIGASI DARAT GUNUNG MERAPI - MERBABU SECARA 3 DIMENSI MENGGUNAKAN BLENDER<span id="fullpost"><br />MURYONO, TRI (2010) <br /><br />ABSTRAKSI<br />Sistem pemandu atau navigasi memberikan penjelasan untuk suatu tempat<br />kepada orang yang belum pernah berkunjung atau berada di tempat tersebut.<br />Area pegunungan, khususnya di kawasan gunung Merapi-Merbabu, juga menjadi<br />tempat yang cukup membingungkan bagi pengunjung yang baru pertama kali<br />datang. Maka dari itu dibutuhkan pemandu untuk mempermudah perjalanan<br />tersebut. Dengan perkembangan teknologi, pemandu dapat dilakukan secara<br />komputerisasi dengan citra secara 3 dimensi yang dapat memberikan efek hampir<br />nyata kepada pengguna sistem. Hal ini dapat menghemat sumber daya manusia<br />tentunya.<br />Peneliti merancang sebuah aplikasi komputer sebagai sistem pemandu<br />dengan menggunakan program Blender yang berlisensi open-source sehingga<br />dapat diunduh langsung pada situsnya secara cuma-cuma. Modelling, texturing<br />dan gaming adalah proses dalam pembuatan sistem pemandu tersebut. Modelling<br />adalah proses pembuatan obyek Gunung Merapi-Merbabu beserta kondisi<br />jalurnya menjadi virtual 3 dimensi, texturing adalah proses pemberian warna<br />pada objek 3 dimensi yang dibuat dan Gaming adalah proses pembuatan sistem<br />agar dapat dijalankan secara interaktif.<br />Sistem pemandu dengan citra 3 dimensi lebih mudah dipahami daripada<br />dengan citra 2 dimensi. Bahkan kelengkapan informasi yang disampaikan melalui<br />sistem navigasi tersebut dapat memberikan pengetahuan bagi seseorang yang<br />belum pernah mengunjungi suatu tempat menjadi sama tahunya dengan orangorang<br />yang sudah pernah mengunjungi tempat tersebut.<br /><br />BAB I<br />PENDAHULUAN<br />1.1 Latar Belakang<br />Seorang remaja ketika ditanya pengalamannya berkegiatan di alam<br />terbuka, menjawab bahwa mereka memperoleh banyak manfaat. Bisa menghirup<br />udara bersih, merasakan keakraban dan rasa saling percaya, bisa mengenal serta<br />mempelajari sifat dan perilaku alam secara langsung serta yang paling penting<br />bisa lebih merasakan kebesaran Allah SWT.<br />Lingkungan belajar di alam terbuka, salah satunya pendakian gunung bisa<br />membantu seseorang untuk mendapatkan hal-hal yang positif tentang kegiatan di<br />alam bebas. Kecelakaan atau force major yang berupa tersesat di gunung biasa<br />terjadi karena kurangnya pengetahuan tentang gunung atau ketidakpahaman<br />seseorang tentang ilmu navigasi darat. Banyaknya kecelakaan semacam itu<br />menyebabkan relawan SAR (Search And Rescue) ikut membantu dalam evakuasi<br />dan membutuhkan jalur evakuasi yang lebih cepat dalam penyelamatan.<br />Mengacu pada hal tersebut, penulis berinisiatif membuat suatu aplikasi<br />pemandu untuk memperkenalkan kawasan Gunung Merapi-Merbabu dalam<br />program pendidikan pelatihan sebagai guide pendakian gunung dengan kegiatan<br />pendidikan praktis lingkungan serta pelatihan teknik hidup di alam terbuka,<br />aplikasi ini juga dibuat untuk program ekowisata meliputi perjalanan wisata alam,<br />aktifitas fotografi serta peningkatan mata pencaharian warga kampung sekitar<br />sebagai guide bagi para pendaki yang masih awam.<br />1.2 Rumusan Masalah<br />Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan di atas, maka timbul<br />berbagai permasalahan antara lain:<br />1. Bagaimana membuat dan merancang pemodelan navigasi darat Gunung<br />Merapi-Merbabu secara 3 dimensi mengunakan Blender.<br />2. Bagaimana membuat sistem navigasi 3 dimensi yang jelas agar mudah<br />dipahami oleh publik pada umumnya.<br />1.3 Batasan Masalah<br />Pembuatan sistem navigasi darat Gunung Merapi–Merbabu agar tidak<br />meluas dalam pembuatan dan pembahasannya, maka perlu ada pembatasan masalah.<br />Adapun untuk pembatasan masalah sebagai berikut:<br />1. Modelling yaitu pembuatan replika Gunung Merapi-Merbabu dengan tampilan 3 dimensi.<br />2. Texturing yaitu pemberian warna tekstur pada tiap replika yang ada.<br />3. Animation yaitu proses pembuatan sistem interaktif dalam aplikasi yang dibuat.<br />4. Mode game untuk proses penjelajahan.<br />1.4 Tujuan<br />Tujuan dari tugas akhir ini adalah membuat dan merancang pemodelan<br />navigasi darat Gunung Merapi–Merbabu secara pencitraan 3 dimensi<br />menggunakan Blender.<br />1.5 Manfaat<br />Manfaat dari pembuatan pemodelan ini adalah:<br />1. Mempermudah setiap orang untuk mengetahui semua jalur pendakian Gunung Merapi-Merbabu.<br />2. Memberikan panduan kepada masyarakat umum dan masyarakat sekitar<br />kawasan Gunung Merapi-Merbabu sebagai guide bagi para pendaki <br />yang masih awam dalam mendaki gunung.<br />1.6 Metode Penelitian<br />Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah<br />sebagai berikut :<br />1. Studi Pustaka<br />Studi pustaka dilakukan dengan cara mencari informasi tentang<br />penelitian baik berupa buku-buku, jurnal-jurnal, internet dan juga dari<br />sumber lainnya yang mendukung perancangan sistem berdasarkan landasan<br />teori yang ada.<br />2. Observasi<br />Observasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data media aplikasi<br />dan penulis turun langsung ke lokasi jalur-jalur pendakian Gunung Merapi-<br />Merbabu sebagai Kawasan Konservasi dan Ekowisata. Penulis juga<br />mengambil foto kondisi pegunungan yang meliputi:<br />a. Kontur Pegunungan.<br />b. Tata letak jalur pegunungan.<br />c. Warna tekstur Pegunungan.<br />d. Kondisi Pegunungan.<br />3. Wawancara<br />Metode pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab<br />secara langsung kepada pihak-pihak yang terkait untuk menyelesaikan data<br />yang diperlukan dan memberikan informasi yang dibutuhkan.<br />1.7 Sistematika Penulisan<br />Tugas Akhir ini nantinya disusun dengan sistematika penulisan yang<br />terdiri dari lima bab pokok bahasan sebagai berikut:<br />BAB I PENDAHULUAN<br />Bab ini berisi tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Batasan<br />Masalah, Tujuan, Manfaat, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.<br />BAB II LANDASAN TEORI<br />Bab ini membahas tentang perangkat lunak yang dipakai dalam<br />pembuatan aplikasi. Yang berisi tentang pengertian dan penjelasan<br />mengenai Blender, Phython dan Yaf(a)ray.<br />BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN IMPLEMENTASI<br />Bab ini membahas tentang proses perancangan Pemodelan<br />Navigasi Darat Gunung Merapi–Merbabu Secara 3 Dimensi<br />Menggunakan Blender beserta implementasi perancangan tersebut<br />ke dalam komputer.<br />BAB IV PENGUJIAN SISTEM<br />Bab ini menunjukkan hasil dari perancangan Pemodelan Navigasi<br />Darat Gunung Merapi–Merbabu Secara 3 Dimensi Menggunakan Blender.<br />BAB V PENUTUP<br />Berisi tentang kesimpulan dan saran dari implementasi Pemodelan<br />Navigasi Darat Gunung Merapi–Merbabu Secara 3 Dimensi<br />Menggunakan Blender.<br /></span>CABE RAWIThttp://www.blogger.com/profile/05004403724873961540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2812999936293841155.post-31963935078710839272011-04-11T23:44:00.000-07:002011-04-11T23:46:08.209-07:00KWH METER DIGITAL PRABAYAR BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA8535.<span id="fullpost"><br />KURNIAWAN, DWI (2010) <br /><br />ABSTRAKSI<br />Alat ukur energi listrik yang dikenal secara umum dengan KWH meter<br />merupakan piranti penting untuk mengetahui besaran nilai yang dikeluarkan oleh<br />pengguna. KWH meter konvensional bekerja dengan sistem pasca bayar dimana<br />petugaslah yang mencatat nilai besar tagihan baik besaran rupiah maupun<br />besaran energi listriknya. Sistem ini memungkinkan konsumen mengalami<br />tunggakan listrik, kesalahan pembacaan atau pencatatan KWH meter oleh<br />petugas serta tidak dapat mengetahui besar pemakaian konsumsi energi listrik<br />setiap waktu.<br />Penelitian ini dirancang bagaimanakah membuat dan merancang sistem<br />pengukur energi listrik sekaligus menghitung beda fase (φ) pada beban yang<br />terpasang. Faktor daya (cosφ) penting di dalam pengukuran energi listrik karena<br />nilai faktor daya akan mempengaruhi besar energi listrik. Faktor daya pada PLN<br />ditetapkan dengan nilai 0,8 padahal tidak semua beban bernilai demikian. Selain<br />itu sistem pasca bayar berupaya diganti dengan menggunakan sistem prabayar<br />dengan masukan nilai besaran rupiah. Sistem prabayar bertujuan supaya<br />pengguna dapat mengetahui besaran rupiah serta energi listrik yang ingin<br />digunakan.<br />Dari hasil perancangan didapat sistem pengukur energi listrik dengan<br />tampilan LCD. Sensor arus dan tegangan dibuat dengan memanfaatkan<br />transformator step down. Nilai beda fase didapat dengan menggunakan<br />rangkaian zero crossing detector. Sistem ini menggunakan mikrokontroler AVR<br />Atmega8535 serta IC pendukung AT89S51. Masukan prabayar yang digunakan<br />adalah keypad 4x4 untuk mengatur masukan. Prinsip kerjanya ketika nilai<br />masukan besaran rupiah telah tercapai maka buzzer akan berbunyi dan relay<br />akan memutus jala – jala listrik dengan beban yang terpasang.<br />Hasil pengamatan didapat bahwa pengukuran pada sensor arus<br />menggunakan transformator mulai tidak linier pada beban yang besar. Selain itu<br />faktor software sangat berpengaruh terhadap ketelitian hasil pengukuran alat<br />dengan HPS phase angle meter dan perhitungan manual sebagai acuannya.<br />Percobaan menunjukkan alat tersebut mampu melakukan pengukuran dengan<br />ketelitian 87%.<br /><br />BAB I<br />PENDAHULUAN<br />1.1 Latar Belakang Masalah<br />Saat ini KWH meter yang dikenal umum oleh masyarakat adalah<br />KWH meter analog. Sistem pembayaran listrik umumnya dilakukan dengan<br />menghitung energi listrik yang dipakai berdasarkan nilai yang tertera pada<br />KWH meter konvensional, dimana petugaslah yang mencatat secara periodik.<br />Ketika pengguna listrik ingin mengetahui besaran konsumsi listriknya maka<br />pengguna harus mengeceknya ke tempat biasa membayar listrik. Sistem ini<br />memungkinkan konsumen mengalami tunggakan listrik, kesalahan<br />pembacaan atau pencatatan KWH meter oleh petugas serta tidak dapat<br />mengetahui besar pemakaian konsumsi energi listrik setiap waktu. Sistem ini<br />sering disebut sistem pascabayar.<br />Sistem pengukur energi listrik sistem digital yang sudah dibuat yaitu<br />dengan menghitung putaran piringan KWH meter analog yang telah<br />dilubangi. Rentetan pulsa pendeteksi lubang tersebut kemudian digunakan<br />sebagai input mikrokontroler untuk selanjutnya dihasilkan tampilan energi<br />listrik yang terpakai dalam bentuk digital. Namun kelemahan sistem ini<br />mengharuskan alat pengukur hanya terpusat pada KWH meter analog dan<br />tidak dapat berpindah tempat selain pada piringan tersebut. Selain itu sistem<br />pembayarannya masih mengacu pada sistem pascabayar.<br />Pada tugas akhir ini dilakukan pengembangan KWH meter digital<br />yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan diatas. KWH meter digital<br />sistem prabayar ini menghitung energi listrik yang terpakai pada suatu titik<br />terbebani dengan mengambil data arus dan tegangan untuk kemudian dihitung<br />nilai energi listrik yang terpakai serta besaran rupiah yang dikeluarkan. Alat<br />ini dirancang supaya konsumen dapat menetapkan besaran rupiah yang<br />dikeluarkan berdasarkan nilai besaran energi listrik per Watt jam yang<br />terpakai. Ketika nilai terukur sudah mencapai nilai rupiah yang dimasukkan<br />maka sistem akan memperingatkan konsumen dengan membunyikan alarm<br />atau buzzer serta memutus beban yang tersambung ke KWH meter.<br />Dengan sistem prabayar diharapkan dapat mengontrol jumlah<br />pemakaian energi listrik serta pengendalian penggunaan listrik dapat lebih<br />baik, karena pembayaran yang dilakukan diawal dapat digunakan untuk<br />membatasi konsumsi. Manfaat lain dari sistem ini yaitu perbaikan sistem<br />pengukuran dan memudahkan konsumen memantau keluaran daya karena<br />perangkat elektronik yang digunakan adalah elektronis digital dengan<br />tampilan digital.<br />1.2 Rumusan Masalah<br />Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas maka rumusan<br />masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:<br />a. Bagaimana mengambil data arus dan tegangan untuk menghitung daya<br />listrik yang terhubung pada beban.<br />b. Bagaimana merancang KWH meter digital sistem prabayar dengan<br />memanfaatkan mikrokontroler.<br />c. Bagaimana menghitung dan menampilkan nilai pemakaian energi listrik<br />dan besarannya dalam rupiah.<br />1.3 Tujuan Penelitian<br />Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini yaitu:<br />a. Mengetahui cara mengambil data arus dan tegangan untuk menghitung<br />daya listrik yang terhubung pada beban.<br />b. Merancang dan membuat KWH meter digital dengan sistem prabayar.<br />c. Menghitung dan menampilkan nilai pemakaian energi listrik dan<br />besarannya dalam rupiah sehingga para pengguna dapat dengan mudah<br />mengetahui besar biaya penggunaan listrik mereka.<br />1.4 Batasan Masalah<br />Untuk mencapai sasaran dan tujuan yang diinginkan dalam penelitian<br />ini, maka permasalahan yang akan dibatasi sebagai berikut:<br />a. Pengambilan sampel arus dan tegangan menggunakan metode trafo arus.<br />b. Memanfaatkan mikrokontroler Atmega 8535 sebagai pengontrol utama.<br />c. Menggunakan keypad sebagai instruksi untuk memasukkan nilai batas<br />energi listrik yang diinginkan.<br />d. Batas nilai beban yang terukur tidak lebih dari 2 Ampere.<br />e. Tarif yang digunakan menggunakan Golongan Tarif R1 / TR yaitu<br />golongan tarif listrik PLN (Perusahaan Listrik Negara) untuk keperluan<br />Rumah Tangga kecil dengan nilai tarif mengacu pada Tarif Dasar Listrik<br />(TDL) PLN 2004.<br />1.5 Manfaat Penelitian<br />a. Mempermudah pemantauan tagihan pemakaian energi listrik dengan<br />penampil KWH meter secara digital.<br />b. Menentukan energi listrik yang terpakai pada beban yang ingin diukur.<br />c. Membantu konsumen menentukan nilai pemakaian energi listrik yang<br />harus di bayar sesuai dengan kebutuhan.<br />d. Mampu membatasi pemakaian energi listrik sesuai dengan batas nilai daya<br />yang terpasang dari PLN sehingga terhindar dari bahaya hubungan arus pendek.<br /></span>CABE RAWIThttp://www.blogger.com/profile/05004403724873961540noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-2812999936293841155.post-3992747830362207462011-04-11T23:05:00.000-07:002011-04-11T23:16:54.584-07:00MEMBANGUN ROUTER DAN PROXY DENGAN SYSTEM OPERASI LINUX UBUNTU SERTA BILLING SYSTEMNYA PADA WARUNG INTERNET (WARNET)<span id="fullpost"><br />IMANANDA, PRIYANDIKA YUS (2010) .<br /><br />ABSTRAKSI<br />Membangun bisnis warung internet (warnet) bagi sebagian orang terlihat<br />menggiurkan akan tetapi terlihat mahal dalam investasinya, apalagi dengan<br />adanya aturan HAKI yang mewajibkan setiap software yang ada pada perangkat<br />komputer berlisensi Legal / Asli.<br />Sejak investasi awal pembangunan warnet sudah terbebani biaya pembelian<br />software original yang hampir sama dengan harga hadware baru, tergantung<br />software apa saja yang akan kita install pada Personal Computer (PC). Namun<br />jika sedikit kreatif bisa menghemat dalam pengeluaran untuk masalah software<br />ini,. Baik Operating System dan Billing Systemnya.<br />Linux dipilih karena system ini mendukung untuk pembuatan server atau<br />dijadikan sebuah desktop user. Router berfungsi memecah atau memperluas<br />jaringan dan mem-forward paket data sepanjang jaringan menggunakan header<br />dan table forwarding sehingga bias menentukan rute terbaik untuk transportasi<br />data.<br />SQUID digunakan untuk keamanan jaringan. Squid ini berfungsi untuk<br />menyaring situs porno dan menghemat penggunaan bandwidth. Alur kerja dari<br />squid adalah ketika computer client hendak mengakses internet maka tidak<br />langsung terhubung ke internet melainkan terkoneksi ke proxy. Proxy kemudian<br />mem-forward reques data dan mengembalikan data tersebut ke client.<br /><br />BAB I<br />PENDAHULUAN<br />1.1 Latar Belakang<br />Membangun bisnis warung internet (warnet) bagi sebagian orang<br />terlihat menggiurkan akan tetapi terlihat mahal dalam investasinya, apalagi<br />dengan adanya aturan HAKI yang mewajibkan setiap software yang ada<br />pada perangkat komputer berlisensi Legal / Asli.<br />Sejak investasi awal pembangunan warnet sudah terbebani biaya<br />pembelian software original yang hampir sama dengan harga hadware<br />baru, tergantung software apa saja yang akan kita install pada Personal<br />Computer (PC). Namun jika sedikit kreatif bisa menghemat dalam<br />pengeluaran untuk masalah software ini.<br />Pilihan hemat tersebut adalah menggunakan software dan<br />Operating System OpenSource (System Operasi terbuka) seperti Linux<br />pada warnet. Namun pilihan kepada Linux ini juga tidak mudah, karena<br />memang membutuhkan kemampuan dan kemauan serta kesabaran dalam<br />mengimplementasikannya, karena masyarakat kita yang selama ini sudah<br />sangat bergantung dengan satu system operasi yaitu ms windows. Namun<br />Distro (Paket Distribusi) Linux sekarang ini sudah sangat familiar dalam<br />pengoperasionalannya, sehingga hanya membutuhkan sedikit penyesuaian<br />dan pembiasaan dalam menggunakannya.<br />Berdasarkan latar belakang adanya permasalahan dalam<br />membangun warung internet berbasis open source, maka penulis tertarik<br />untuk menyusun Tugas Akhir dengan judul ” MEMBANGUN ROUTER<br />DAN PROXY DENGAN OPERATING SYSTEM BERBASIS LINUX<br />UBUNTU SERTA BILLING SISTEMNYA PADA WARUNG<br />INTERNET ( WARNET )”<br />1.2 Rumusan Masalah<br />Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka<br />rumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini, sebagai berikut :<br />1. Bagaimana membangun sebuah warung internet berbasis open<br />source memanfaatkan Distro Linux.<br />2. Bagaimana merancang model jaringan untuk sebuah warung<br />internet.<br />3. Bagaimana merancang billing system megunakan bahasa<br />pemrograman basic GAMBAS.<br />1.3 Batasan Masalah<br />Perancangan Tugas Akhir ini dapat mencapai sasaran dan tujuan<br />sesuai dengan yang di harapkan, maka permasalahan akan dibatasi sebagai<br />berikut :<br />1. Perancangan sistem server menggunakan Linux Ubuntu 7.04 feisty<br />fawn sebagai router dan proxy.<br />2. perancangan Billing system, meliputi pembangunan aplikasi billing<br />server dan client menggunakan pemrograman GAMBAS.<br />3. Bahan dan materi diambil dari buku-buku dan searching internet.<br />1.4 Tujuan Penelitian<br />Berdasarkan rumusan masalah yang dikaji, maka penelitian<br />bertujuan untuk :<br />1. Merancang sebuah warung internet berbasis open source dari segi<br />software yang digunakan, sehingga tidak tergantung kepada<br />software berbayar.<br />2. Membuat aplikasi billing system dengan menggunakan jaringan<br />komputer (clint-server) sederhana.<br />1.5 Manfaat Penelitian<br />Manfaat yang dapat diambil dari Tugas Akhir ini adalah :<br />1. Mengenalkan sistem operasi linux sebagai pengganti software<br />berbayar yang terbukti handal untuk aplikasi server maupun<br />desktop biasa.<br />2. Mengenalkan salah satu bahasa pemrograman di linux berbasis<br />basic yaitu “GAMBAS”.<br />1.6 Sistematika Penulisan<br />Tugas Akhir ini nantinya disusun dengan sistematika penulisan<br />sebagai berikut :<br />BAB I PENDAHULUAN<br />Bab I akan menguraikan mengenai latar belakang masalah,<br />rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian,<br />manfaat penelitian dan sistematika penulisan.<br />BAB II TINJAUAN PUSTAKA<br />Bab II akan membahas mengenai dasar-dasar teori yang<br />digunakan dalam penelitian ini antara lain mengenai router,<br />proxy, PhpMyAdmin, GAMBAS dan konsep dasar jaringan .<br />BAB III PERANCANGAN PROGRAM<br />Bab III akan membahas langkah proses penginstalan serta<br />pembuatan router, proxy, beserta instalasi Iptables, SQUID,<br />Instalasi GAMBAS, dan membuat aplikasi billing system<br />dengan GAMBAS<br />BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA<br />Bab IV akan menunjukkan hasil pengujian dari perancangan<br />router, proxy dan Billing system disertai dengan analisa dari<br />sistem yang telah dibuat.<br />BAB V PENUTUP<br />Bab V akan menguraikan kesimpulan Tugas Akhir dan saransaran<br />sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan<br />penelitian selanjutnya.<br /></span>CABE RAWIThttp://www.blogger.com/profile/05004403724873961540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2812999936293841155.post-81392081601476644622011-04-11T20:59:00.000-07:002011-04-11T21:06:49.002-07:00MONITORING TEMPERATUR DAN KECEPATAN PUTAR MOTOR DC BERBASIS MIKROKONTROLER AT Mega 8535<span id="fullpost"><br />HARIYADI, TRI WINAHYU (2010) <br /><br />ABTRAKSI<br />Motor listrik sebagai penggerak generator telah diaplikasikan pada praktikum<br />mesin-mesin listrik Teknik Elektro UMS (Universitas Muhammadiyah Surakarta).<br />Pengamatan kecepatan putar motor secara realtime akan sangat diperlukan untuk<br />mengamati perubahan kecepatan putar motor. Monitoring temperatur juga sangat<br />penting untuk mengetahui kondisi moto r saat dioperasikan.<br />Perancangan tugas akhir ini ditujukan untuk mendesain dan mengimplementasikan<br />sebuah sistem monitoring untuk mengamati dan mencatat banyaknya rpm (rotation<br />per minute) sekaligus temperatur dari motor DC (Direct Current) yang<br />dipergunakan. Sistem monitoring dibuat dengan tampilan LCD (Liquid Crystal<br />Display) sekaligus tampilan di komputer yang terhubung dengan database.<br />Pembuatan tugas akhir ini dilakukan dalam 2 bagian yaitu perancangan hardware<br />dan perancangan software serta dilakukan di laboratorium mesin-mesin listrik<br />Teknik Elektro UMS. Hardware sistem montoring terdiri atas mikrokontroler<br />ATMega8535, tranduser termal, LCD dan sensor optocoupler. Software yang<br />dipergunakan adalah CodeVisionAVR dan Borland Delphi 7.<br />Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem monitoring temperatur dan kecepatan<br />putar motor DC dapat bekerja dengan baik. Galat dari monitoring kecepatan putar<br />berkisar antara 0.058789% hingga 2.078726% sedangkan monitoring suhu memiliki<br />galat berkisar antara 0.81% hingga 7.33%.<br /><br />BAB I<br />PENDAHULUAN<br />1.1. Latar Belakang<br />Kebutuhan lulusan kerja yang handal dan mengetahui banyak tentang peralatan<br />di industri yang terus meningkat setiap tahunnya menjadi salah satu alasan<br />diajarkannya mata kuliah praktikum mesin-mesin listrik pada jurusan elektronika<br />khususnya konsentrasi ketenagaan.<br />Praktikum ini menjadi acuan dan landasan penting bagi alumnus sistem<br />ketenagaan agar mampu mengaplikasikan mesin listrik dalam lingkup yang riil.<br />Mesin listrik yang digunakan di lab oratorium elektronika salah satunya adalah motor<br />DC (Direct Current). Motor DC ini digunakan sebagai penggerak generator listrik<br />untuk menghasilkan sejumlah daya listrik yang diinginkan sesuai dengan<br />kemampuan putar dari motor DC tersebut.<br />Praktikan selama melaksanakan praktikum ternyata mengalami kendala dalam<br />menghitung kecepatan putar motor DC tersebut, karena alat ukur yang digunakan<br />(tachometer) harus terpasang secara manual dan dilepas saat motor DC dihubungkan<br />dengan generator listrik, jadi dalam pemakaiannya, praktikan menghitung dulu<br />kecepatan putar motor DC di luar sistem, mencatat nilai putarannya atau rpm<br />(rotation per minute) baru kemudian memasangkan motor DC pada generator.<br />Keluaran daya istrik yang berhasil dihitung menjadi acuan dalam menghitung<br />hubungan antara jumlah putaran motor dengan kemampuan daya listrik yang dapat<br />dihasilkan generator tersebut.<br />Hal ini tentu saja mempunyai banyak kelemahan, diantaranya :<br />1. Kecepatan putar motor bukan kecepatan aktual, karena kecepatan motor<br />dengan beban dan tanpa beban jelas sangat jauh berbeda.<br />2. Metode seperti tersebut diatas akan mengakibatkan perhitungan pengukuran<br />yang tidak tepat.<br />3. Pencatatan dan pengamatan secara manual akan menyulitkan praktikan<br />karena kemungkinan human error sangat tinggi.<br />4. Tidak ada recording database, agar pencataatan data dapat digunakan<br />sewaktu-waktu.<br />Pemakaian motor DC pada perkembangannya, ternyata mem butuhkan juga<br />pengamatan dari temperatur motor DC tersebut. Hal ini berguna untuk mengetahui<br />kondisi motor DC tersebut, masih dalam keadaan normal atau sudah over heating,<br />karena pengamatan kondisi motor DC selain dari kemampuan putar motor juga dari<br />kondisi temperaturnya.<br />Persoalan-persoalan yang diajukan pengampu praktikum mesin -mesin listrik<br />diatas itulah menjadi alasan akhirnya penulis mencoba merancang dan membuat<br />monitoring temperatur dan kecepatan putar motor DC agar nantinya alat yang dibuat<br />penulis dapat dipakai dan diimplementasikan di lab oratorium elektronika, khususnya<br />laboratorium mesin-mesin listrik sehingga dapat membantu para praktikan dalam<br />melakukan praktikum.<br />Monitoring kecepatan dan suhu motor DC akan lebih mudah dan akurat<br />apabila sudah ada suatu tampilan pengguna yang user-friendly, selain itu juga<br />diperlukan suatu sistem basis data untuk mengamati perubahan kecepatan dan suhu<br />yang dapat diakses sewaktu-waktu untuk memudahkan tugas praktikan serta<br />mengurangi tingkat kesalahan pembacaan maupun pencatatan.<br />1.2. Perumusan Masalah<br />Berdasarkan pada latar belakang diatas maka perumusan masalah untuk<br />penelitian ini adalah sebagai berikut :<br />1. Bagaimanakah merancang sistem monitoring suhu dan kecepatan putar<br />motor DC.<br />2. Bagaimanakah merancang sistem pengamatan serta basis data dari<br />kecepatan putar dan perubahan suhu motor DC yang user-friendly.<br />1.3. Pembatasan Masalah<br />Penelitian ini akan dibatasi pada hal-hal berikut :<br />1. Perancangan sistem monitoring suhu dan kecepatan putar motor DC akan<br />menggunakan mikrokontroler ATMega 8535.<br />2. Motor DC yang dipakai adalah motor DC Shunt Wound Series.<br />3. Programming pada mikrokontroler akan memakai bahasa C.<br />4. Monitoring suhu kecepatan putar motor DC ditampilkan di LCD dan<br />komputer.<br />5. Pemrograman antar muka menggunakan program Delphi 7.<br />6. Perancangan database akan menggunakan Microsoft Acces 2003.<br />1.4. Tujuan Penelitian dan Manfaat<br />1.4.1.Tujuan Penelitian<br />Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :<br />1. Merancang sistem monitoring suhu dan kecepatan putar motor DC.<br />2. Merancang sistem pengamatan serta basis data dari kecepatan putar<br />dan monitoring suhu motor DC yang user-friendly.<br />1.4.2. Manfaat Penelitian<br />Manfaat yang diharapkan pada penulisan tugas akhir ini antar a lain adalah :<br />1. Menambah pengetahuan pada bidang elektro nika, khususnya konsentrasi<br />sistem elektronika.<br />2. Menambah khazanah informasi dalam disiplin ilmu teknik elektro nika,<br />khususnya mengenai sistem mikrokontroler AVR.<br />3. Penelitian ini dapat menambah pengeta huan tentang sistem basis data<br />dengan menggunakan antar muka program Delphi 7.<br /></span>CABE RAWIThttp://www.blogger.com/profile/05004403724873961540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2812999936293841155.post-3489445784838878422011-04-11T20:39:00.000-07:002011-04-11T20:48:03.065-07:00SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN DATA DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN WONOGIRI MENGGUNAKAN PHP DAN MySQL<span id="fullpost"><br />DERMAWAN, NURSAHID (2010) <br />ABSTRAKSI<br /><br />Perkembangan internet dan teknologi komunikasi sangat luar biasa dan jauh berbeda dengan masa awal kehadirannya. Web merupakan salah satu sumber daya internet yang berkembang pesat. Web telah membentang ke seluruh penjuru dunia, tidak hanya terbatas pada lembaga-lembaga penelitian yang ingin mempublikasikan hasil riset, digunakan oleh perusahaan bisnis untuk mendukung kelancaran usaha, web juga banyak digunakan untuk mengetahui atau bersilaturahmi antara konsumen atau pengguna internet serta sebagai media informasi yang sangat efisien.<br />Keberadaan internet saat ini sangat dibutuhkan untuk menunjang luasnya tingkat kebutuhan dan pengetahuan seseorang. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin banyak informasi yang ingin diketahui dan dipublikasikan kepada masyarakat. Sebuah informasi dapat dikatakan berguna apabila ditopang oleh tiga hal sebagai berikut yaitu tepat pada kebutuhannya atau relevan, tepat pada waktunya atau timelines, dan tepat nilainya atau accurate.<br />Perancangan profil Dinas Kehutanan dan Perkebunan ini nantinya akan memudahkan dalam informasi dari suatu bidang kehutanan dan perkebunan yaitu tentang harga dan hasil-hasil sumber daya kehutanan dan perkebunan seperti jati, mahoni, mangga, rambutan, serta tumbuhan keras lain sejenisnya menggunakan PHP dan MySQL. Selain itu, rancangan sistem informasi ini dapat memberikan manfaat kepada Dinas Kehutanan dan Perkebunani Kabupaten Wonogiri.<br />Pengembangan sistem informasi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Wonogiri diharapkan mendapatkan suatu sistem informasi berbasis Web dinamis, penyebaran informasi serta kegiatan sosial yang dilakukan secara manual atau langsung di lapangan dapat ditampilkan secara elektronis dan fleksibel.<br /><br />BAB 1<br />PENDAHULUAN<br />1.1.<br />LATAR BELAKANG<br />Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak terlepas dari perkembangan kebutuhan manusia. Berbagai kebutuhan mendorong daya pikir manusia untuk mengembangkan teknologi sehingga dapat memberi kemudahan-kemudahan dalam setiap bidang kehidupan, salah satu bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang berkembang dengan pesat adalah sistem teknologi informasi. Salah satu teknologi informasi yang berkembang sangat pesat adalah media internet yang dapat diakses dari mana saja, sehingga pemasukan data dapat dilakukan dari mana saja dan dapat dikontrol dari satu tempat sebagai sentral.<br />Perkembangan internet dan teknologi komunikasi sangat luar biasa dan jauh berbeda dengan masa awal kehadirannya. Web merupakan salah satu sumber daya internet yang berkembang pesat. Web telah membentang ke seluruh penjuru dunia. Tidak hanya terbatas pada lembaga-lembaga penelitian yang ingin mempublikasikan hasil riset, digunakan oleh perusahaan bisnis untuk mendukung kelancaran usaha, Web juga banyak digunakan untuk mengetahui atau bersilaturahmi antara konsumen atau pengguna internet serta sebagai media informasi yang sangat efisien.<br />Keberadaan internet saat ini sangat dibutuhkan untuk menunjang luasnya tingkat kebutuhan dan pengetahuan seseorang. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin banyak informasi yang ingin diketahui dan dipublikasikan kepada masyarakat.<br />Seiring dengan perkembangan internet yang semakin pesat dan dengan melihat permasalahan tersebut, maka penulis berinisiatif membuat rancangan program dan database khususnya profil pada bidang kehutanan dan perkebunan. Hasil rancangan ini nantinya akan memudahkan dalam informasi dari suatu bidang kehutanan dan perkebunan yaitu tentang harga dan hasil-hasil sumber daya kehutanan dan perkebunan seperti jati, mahoni, mangga, rambutan, serta tumbuhan keras lain sejenisnya. Selain itu, rancangan yang akan penulis buat ini dapat memberikan manfaat kepada dinas perkebunan itu sendiri, khususnya bidang kehutanan dan perkebunan di Kabupaten Wonogiri.<br />Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Wonogiri dahulu merupakan satu instansi dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura. Seiring perkembangan jaman, tepatnya pada bulan Januari 2009 pemerintah Kabupaten Wonogiri memandang perlu membagi dua instansi tersebut sesuai dengan bidangnya masing-masing agar tidak terjadi tumpang tindih kepentingan. Tergolong dalam instansi yang terbilang sangat muda, khususnya Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Wonogiri, penulis mempunyai gagasan membuat suatu sistem informasi berbasis Web dinamis, penyebaran informasi serta kegiatan sosial yang dilakukan secara manual atau langsung di lapangan dapat ditampilkan secara elektronis dan fleksibel.<br />Kabupaten Wonogiri merupakan daerah perbukitan yang mempunyai Dinas Kehutanan dan Perkebunan yang mengelola jenis tanaman yang cukup banyak dan sumber daya manusia yang memadai. Letaknya strategis, yaitu dengan terdapatnya Waduk Gajah Mungkur dan merupakan hulu dari sungai Bengawan Solo terasa sangat penting apabila bidang kehutanan dan perkebunan berperan sejak dini. Melihat masalah ini, sudah semestinya masyarakat meningkatkan kesadaran menanam pohon agar menjaga debit air di Wonogiri.<br />Informasi pendukung kelancaran kesadaran menanam pohon secara tidak langsung akan dibahas dalam profil yang akan dibuat penulis, fasilitas ini lebih praktis dan lebih ekonomis. Pemanfaatan layanan informasi dapat dibuat sebuah basis data yang bisa memberikan layanan informasi kepada seseorang atau sekelompok masyarakat yang membutuhkannya.<br />1.2.<br />Perumusan Masalah<br />Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan di atas, maka timbul berbagai permasalahan antara lain bagaimana mengembangkan sebuah sistem informasi pengelolaan data kehutanan dan perkebunan berbasis Web menggunakan PHP dan MySQL yang handal, efektif dan efisien serta dapat digunakan untuk sebagai media informasi secara elektronis dengan memanfaatkan sistem yang akan dirancang meliputi :<br />1.Bagaimana merancang program dan database Sistem Informasi Pengelolaan Data Dinas Kehutanan dan Perkebunan berbasis Web menggunakan PHP dan MySQL sebagai sarana informasi alternatif yang efektif.<br />2.Bagaimana membuat informasi perkebunan yang detail dan sejelas mungkin untuk menanggapi minimnya pengetahuan kehutanan dan perkebunan serta memudahkan masyarakat terutama kaum petani untuk mengetahui informasi terkini sumber daya kehutanan dan perkebunan Kabupaten Wonogiri yang tersedia, beserta statistik peningkatan produksi tanaman.<br />3.Bagaimana membuat Web agar pegawai lebih mudah mengoperasikan dan memahami mulai dari halaman admin, sampai entri data sehingga output lebih valid.<br />1.3. Tujuan Perancangan<br />Profil kehutanan dan perkebunan ini dirancang dan dibuat dengan tujuan sebagai berikut :<br />1.Mengembangkan sebuah profil kehutanan dan perkebunan Kabupaten Wonogiri yang efisien dan efektif.<br />2.Membantu mempermudah masyarakat untuk mengetahui sumber daya kehutanan dan perkebunan serta sebagai media informasi dan promosi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Wonogiri.<br />3.Memudahkan dan meningkatkaan mutu pengelolaan data Dinas Kehutanan dan Perkebunan secara online.<br />1.4. Batasan Masalah<br />Penelitian bisa maksimal dan terfokus, bila penulis membatasi penelitian pada pembuatan program aplikasi profil kehutanan dan perkebunan berbasis Web menggunakan PHP dan MySQL. Batasan masalah dibatasi dalam hal-hal berikut :<br />1.Pembuatan profil kehutanan dan perkebunan berbasis Web yang berisi informasi pegawai, database jenis tanaman, struktur organisasi, dokumen, video peliputan, harga tanaman dan peningkatan grafik produksi per tahun, serta informasi umum data-data yang berhubungan tentang Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Wonogiri.<br />2.Data yang dijadikan sempel merupakan data yang diambil dari buku manual statistik Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Wonogiri.<br />3.Menyajikan informasi terkini berupa berita serta membuat album foto kegiatan.<br />4.Pembuatan dan pengambilan data sesuai fakta di lapangan serta merupakan hasil dengar pendapat (public hearing) pada bagian administrasi.<br />5.Pembuatan Profil Web Dinas Kehutanan dan Perkebunan hanya sebatas Kabupaten Wonogiri.<br />1.5. Manfaat Perancangan<br />Manfaat dari perancangan program dan database ini adalah sebagai berikut:<br />1.Mendapatkan sebuah sistem informasi secara elektronis yang dapat diakses oleh masyarakat.<br />2.Meningkatkan efisiensi dan efektifitas untuk mengetahui perkembangan produktifitas per tahun serta program sosial yang dijalankan Dinas Kehutanan dan Perkebunan.<br />3.Menjadikan pegawai lebih aktif dan kreatif mengelola sistem informasi layanan masyarakat terhadap teknologi internet.<br />4.Didapatkan informasi yang secara tidak langsung juga dapat mempromosikan potensi kehutanan dan perkebunan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Wonogiri.<br />5.Menjadikan masyarakat terutama kaum petani lebih tanggap akan teknologi.<br /><br /></span>CABE RAWIThttp://www.blogger.com/profile/05004403724873961540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2812999936293841155.post-55771224938531660842011-04-11T20:33:00.000-07:002011-04-11T20:38:10.925-07:00PERHITUNGAN ARUS INDUKSI ELEKTROSTATIS DI BAWAH SALURAN UDARA TEGANGAN EKSTRA TINGGI 500 KV DI JALUR PEDAN-UNGARAN<span id="fullpost"><br />BUDI, WAHYU SETYA (2010)<br /><br />ABSTRAKSI <br />Jaringan SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) merupakan suatu media yang digunakan untuk menyalurkan energi tenaga listrik dari pusat pembangkitan. Agar dalam penyaluran energi tenaga listrik dapat berjalan dengan lancar tanpa ada gangguan, dalam hal ini PLN UPT Surakarta yang bertugas mengawasi dan melakukan pemeliharaan jaringan transmisi di wilayah Surakarta. Berbagai konfigurasi saluran udara yang perlu diperhatikan akibat medan listrik terhadap manusia adalah saluran udara tegangan tinggi (SUTT) dan saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET). Akibat SUTT dan SUTET yang melintasi pemukiman penduduk, maka persepsi masyarakat terhadap saluran udara tegangan ekstra tinggi cenderung negatif. Berbagai macam kekhawatiran muncul akan dampak SUTET terhadap keselamatan bagi penduduk yang tinggal di sekitarnya. Sampai sekarang masyarakat masih khawatir tinggal di bawah SUTET 500 KV. Perhitungan arus induksi elektrostatis di bawah saluran udara tegangan ekstra tinggi 500 KV di jalur Pedan-Ungaran diawali dengan pencarian data di PLN UPT Surakarta. Data-data yang digunakan didapat dari hasil wawancara (interview), informasi dari bagian pemeliharaan, survei ke lapangan, dan laporan hasil pengukuran medan listrik dan medan magnet pada SUTET tahun 2008. Metode yang dilakukan untuk menghitung arus elektrostatis adalah dengan cara menggunakan Program MATLAB 6.5 dan perhitungan secara manual. Perhitungan arus induksi elektrostatis akan dilakukan pada obyek berupa mobil dan manusia. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, untuk kuat medan listrik sebesar yaitu 3,15 KV/m dengan jarak minimal andongan ke tanah yaitu 15 meter sesuai ketentuan dari PLN. Hasil perhitungan yang telah dilakukan, untuk arus elektrostatis yang terjadi pada SUTET 500 KV jalur Pedan-Ungran dapat diketahui bawah nilai arus induksi elektrostatis tertinggi terjadi di antara tower T22-T23 yaitu 0,173 mA pada obyek mobil dan 0,177 mA pada obyek manusia. Dengan kuat medan listrik sebesar yaitu 1,95 KV/m, tinggi andongan 26,50 meter. Hal ini menunjukkan bahwa arus induksi elektrostatis yang terjadi di bawah SUTET 500 KV jalur Pedan-Ungaran masih dalam tingkat aman bagi manusia.<br /><br />BAB I PENDAHULUAN <br />1.1. Latar Belakang Pemakaian tenaga listrik di Indonesia terus menunjukkan peningkatan sejalan dengan pembangunan yang sedang berkembang. Arismunandar, A., dan Kuwahara, s. (1979) menyatakan tenaga listrik diklasifikasikan menjadi empat level tegangan yaitu :<br />a. Tegangan rendah (110 V – 220/380 V)<br />b. Tegangan menengah (6 KV – 22 KV)<br />c. Tegangan tinggi (66 KV – 150 KV)<br />d. Tegangan extra tinggi (500 KV)<br />Penyaluran tenaga listrik hampir menyeluruh ke pedesaan maupun perkotaan, melalui jaringan-jaringan transmisi yang menggunakan saluran udara. Berbagai konfigurasi saluran udara yang perlu diperhatikan akibat medan listriknya terhadap manusia adalah Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Extra Tinggi (SUTET). Akibat SUTT dan SUTET yang melintasi pemukiman penduduk, maka persepsi masyarakat terhadap Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi cenderung negatif. Berbagai macam kekhawatiran muncul terkait dampak SUTET terhadap kesehatan bagi penduduk yang tinggal di sekitarnya.<br />Sampai sekarang masyarakat masih khawatir tinggal di bawah Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 KV. Ketakutan ini tampaknya berawal dari pernyataan ahli Epidemiologi bahwa SUTET dapat mengakibatkan<br />medan listrik dan medan magnet yang berpengaruh buruk terhadap kesehatan manusia. Masyarakat bahkan ada yang mengeluh pusing-pusing walaupun belum dapat dibuktikan penyebabnya. Kehadiran medan listrik dan medan magnet di sekitar kehidupan manusia tidak dapat dirasakan oleh indra manusia, kecuali jika intensitasnya cukup besar dan terasa hanya bagi orang yang hipersensitif saja. Medan listrik dan medan magnet termasuk kelompok radiasi non-pengion. Radiasi ini relatif tidak berbahaya, berbeda sama sekali dengan radiasi jenis pengion seperti radiasi nuklir atau radiasi sinar roentgen.<br />Medan listrik dan medan magnet sudah ada sejak bumi kita ini terbentuk.Awan yang mengandung potensial air, terdapat medan listrik yang besarnya antara 3.000 s/d 30.000 V/m. Demikian juga bumi secara alamiah bermedan listrik 100 s/d 500 V/m dan medan magnet 0,004 s/d 0,007 mT (Tribuana, N. 2000). Di dalam rumah, di tempat kerja, di kantor atau di bengkel terdapat medan listrik dan medan magnet buatan. Medan listrik dan medan magnet ini biasanya berasal dari instalasi dan peralatan listrik, antara lain : sistem instalasi dalam rumah, lemari pendingin, AC, kipas angin, pompa air, televisi, mesin photocopy, komputer dan printer, mesin las, kompresor, saluran udara tegangan rendah/menengah (SUTR/M) yang berdekatan dan sebagainya. Pada sistem instalasi yang bertegangan dan berarus selalu timbul medan listrik, tetapi medan listrik ini sudah melemah karena jaraknya cukup jauh dari sumber.<br />Di bawah SUTR dan SUTM kuat medan magnet bervariasi antara 0,1 s/d 3,5 mikrotesla. Di dalam bangunan rumah, kantor, bengkel atau pabrik, medan magnet karena saluran udara ini jauh lebih lemah lagi. Diusahakan dalam<br />pemilihan jalur SUTET tidak melintas daerah pemukiman, hutan lindung maupun cagar alam. Di beberapa daerah pemukiman yang padat mungkin tidak bisa dihindari jalur SUTET untuk melintas, tetapi baik medan listrik maupun medan magnet tidak boleh di atas ambang batas yang diperbolehkan. Menurut Standart Internasional khususnya WHO (World Health Organization) telah memberikan batas atas medan listrik dan medan magnet yang terpapar secara langsung dan dalam waktu yang cukup lama. Besarnya 5 KV/m untuk medan listrik dan 0,3 mT untuk medan magnetnya.Besar dan arah medan listrik maupun medan magnet mudah berubah bila di sekitarnya terdapat bangunan, tumbuhan dan hewan. Perubahan ini cenderung menjadi lebih kecil untuk daerah yang banyak bangunan, tumbuhan dan sebagainya di sekitar / di bawah saluran transmisi dibandingkan daerah yang kosong.<br />1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka didapatkanlah suatu perumusan masalah yang melandasi perhitungan arus induksi elektrostatis di bawah saluran udara tegangan ekstra tinggi 500 KV ini, yaitu seberapa besarkah :<br />1. Medan listrik yang terjadi di bawah saluran udara tegangan ekstra tinggi 500 KV di jalur Pedan- Ungaran.<br />2. Arus induksi elektrostatis yang terjadi pada obyek di bawah saluran udara tegangan ekstra tinggi 500 KV di jalur Pedan-Ungaran.<br />1.3. Tujuan Penelitian Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah :<br />1. Mengetahui besar medan listrik di bawah saluran udara tegangan ekstra tinggi 500 KV di jalur Pedan-Ungaran.<br />2. Mengetahui besar arus dan tegangan induksi yang terjadi di bawah saluran udara tegangan ekstra tinggi 500 KV di jalur Pedan-Ungaran.<br />1.4. Batasan Masalah Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah :<br />1. Saluran transmisi yang digunakan adalah saluran transmisi udara rangkaian tunggal dengan konfigurasi horisontal.<br />2. Program untuk mempermudah dalam melakukan perhitungan yang digunakan adalah MATLAB 6.5<br />3. Pengambilan data dilakukan di PT.PLN (PERSERO) UPT (Unit Pelayanan Transmisi) Surakarta.<br />4. Sistem yang dianalisis dalam keadaan operasi normal dan diasumsikan beban dalam keadaan seimbang.<br />5. Tegangan dan arus pada setiap titik pada saluran dianggap sama.<br />6. Konduktor yang digunakan adalah konduktor jenis ACSR DOVE.<br />7. Tanah dianggap sebagai permukaan yang datar, bertegangan nol dan dianggap sebagai penghantar yang sempurna.<br />8. Tinggi menara dan jarak antar menara dianggap sama.<br />9. Pengaruh menara dan korona diabaikan.<br />10. Semua konduktor sejajar dan konduktor tersebut sejajar dengan tanah.<br />11. Harga kapasitans obyek yang dihitung adalah kapasitans yang didominasi<br />oleh dimensi luasan obyek yang berada di bawah saluran udara .<br />12. Arus listrik yang dihitung adalah induksi arus listrik yang mengalir pada<br />obyek yang berada di bawah saluran udara.<br />13. Permitivitas ruang hampa ε o = 8,854X10 15 ≈36 1<br />X10 9 F/m<br />1.5. Manfaat Penelitian<br />Dari penelitian tugas akhir dengan tema “Perhitungan Arus Induksi<br />Elektrostatis Di Bawah Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi 500 KV Di Jalur<br />Pedan-Ungaran ” maka diperoleh manfaat yang diharapkan akan sangat berguna<br />yaitu :<br />1. Memberikan pemikiran baru dalam memperluas dan menambah ilmu<br />pengetahuan di bidang elektro khususnya pada konsentrasi sistem tenaga<br />listrik.<br />2. Menambah khasanah kepustakaan tentang perhitungan arus induksi<br />elektrostatis di bawah saluran udara tegangan ekstra tinggi 500 KV dan<br />dapat dijadikan mahasiswa sebagai referensi untuk penelitian serupa<br />guna pengembangan dan penyempurnaan penelitian ini.<br />3. Penelitian ini diharapkan dapat menjawab persepsi buruk selama ini oleh<br />masyarakat, khususnya yang tinggal di bawah saluran udara tegangan<br />ekstra tinggi.<br />1.6. SISTEMATIKA PENULISAN Penulisan Tugas Akhir ini menggunakan sistematika yang tersusun dalam beberapa bab yaitu : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, pembatasan masalah, maksud dan tujuan penelitian manfaat dari penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini didasarkan pada studi literatur, berisi tentang teori studi medan listrik, kapasitans suatu benda, arus induksi meninjau referensi-refernsi buku atau karya ilmiah terdahulu dan membahas data-data yang dibutuhkan untuk dianalisis. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini membahas cara melakukan analisis dan pembahasan, dimulai dari bahan dan perlengkapan pendukung yang harus disiapkan dan tahap yang harus dilakukan sampai akhir penelitian. BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang hasil penelitian yang telah dilakukan, perhitungan arus induksi elektrostatis.Pembahasan hasil perhitungan arus induksi elektrostatis di bawah SUTET 500 KV jalur Pedan-Ungaran menggunakan program MATLAB.<br />BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan yang diambil dari hasil dan pembahasan yang telah dilakukan serta saran pengembangan penelitian untuk penelitian serupa dimasa yang akan datang. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN<br /><br /></span>CABE RAWIThttp://www.blogger.com/profile/05004403724873961540noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2812999936293841155.post-83250407030757222192011-04-11T20:26:00.000-07:002011-04-11T20:30:55.279-07:00PEMODELAN NAVIGASI KAMPUS 1 DAN KAMPUS 2 UMS SECARA 3 DIMENSI MENGGUNAKAN BLENDER<span id="fullpost"><br />BACHTIAR, YUSUF (2010) <br />Abstract<br /><br />Pencarian lokasi atau bangunan sering menjadikan orang bingung dalam pencariannya. Seperti pencarian bangunan atau gedung dalam pendaftaran mahasiswa baru atau untuk mencari lokasi runag ujian, atau guna melakukan regristrasi untuk masuk ke universitas. Selain itu banyak mahasiswa dari universitas lain kesulitan dalam mencari lokasi perpustakaan untuk meminjam buku guna menyelesaikan tugas. Guna membantu mempermudah dalam pencarian bangunan, penulis membuat aplikasi pemodelan navigasi kampus 1 & kampus 2 UMS secara 3 dimensi. Dipilihnya kampus UMS dikarenakan saat ini penulis masih menuntut ilmu di universitas tersebut. Aplikasi ini nantinya dikerjakan dengan menggunakan software blender, yaitu suatu perangkat lunak untuk desain 3D yang bersifat opensource, yang artinya dapat dikembangkan oleh siapapun tanpa ijin. Aplikasi ini juga memiliki fitur yangv lengkap, karena sudah terintegrasi dengan pembuatan apalikasi game, sehingga dengan blender dapat membuat suatu sistim interaktif denagn tampilan 3 dimensi. Dalam pembuatan pemodelan ini unsur yang sangat penting adalah pembuatan model bangunan yang sebisa mungkin harus menyerupai dengan bangunan aslinya, karena nantinya pemodelan ini mempermudah pencarian bangunan bukan untuk mempersulit dalam pencariannya. Penggunana aplikasi ini tidaklah sulit, pengunjung tinggal menekan angka di keyboard untuk memilih gedung kampus yang akan dicari. Tampilan selanjutnya pengunjung tinggal menekan huruf yang tertera pada petunjuk dan nanti secara otomatis nanti komputer akan menunjukkan jalan menuju bangunan yang dikehendaki, dan pengunjung tinggal mengikuti jalan yang ditunjukkan di komputer. Pemodelan navigasi kampus ini dapat mempermudah dalam pencarian tempat terbukti dalam pengujian responden yang belum mengenal kampus UMS, dapat mencari bangunan dengan bantuan program ini, dengan selisih yang tidak jauh denagn mahasiswa UMS. Dalam pengerjaan dan untuk menjalankan program ini hendaknya menggunakan spesifikasi komputer yang cukup tinggi dan cepat untuk mendapatkan hasil yang bagus. Kata kunci:gedung atau bangunan, blender, 3 dimensi<br /><br />BAB I<br />PENDAHULUAN<br />A. Latar Belakang<br />Nina adalah seorang gadis yang baru lulus dari sebuah SMU yang ada<br />di jawa tengah, dia ingin mendaftar disalah satu perguruan tinggi swasta yang<br />ada di solo. Tapi sesampai di kampus itu dia bingung karena dikertas formulir<br />hanya ada petunjuk untuk melakukan pendaftaran digedung auditorium.<br />Sedangkan dia tidak tahu dimana bangunan auditorium itu berada, untung saja<br />ada seseorang yang menunjukkan tempat tersebut. Keadaan ini bukan hanya<br />dialami oleh nina saja, tapi juga oleh orang lain. Banyak juga dari dosen tamu<br />yang berasal dari universitas lain kesulitan untuk menemukan bangunan<br />tempat mengajar, ataupun mahasiswa dari universitas lain yang sengaja<br />berkunjung untuk bersillaturahmi kesulitan menemukan tempat yang dituju<br />dikarenakan ketidaktahuan akan lokasi di kampus itu.<br />Mengacu pada hal-hal tersebut diatas, penulis berinisiatif membuat<br />suatu aplikasi pemodelan untuk memandu setiap orang untuk mengetahui<br />letak bangunan tersebut. Disini penulis akan membuat pemodelan kampus<br />UMS, dikarenakan penulis sekarang ini masih menuntut ilmu di perguruan<br />tinggi tersebut. Selain untuk memperkenalkan bangunan yang ada di UMS,<br />aplikasi ini juga dibuat untuk meringankan dan menghemat tenaga manusia<br />dalam memperkenalkan bangunan-bangunan yang ada di UMS, yang nanti<br />akan dijalankan secara komputerisasi.<br />Dalam pembuatannya penulis berencana menggunakan aplikasi<br />Blender, yang bentuk grafiknya akan menggunakan pencitraan 3 dimensi.<br />Penggunaan aplikasi 3 dimensi ini diharapkan akan bisa membantu dan<br />mempermudah dalam pencarian tempat di kampus UMS.<br />B. Rumusan Masalah<br />Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan di atas, maka<br />timbul berbagai permasalahan antara lain:<br />1. Bagaimana membuat dan merancang model navigasi kampus 1 dan<br />kampus 2 UMS secara 3 dimensi dengan Menggunakan Blender.<br />2. Bagaimana membuat sistem navigasi 3 dimensi yang detail dan jelas agar<br />mudah dipahami oleh publik pada umumnya.<br />C. Batasan Masalah<br />Pembuatan sistem navigasi kampus UMS agar tidak meluas dalam<br />pembuatan dan pembahasannya, maka perlu ada pembatasan masalah.<br />Adapun untuk pembatasan masalah sebagai berikut:<br />1. Model yang dibuat adalah bangunan kampus 1 dan kampus 2 UMS.<br />2. Mode animasi untuk proses pencarian bangunan.<br />D. Tujuan<br />Tujuan dari tugas akhir ini adalah membuat dan merancang pemodelan<br />navigasi kampus 1 dan kampus 2 UMS dengan pencitraan 3 dimensi<br />menggunakan Blender.<br />E. Manfaat<br />Manfaat dari pembuatan aplikasi ini adalah:<br />1. Mempermudah setiap orang untuk mengetahui letak bangunan yang<br />mereka cari di UMS.<br />2. Memberikan panduan kepada setiap orang tentang bangunan di UMS.<br />III.METODE PENELITIAN<br />Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah<br />sebagai berikut :<br />A. Observasi dan perancangan<br />Metode dengan mengumpulkan data media pemodelan yaitu bangunan<br />kampus 1 dan kampus 2 UMS. Antara lain mengambil foto kondisi bangunan<br />meliputi:<br />1. Bentuk bangunan<br />2. Tata letak bangunan<br />3. Warna tekstur bangunan<br />B. Wawancara<br />Metode pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab<br />secara langsung kepada pihak-pihak yang berkaitan dalam melaksanakan atau<br />menyelesaikan data yang diperlukan untuk dapat memberikan informasi yang<br />dibutuhkan.<br />IV. SISTEMATIKA PENULISAN<br />Tugas Akhir ini nantinya disusun dengan sistematika penulisan yang<br />terdiri dari Lima bab pokok bahasan tiap bab adalah:<br />BAB I PENDAHULUAN<br />Bab ini berisi tentang deskripsi tentang latar belakang, rumusan<br />masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, metode peneletian dan<br />sistematika penulisan.<br />BAB II LANDASAN TEORI<br />Dalam bab ini akan membahas tentang perngkat lunak yang dipakai<br />dalam pembuatan aplikasi. Yang berisi tentang pengertian dan<br />penjelasan mengenai Blender, Phthon dan Yaf(a)ray.<br />BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN IMPLEMENTASI<br />Bab ini akan membahas tentang langkah dari proses perancangan<br />pemodelan navigasi kampus UMS dengan Blender beserta<br />implementasi perancangan tersebut kedalam komputer.<br />BAB IV PENGUJIAN SYSTEM<br />Bab ini menunjukkan hasil dari perancangan pemodelan navigasi<br />kampus dengan Blender beserta pengujian sistemnya.<br />BABV PENUTUP<br />Berisi tentang kesimpulan dan saran yang diperoleh selama dalam<br />proses pengerjaan pemodelan navigasi kampus.<br /><br /></span>CABE RAWIThttp://www.blogger.com/profile/05004403724873961540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2812999936293841155.post-2009280397759480172011-04-11T20:19:00.000-07:002011-04-11T20:25:27.187-07:00ADIANTO, GIGIH WIRA (2010) PROFIL PARIWISATA KABUPATEN REMBANG BERBASIS WEB DENGAN PHP DAN MySQL<span id="fullpost"><br />ABSTRAKSI<br />Perkembangan internet dan teknologi komunikasi sangat luar biasa dan jauh berbeda dengan masa awal kehadirannya. Web merupakan salah satu sumber daya internet yang berkembang pesat. Web telah membentang ke seluruh penjuru dunia, tidak hanya terbatas pada lembaga-lembaga penelitian yang ingin mempublikasikan hasil riset, digunakan oleh perusahaan bisnis untuk mendukung kelancaran usaha, web juga banyak digunakan untuk mengetahui atau bersilaturahmi antara konsumen atau pengguna internet serta sebagai media informasi yang sangat efisien.<br />Keberadaan internet saat ini sangat dibutuhkan untuk menunjang luasnya tingkat kebutuhan dan pengetahuan seseorang. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin banyak informasi yang ingin diketahui dan dipublikasikan kepada masyarakat. Sebuah informasi dapat dikatakan berguna apabila ditopang oleh tiga hal sebagai berikut yaitu tepat pada kebutuhannya (relevan), tepat pada waktunya (timeline), dan tepat nilainya (accurate).<br />Perancangan profil pariwisata Kabupaten Rembang ini nantinya akan memudahkan dalam informasi pariwisata di Kabupaten Rembang yaitu tentang obyek - obyek wisata, kesenian, budaya, makanan khas serta masih banyak lagi informasi tentang Kabupaten Rembang. Selain itu, rancangan sistem informasi ini dapat memberikan manfaat kepada Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Rembang.<br />Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemrograman PHP dan database MySQL dapat diaplikasikan dalam perancangan profil pariwisata Kabupaten Rembang. Profil pariwisata Kabupaten Rembang yang dirancang dapat mempercepat aliran informasi yang ada.<br /><br />BAB I<br />PENDAHULUAN<br />1.1 Latar Belakang<br />Pada era information technology saat ini, perkembangan dunia komputer sangat pesat terutama dibidang informasi. Keadaan seperti ini, perusahaan atau instansi akan membutuhkan sebuah informasi yang akurat, relevan dan dapat dijangkau diberbagai bidang untuk pengambilan suatu keputusan yang sangat efektif dan efisien, ini dikarenakan pengelolaan sumber daya yang penting yaitu informasi. Salah satu teknologi informasi yang berkembang sangat pesat adalah media internet yang dapat diakses dari mana saja, sehingga pemasukkan data dapat dari mana saja dan dapat dikontrol dari satu tempat sebagai sentral.<br />Perkembangan internet dan teknologi komunikasi sangat luar biasa dan jauh berbeda dengan masa awal kehadirannya. Web merupakan salah satu sumber daya internet yang berkembang pesat. Web telah membentang ke seluruh penjuru dunia. Tidak hanya terbatas pada lembaga-lembaga penelitian yang ingin mempublikasikan hasil riset, digunakan oleh perusahaan bisnis untuk mendukung kelancaran usaha, Web juga banyak digunakan untuk mengetahui atau bersilaturahmi antara konsumen atau pengguna internet serta sebagai media informasi yang sangat efisien.<br />Keberadaan internet saat ini sangat dibutuhkan untuk menunjang luasnya tingkat kebutuhan dan pengetahuan seseorang. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin banyak informasi yang ingin diketahui dan dipublikasikan kepada masyarakat.<br />Seiring dengan perkembangan internet yang semakin pesat dan dengan melihat permasalahan tersebut, maka penulis berinisiatif membuat rancangan program dan database khususnya profil pada bidang pariwisata dan budaya. Hasil rancangan ini nantinya akan memudahkan dalam informasi dari suatu bidang pariwisata dan budaya yaitu tentang potensi pariwisata dan budaya yang ada di Kabupaten Rembang. Selain itu, rancangan yang akan penulis buat ini dapat memberikan manfaat kepada Dinas Pariwisata dan Budaya itu sendiri, khususnya bidang pariwisata di Kabupaten Rembang.<br />Kabupaten Rembang terletak di ujung paling Timur Laut Jawa Tengah, berada di Pegunungan Kendeng Utara, antara 111 00°-111 30° BT dan 06 30°-07 60° LS, yang sebagian wilayah merupakan daerah pantai yang membujur sepanjang pantai utara pulau Jawa kurang lebih sekitar 60 km. Letak ketinggian dataran yang terendah adalah 0 m dan yang tertinggi 806 m dari permukaan air laut (terletak di Gunung Lasem).<br />Sekitar Tahun Saka 1336, datanglah orang Campa Banjarmati sebanyak delapan orang yang membuat gula tebu. Orang-orang Campa itu pindah dari negerinya untuk membuat gula tebu. Mereka dipimpin oleh Kakek Pow Ie Din berangkat melalui lautan menuju ke Barat hingga mendarat di sekitar sungai dan kanan kirinya ditumbuhi pohon bakau. setelah mendarat, mereka mulailah menebangi pohon bakau yang selanjutnya tanah itu dijadikan pertegalan / perkarangan serta perumahan dan perkampungan.<br />Kampung tersebut dinamakan KABONGAN berasal dari “BAKAU” menjadi “Ka-Bong-An (kabongan)”. Pada suatu hari saat fajar menyingsing pada bulan Waisaka orang-orang melaksanakan Upacara sebelum pemangkasan tebu, dimana upacara tersebut dinamakan “ngRembang Sakawit”. Berdasarkan dari kata ngrembang inilah kemudian menjadi kata “Rembang” nama kota Rembang yang sekarang ini.<br />Pada dasarnya, Kabupaten Rembang mempunyai potensi pariwisata yang sangat besar dan tersebar, dengan didukung oleh letak geografis, kekayaan alam, seni dan budaya daerah, serta ciri khas yang menarik.<br />Mengingat hal tersebut, penulis ingin menggali potensi dan mengembangkan suatu sistem yang dapat membantu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk memberikan informasi lebih lengkap dan akurat, sehingga Penulis tertarik mengangkat judul : “PROFIL PARIWISATA KABUPATEN REMBANG BERBASIS WEB DENGAN PHP DAN MySQL”<br />1.2 Perumusan Masalah<br />Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan di atas, timbul berbagai permasalahan yang akan dibahas adalah :<br />1. Bagaimana membuat sarana informasi alternatif yang efektif mengenai Pariwisata khususnya di Kabupaten Rembang.<br />2. Bagaimana merancang dan membuat sistem informasi mengenai Pariwisata Kabupaten Rembang yang dapat memberikan pengetahuan dan informasi tentang pariwisata kota Rembang.<br />3. Bagaimana membuat sistem informasi yang mudah dipahami sehingga pengguna tidak menemui masalah dalam menggunakan.<br />4. Bagaimana membuat dan merancang program ini dengan PHP dan MySQL.<br />1.3 Tujuan<br />Perancangan program ini bertujuan sebagai berikut :<br />1. Memberikan informasi yang lengkap mengenai pariwisata Kabupaten Rembang.<br />2. Memberikan informasi secara cepat dan akurat tentang pariwisata Kabupaten Rembang kepada masyarakat umum dan wisatawan yang ingin berkunjung.<br />3. Mempermudah wisatawan untuk memperoleh informasi pariwisata di Kabupaten Rembang.<br />4. Mempermudah dan meningkatkan mutu penggelolaan Data Dinas Pariwisata dan Budaya secara online.<br />1.4 Batasan Masalah<br />Permasalahan ini menjadi jelas dam terarah bila penulis membatasi masalah sebagai berikut :<br />1. Perancangan program hanya pada Profil Pariwisata Kabupaten Rembang dengan PHP dan database MySQL.<br />2. Data yang dijadikan sebagai bahan merupakan data yang diambil dari buku manual dari Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Rembang.<br />3. Pembuatan program berbasis web ini berisi informasi pariwisata Kabupaten Rembang meliputi potensi pariwisata, gambaran umum, fasilitas, galeri serta informasi umum data – data yang berhubungan tentang Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Rembang.<br />4. Menggunakan Sistem Operasi Windows.<br />1.5 Manfaat<br />Manfaat dari perancangan program ini, antara lain :<br />1. Dapat dijadikan bahan masukan berupa informasi demi memperlancar pemasaran dan promosi pariwisata yang berada di Rembang.<br />2. Sebagai media center untuk pengembangan informasi pariwisata kabupaten Rembang.<br />3. Mempercepat dalam memberikan berbagai informasi pariwisata kepada wisatawan yang berkunjung.<br />4. Masyarakat menjadi tidak gagap lagi terhadap teknologi internet.<br />5. Menjadikan pegawai lebih aktif dan kreatif mengelola sistem informasi layanan terhadap masyarakat.<br /></span>CABE RAWIThttp://www.blogger.com/profile/05004403724873961540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2812999936293841155.post-62197512004735383262011-04-08T21:31:00.000-07:002011-04-08T21:32:59.713-07:00PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWAMELALUI PENDEKATAN BRAINSTORMINGDI SMP NEGERI 2 COLOMADU( Pokok Bahasan Sudut Siswa Kelas VII)<span id="fullpost"><br />ABSTRAK<br />Sri Rahmini, A. 410 020 023, Jurusan Pendidikan Matematika,<br />Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan<br />Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2006, 76 halaman<br /><br />Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat belajar matematika siswa.<br />Subyek penerima tindakan adalah siswa kelas VIID SMP N 2 Colomadu yang<br />berjumlah 39 siswa, subyek pelaksanaan tindakan adalah Guru SMP N 2 Colomadu<br />dan subyek yang membantu pelaksanaan tindakan adalah peneliti dan kepala sekolah.<br />Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi, catatan lapangan, review, dan<br />dokumentasi. Analisis data secara deskriptif kualitatif dengan presentasi dan model<br />alur. Hasil penelitian tindakan kelas ini adalah terjadinya peningkatan minat belajar<br />siswa dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan brainstorming yang<br />meliputi empat tahapan pembelajaran yaitu tahap persiapan, tahap penyampaian, tahap<br />pelatihan dan tahap penampilan hasil. Adapun peningkatan minat belajar siswa dalam<br />pembelajaran matematika yang ada yaitu : (a)perhatian terhadap pelajaran matematika<br />meningkat mencapai 89,74%, (b) kegiatan siswa dalam mengajukan pertanyaan dan<br />mengajukan ide-ide meningkat mencapai 84,62%, (c) kegiatan siswa dalam<br />mengerjakan soal/ tugas mandiri meningkat mencapai 87,18%, (d) kegiatan siswa<br />dalam maju mengerjakan soal-soal ke depan kelas meningkat mencapai 76,92%, dan<br />(e) gangguan kelas menurun hingga 23,07%.<br /><br /><br />BAB I<br />PENDAHULUAN<br />A. Latar Belakang Masalah<br />Matematika merupakan sarana berfikir ilmiah untuk menuju perkembangan<br />ilmu pengetahuan dan teknologi yang selama ini terus berkembang sesuai dengan<br />perkembangan zaman. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang<br />dipelajari di sekolah sampai saat ini, dilihat dari minat belajar yang dicapai masih<br />tergolong belum optimal. Padahal banyak upaya yang telah dilakukan guru dan<br />sekolah supaya minat belajar matematika siswa bisa meningkat lebih baik. Namun,<br />hal itu tidak cukup tanpa diimbangi dengan usaha dari siswa.<br />Dalam proses belajar mengajar guru mempunyai tugas untuk mendorong,<br />membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan.<br />Guru mempunyai tanggungjawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi<br />didalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa.<br />Keberhasilan suatu pendidikan terkait dengan masalah untuk mencapai<br />keberhasilan dalam proses belajar mengajar disekolah. Proses belajar mengajar<br />akan lebih efektif dan efisien apabila siswa ikut aktif berpartisipasi didalamnya.<br />Partisipasi siswa dalam membantu keberhasilan proses belajar mengajar salah<br />satunya yaitu dengan siswa mau mengajukan pertanyaan dari materi yang<br />sekiranya belum jelas, belum bisa dikuasai. Dengan pertanyaan yang diajukan<br />siswa tersebut maka ia memiliki kesediaan belajar dan menggunakan daya<br />pikirnya untuk menemukan celah-celah dalam materi yang belum diketahui.<br />Sehingga memudahkan guru mengetahui sejauh mana keberhasilan mengajarnya<br />dengan pemahaman siswa yang belum jelas atau masih ragu-ragu terhadap<br />masalah yang disampaikan.<br />Peran guru dalam dunia pendidikan sangatlah penting. Karena kualitas<br />kinerja guru sangat berpengaruh terhadap proses belajar mengajar. Oleh karena<br />itu, usaha untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam pelaksanakan proses<br />belajar mengajar perlu secara terus-menerus mendapat perhatian dari semua pihak.<br />Dengan adanya usaha peningkatkan minat belajar ini maka akan dihasilkan<br />sumber daya manusia yang berpotensi. Namun, saat ini ada beberapa hal yang<br />jelas terlihat di masyarakat, bahwa faktor-faktor penghambat meningkatnya minat<br />belajar siswa sangat berpengaruh sekali dampaknya terhadap potensi siswa saat<br />ini. Salah satu kegiatan pembelajaran yang menekankan berbagai kegiatan dan<br />tindakan adalah menggunakan metode tertentu dalam pembelajaran yang pada<br />hakekatnya merupakan cara teratur dan terpikir dengan baik untuk mencapai suatu<br />tujuan pengajaran dan untuk meningkatkan minat belajar serta mengembangkan<br />aktivitas belajar siswa terutama dalam meningkatkan minat belajar mereka.<br />Metode ini mempunyai peranan yang sangat penting karena menentukan berhasil<br />tidaknya proses belajar mengajar yang diinginkan.<br />Pendidikan dalam era modern semakin tergantung pada tingkat kualitas,<br />antisipasi dari para guru untuk menggunakan berbagai sumber yang tersedia,<br />mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa untuk mempersiapkan pembelajaran<br />yang dapat menumbuhkan cara berfikir siswanya menjadi lebih kritis dan kreatif.<br />Namun, di sisi lain kita menghadapi kenyataan yang sangat memprihatinkan<br />terhadap minat belajar siswa yang sangat kurang saat ini.<br />Pengajaran matematika menekankan konsep, dengan demikian anak<br />diharapkan akan lebih mudah mempelajarinya dan lebih menarik. Dari<br />pengamatan dan pengalaman, banyak terdapat anak-anak yang menyenangi<br />matematika hanya pada permulaan saja, mereka berkenalan dengan matematika<br />yang sederhana, semakin tinggi sekolahnya semakin sukar matematika yang<br />dipelajari dan makin kurang minat belajar matematika sehingga dianggap<br />matematika itu sebagai ilmu yang sukar dan rumit.<br />Mengatasi kesulitan-kesulitan minat belajar siswa tidak selalu gampang.<br />Namun, jika kebiasaan-kebiasaan yang bersifat positif telah ditanamkan sedini<br />mungkin, maka dengan sendirinya siswa akan lebih mudah untuk mengatasi<br />kesulitan-kesulitannya sendiri. Pada dasarnya kebiasaan melatih siswa untuk<br />mampu mengatasi kesulitan-kesulitan yang bersifat mudah dan ringan dapat<br />dilakukan melalui latihan kebiasaan sehari-hari yang berjalan secara terusmenerus.<br />Salah satu pendekatan pembelajaran untuk mengantisipasi kurangnya minat<br />belajar matematika siswa adalah dengan menggunakan pendekatan brainstorming.<br />Pendekatan brainstorming ini adalah suatu tehnik atau cara mengajar yang<br />dilaksanakan guru di dalam kelas. Dalam pelaksanaan metode ini tugas guru<br />adalah memberikan masalah yang mampu merangsang pikiran siswa, sehingga<br />siswa mau menanggapi permasalahan yang diberikan oleh guru. Pendekatan<br />brainstorming ini lebih menekankan siswa untuk lebih berpikir aktif dalam<br />menyatakan pendapat dan melatih siswa berfikir dengan cepat dan tersusun logis.<br />Pembelajaran matematika melalui pendekatan brainstorming merupakan<br />salah satu pendekatan pembelajaran guna mengantisipasi kurangnya minat belajar<br />siswa terutama pada bidang studi matematika. Hal tersebut dikarenakan siswa<br />menganggap bidang studi matematika merupakan ilmu yang sukar dan rumit,<br />sehingga minat belajar matematika siswa makin berkurang.<br />Dari pengamatan serta wawancara dengan guru bidang studi matematika<br />dikelas VII SMP N 2 Colomadu menunjukkan bahwa nilai matematika khususnya<br />pokok bahasan sudut masih rendah. Padahal pokok bahasan sudut sangat penting<br />dikuasai siswa. Hal itu dikarenakan pokok bahasan sudut merupakan materi awal<br />yang nantinya akan sering dijumpai dalam jenjang yang lebih tinggi. Selain itu,<br />pokok bahasan sudut sangat penting digunakan dalam kehidupan sehari-hari.<br />Berdasarkan uraian diatas, perlu dilakukan pendekatan guna meningkatkan<br />minat belajar siswa pada pelajaran matematika khususnya pokok bahasan sudut<br />dengan menggunakan alternatif pendekatan pembelajaran yang hal ini digunakan<br />pendekatan brainstorming.<br />B. Identifikasi Masalah<br />Dari latar belakang masalah yang telah penulis kemukakan diatas, disini<br />penulis menjelaskan tentang masalah-masalah yang timbul antara lain sebagai<br />berikut:<br />1. Kemampuan dalam memahami suatu pelajaran pada setiap siswa<br />berbeda-beda. Ada yang memiliki kemampuan tinggi sehingga dapat<br />dengan mudah menyerap apa yang disampaikan oleh guru.<br />2. Peningkatan minat belajar matematika siswa, sebelum dan sesudah<br />diberi pembelajaran dengan pendekatan brainstorming pada pokok<br />bahasan sudut.<br />C. Pembatasan Masalah<br />Dalam suatu penelitian agar dapat tercapai sasaran yang ditinjau dan sesuai<br />dengan tujuan penulis, maka perlu adanya pembatasan masalah. Adapun<br />pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:<br />1. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah<br />pendekatan brainstorming pada pokok bahasan sudut.<br />2. Penelitian dilaksanakan dikelas satu pada semester dua di<br />SMP N 2 Colomadu.<br />D. Perumusan Masalah<br />Berdasar latar belakang masalah yang dikemukakan tersebut, maka<br />permasalahan yang terkait dengan penelitian ini dapat disajikan dalam bentuk<br />pertanyataan sebagai berikut:<br />“Adakah peningkatan minat belajar matematika siswa melalui pendekatan<br />brainstorming di SMP N 2 Colomadu ?.”<br />E. Tujuan Penelitian<br />Dalam suatu penelitian tujuan merupakan salah satu kontrol yang dapat<br />dijadikan petunjuk sehingga penelitian ini dapat berjalan sesuai dengan yang<br />diinginkan.<br />Adapun tujuan penelitian ini adalah:<br />1. Meningkatkan minat belajar siswa pada pembelajaran matematika.<br />2. Memotivasi siswa agar senang belajar matematika.<br />3. Guru semakin menyadari akan pentingnya keterlibatan siswa secara langsung<br />dalam memahami suatu materi pelajaran matematika.<br />F. Manfaat Penelitian<br />Penulis mengharapkan penelitian tindakan kelas (PTK) ini mampu<br />memberikan manfaat untuk:<br />1. Guru<br />a. Guru matematika akan semakin mengetahui pentingnya minat<br />siswa dalam pembelajaran matematika.<br />b. Guru matematika dapat menggunakan pendekatan brainstorming<br />yang dapat menumbuhkan ketertarikan siswa dalam belajar dan<br />pada gilirannya dapat meningkatkan minat belajar.<br />2. Siswa<br />a. Siswa dapat meningkatkan minat dalam belajar matematika.<br />b. Siswa akan termotivasi untuk belajar matematika.<br /></span>CABE RAWIThttp://www.blogger.com/profile/05004403724873961540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2812999936293841155.post-3277623040521928082011-04-08T21:29:00.000-07:002011-04-08T21:31:05.356-07:00UPAYA PEMBELAJARAN DENGAN METODEBERPIKIR REFLEKTIF UNTUK MENINGKATKANMOTIVASI BELAJAR SISWA MATEMATIKA(PTK SMK Muhammadiyah I ......<span id="fullpost"><br />ABSTRAK<br />SUGENG RAHARJO, A 410 030 043, Jurusan Pendidikan Matematika,<br />Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas<br />Muhammadiyah Surakarta, 2007, 74 halaman.<br /><br />Penelitian ini dilatar belakangi bahwa keberhasilan belajar tidak di<br />tentukan oleh guru saja, tapi kemampuan dasar siswa dan juga karena pasifnya<br />dalam belajar terutama belajar matematika. Masalah ini dibatasi pada berpikir<br />siswa dalam menyelesaikan soal-soal latihan, membuat kesimpulan materi<br />pelajaran, mengerjakan soal di depan kelas. Sedangkan motivasi siswa dibatasi<br />pada bertanya, mengerjakan soal-soal latihan, mengerjakan soal di depan kelas,<br />mengemukakan pendapat, menjawab pertanyaan guru.Tujuannya agar guru dalam<br />upaya pembelajaran matematika dengan metode berpikir reflektif dapat<br />meningkatkan motivasi belajar siswa. Manfaatnya agar motivasi belajar siswa<br />kelas ID SMK Muhammadiyah I Surakarta dengan menggunakan metode berpikir<br />reflektif dapat tercapai. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK)<br />atau Classroom Action Research (CAR). Tempat Penelitian SMK Muhammadiyah<br />I Surakarta.Waktu penelitian pada bulan April-Mei 2007. Subyek penelitian<br />seluruh siswa kelas ID SMK Muhammadiyah I Surakarta. Peneliti dimulai dengan<br />dialog awal, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi.<br />Data penelitian ini dikumpulkan melalui teknik observasi, catatan lapangan,<br />dokumentasi. Instrumen penelitian melipuli pada pembelajaran matematika,<br />berpikir Reflektif, peningkatan, motivasi Siswa.Validitas data yang digunakan<br />adalah teknik triagulasi. Aktivitas belajar matematika siswa pada putara awal,<br />putaran I, putaran II, putaran III, ditunjukan pada berpikir dalam mengerjakan<br />soal-soal latihan ( 38,46 %, 48,64 % , 51,28 %, 52,5 % ), dalam membuat<br />kesimpulan pelajaran ( 33,33 %, 40,54 %, 41,02 %, 45 % ), dalam mengerjakan<br />soal di depan kelas ( 12,82 %, 13,51 %, 20,51 %, 22,5 % ), Sedangkan motivasi<br />siswa ditunujukan dalam bertanya ( 0 %, 2,70 %, 2,56 % , 5,12 % ), mengerjakan<br />latihan soal ( 51,28 %, 67,56 % ,76,92 %, 80 % ), mengerjakan soal di depan<br />kelas ( 12,82 %, 13,51 %, 20,51 %, 22,5 % ), mengemukakan pendapat ( 2,56 %,<br />5,40, 5,12 %, 7,5 % ), menjawab pertanyaan guru ( 12,82 %, 13,51 %, 20,51 %,<br />22,5 % ). Analisis data dilakukan dengan metode alur yang menunjukan terjadinya<br />peningkatan.<br /><br />BAB I<br />PENDAHULUAN<br />A. Latar Belakang Permasalahan<br />Dalam kehidupan sehari-hari sering kita mendengar ucapan-ucapan<br />yang mengajak agar orang selalu mempergunakan pikiranya dalam<br />kehidupannya. Setiap orang tua sering mengharapkan agar putra putrinya di<br />sekolah belajar dan diajarkan berpikir sendiri, sebab pada umumnya belajar<br />berpikir membukakan pintu yang luas untuk belajar selanjutnya.<br />Banyak orang menghendaki agar anak-anaknya belajar berpikir dengan<br />baik dalam menilai dan menyimpulkan problema-problema yang di hadapi dan<br />sekolah-sekolah hendaklah merupakan pusat pembinaan berpikir secara<br />kontinu.<br />Keyakinan selalu dinyatakan lebih dalam daripada kata-kata yang<br />digunakan untuk mengekspresikan selain dari pada itu keyakinan yaitu kondisi<br />kemauan untuk bertindak, mungkin tak pernah diexspresikan sama sekali<br />dalam bentuk kata-kata mungkin hanya secara tak langsung atau samar-samar<br />saja.<br />Pola-pola keyakinan bukan hanya merupakan aspek-aspek<br />pengetahuan, tetapi juga sebagai bahan-bahan pondasi bagi terciptanya polapola<br />yang baru sering terjadi secara mendadak, terlepas dari refleksi. Mungkin<br />menimbulkan kesukaran berpikir, kesukaran ini menimbulkan aktifitas<br />reflektif seterusnya dan pada saat inilah pola-pola pengetahuan<br />direkontruksikan.<br />Setiap langkah baru mengandung suatu rekontruksi dari apa yang telah<br />di ketahui, namun tidaklah menggantikan tempat pengetahuan yang lama.<br />Usaha-usaha ilmiah ke arah kemajuan sesungguhnya lebih daripada sekedar<br />perubahan justru untuk mencapai tingkatan pengembangan dan pemanfaatan<br />proses berpikir kritis dan koreksi diri.<br />Keyakinan adalah suatu sikap, suatu sudut pandang, cara berpikir kita<br />tentang sesuatu. Kita membentuk sikap melalui pengetahuan dan pengalaman.<br />Lebih jauh kita biasa mengubah sikap kita memotivasi diri kita untuk<br />melakukannya.<br />Percaya pada diri kita sendiri merupakan kunci menuju kepercayaan<br />diri dan berpikir yang tenang dan pikiran bekerja dengan sangat baik ketika<br />pikiran tersebut tenang dan percaya diri. Kurangnya kepercayaan pada<br />hakekatnya adalah pikiran yang negatife yang tidak membawa ke baikan.<br />Tidak seorangpun kecuali kita yang bisa membuat kita percaya kepada<br />diri kita sendiri. Orang lain bisa membantu namun diri kitalah yang satusatunya<br />yang bisa menghasilkan rasa percaya diri tersebut, percaya pada diri<br />sendiri adalah merupakan dasar dari motivasi diri yang berhasil.<br />Dalam kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik, kalau siswa tekun<br />mengerjakn tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan<br />secara mandiri. Siswa yang belajar dengan baik tidak akan terjebak pada suatu<br />yang rutinitis dan mekanis. Siswa juga harus mampu mempertahankan<br />pendapatnya, kalau ia sudah yakin dan dipandangnya sudah cukup rasional.<br />Bahkan lebih lanjut siswa harus juga peka responsif terhadap berbagai<br />masalah umum, dan bagimana memikirkan pemecahanya. Hal-hal itu semua<br />harus dipahami benar oleh guru, agar dalam berinteraksi dengan siswanya<br />dapat memberikan motivasi yang tepat dan optimal.<br />Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan<br />kondisi-kondisi terdalam kegiatan belajar, sehingga seseorang itu mau dan<br />ingin merelakan sesuatu dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha atau<br />mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi dapat dirangsang oleh<br />faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang.<br />Dalam belajar sangat diperlukan motivasi. Hasil belajar akan optimal,<br />kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, maka makin<br />berhasil, pada pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiyasa menentukan<br />intensitas usaha belajar bagi para siswa.<br />Motivasi juga bisa sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi.<br />Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi<br />yang baik dalam belajar akan menunjukan hasil yang baik. Dengan kata lain<br />bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya<br />motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang<br />baik. Intensitas motivasi sesorang akan sangat menentukan tingkat pencapaian<br />prestasi belajar.<br />B. Identifikasi Permasalahan<br />Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas muncul<br />beberapa masalah.<br />Yang berkaitan dengan pembelajaran matematika yaitu sebagai berikut:<br />1. Keberhasilan dalam pembelajaran matematika tidak hanya ditentukan oleh<br />kemampuan guru untuk tercapai tujuan pembelajaran, tetapi kemampuan<br />dasar dan aktivitas belajar siswa juga mempengaruhi keberhasilan<br />pembelajaran matematika.<br />2. Aktivitas belajar siswa masih cenderung pasif dan kurang berani<br />mengajukan pertanyaan jika ada materi yang belum jelas, siswa kurang<br />aktif dalam mengerjakan latihan soal sendiri dan masih takut untuk<br />mengerjakan soal di depan kelas.<br />3. Dalam proses belajar mengajar guru kurang memperhatikan dalam<br />menggunakan metode yang sesuai pada pelajaran matematika.<br />C. Pembatasan Masalah<br />Dari identifikasi masalah di atas agar permasalahan yang dikaji dapat<br />terarah dan mendalam untuk masalah-masalah tersebut maka peneliti akan<br />membahas memfokuskan pada permasalahan yang berkaitan dengan sebagai<br />berikut:<br />1. Berpikir reflektif dibatasi pada peningkatan berpikir siswa dalam<br />menyelesaiakan soal-soal latihan, dalam membuat kesimpulan materi<br />pelajaran, dalam mengerjakan soal di depan kelas.<br />2. Motivasi siswa dibatasi pada motivasi siswa dalam bertanya, motivasi<br />siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan, motivasi siswa mengerjakan<br />soal di depan kelas, motivasi siswa dalam mengemukakan pendapat,<br />motivasi menjawab pertanyaan guru.<br />3. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas ID SMK Muhammadiyah I<br />Surakarta.<br />D. Rumusan Masalah<br />Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,<br />akan dilaksanakan penelitian terhadap siswa kelas ID SMK Muhammadiyah I<br />Surakarta tahun ajaran 2006/2007 dengan merumuskan masalah sebagai<br />berikut:<br />”Apakah tindakan guru dalam upaya pembelajaran matematika dengan<br />metode berpikir reflektif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa ? ”<br />E. Tujuan Penelitian<br />Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendiskripsikan proses<br />pembelajaran matematika melalui metode berpikir reflektif yang dilakukan<br />guru dan untuk mengetahui pembelajaran matematika siswa setelah<br />meningkatkan motivasi belajar siswa. Selain itu juga untuk mengetahui<br />tindakan-tindakan yang dilakukan guru pada proses pembelajaran dalam<br />meningkatkan motivasi belajar siswa.<br />Secara khusus, peneliti ini bertujuan untuk : “ Meningkatkan motivasi<br />belajar siswa kelas ID SMK Muhammadiyah I Surakarta dengan<br />menggunakan metode berpikir reflektif.”<br />F. Manfaat Penelitian<br />Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:<br />1. Secara Teoritis<br />a. Diharapkan dapat menambah pembendaharaan ilmu pengetahuan<br />khususnya dalam bidang pendidikan matematika.<br />b. Sebagai bahan acuhan dan bahan pertimbangan bagi penelitian<br />selanjutnya.<br />c. Memberi informasi kepada guru dan calon guru matematika untuk<br />lebih menekankan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.<br />2. Secara praktis<br />a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan<br />pengalaman bagi penulis dalam bidang pendidikan.<br />b. Sebagai sumbangan informasi-informasi baik pihak-pihak yang<br />berkepentingan khususnya sekolah dalam upaya pembelajaran dengan<br />metode berpikir reflektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.<br /></span>CABE RAWIThttp://www.blogger.com/profile/05004403724873961540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2812999936293841155.post-46782141612377565702011-04-08T21:27:00.000-07:002011-04-08T21:28:56.701-07:00PENGARUH PENDEKATAN OPEN-ENDED TERHADAP PRESTASIBELAJAR DITINJAU DARI KEAKTIFAN BELAJARMATEMATIKA SISWA<span id="fullpost"><br />ABSTRAK<br />Apriyanti Panca Putri, A410 020 140, Jurusan Pendidikan Matematika,<br />Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas<br />Muhammadiyah Surakarta, 2006, 66 Halaman<br /><br />Penelitian ini bertujuan untuk :1) Mengetahui pengaruh penggunaan<br />metode pembelajaran dengan pendekatan open ended terhadap prestasi belajar<br />matematika; 2) Mengetahui pengaruh keaktifan belajar siswa terhadap prestasi<br />belajar matematika; 3) Mengetahui interaksi antara penggunaan pendekatan open<br />ended dan keaktifan belajar matematika siswa terhadap prestasi belajar<br />matematika siswa pada pokok bahasan pecahan. Populasi dalam penelitian ini<br />adalah semua siswa kelas VII SMP N 3 Magelang tahun a jaran 2005/2006.<br />Sebagai sampel diambil dua kelas yang kemudian dijadikan kelas eksperimen dan<br />kelas kontrol. Proses pengumpulan data menggunakan metode angket, metode tes<br />dan metode dokumentasi. Pengujian prasyarat analisis menggunakan uji<br />normalitas dan uji homogenitas. Teknis analisis data adalah teknis variansi dua<br />jalan.Hasil uji validitas angket menunjukkan bahwa dari 25 item pertanyaan,<br />diperoleh 23 item pertanyaan yang valid, yaitu nilai r hitung > dari r tabel (0,239).<br />Hasil uji realibititas menunjukkan nilai r sebesar 0,8746. angka r alpha > 0,6 maka<br />dinyatakan variabel penelitian adalah reliabel. Berdasarkan hasil penelitian ini<br />dengan = 5% dapat disimpulkan bahwa: 1) Ada pengaruh pendekatan open<br />ended terhadap prestasi belajar matematika siswa dengan nilai F = 12,586; 2) Ada<br />pengaruh keaktifan belajar matematika terhadap prestasi belajar matematika siswa<br />dengan nilai F = 47,762; 3) Ada interaksi antara pendekatan open ended dan<br />keaktifan belajar siswa terhadap prestasi bel ajar matematika siswa dengan nilai F<br />= 3,405. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan<br />pendekatan open ended dan keaktifan belajar siswa berpengaruh terhadap prestasi<br />belajar matematika siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi bel ajar<br />matematika pada pokok bahasan pecahan.<br /><br />BAB I<br />PENDAHULUAN<br />A. Latar Belakang<br />Dewasa ini pembangunan bidang pendidikan merupakan bagian yang<br />sangat penting dan tidak dapat dipisahk an dari pembangunan nasional. Hal<br />tersebut disebabkan pembangunan bidang pendidikan merupakan salah satu<br />upaya dalam meningkatkan SDM, yang menjadi salah syarat utama<br />mewujudkan masyarakat adil dan makmur material dan spiritual berdasar<br />cita-cita bangsa dan seluruh masyarakat Indonesia. Pembangunan bidang<br />pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kualitas SDM<br />Indonesia, yaitu manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan<br />Yang Maha Esa berbudi pekerti yang luhur, mandiri, maju, cerda s, kreatif,<br />terampil, bertanggung jawab dan produktif serta sehat jasmani dan rohani.<br />Namun tidaklah berarti bahwa pendidikan harus berjalan secara<br />alami.Pendidikan tetap memerlukan inovasi -inovasi yang sesuai dengan<br />kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa mengabaikan nilai -nilai<br />manusia, baik sebagai mahkluk sosial maupun sebagai mahkluk religius.<br />Pemerintah sejak pelita pertama telah berusaha melalui berbagai upaya dalam<br />mengatasi segala masalah pendidikan. Upaya tersebut hampir mencakup<br />semua komponen pendidikan seperti pembaharuan kurikulum dan proses<br />belajar mengajar, peningkatan kualitas guru, pengadaan buku pelajaran dan<br />sarana belajar lainnya, penyempurnaan system penilaian dan manajemen<br />pendidikan. Demikian pula halnya yang dilakukan untuk men gatasi masalah<br />kuantitas pendidikan seperti program kejar paket A, meningkatkan wajib<br />belajar, sekolah terbuka dan lain -lain. Ini berarti pemerintah menaruh<br />perhatian yang sunggguh-sungguh terhadap pendidikan nasional, sebab<br />menyadari bahwa pendidikan adal ah soko guru pembangunan.<br />Kualitas dan kuantitas pendidikan sampai saat ini masih tetap<br />merupakan suatu masalah yang paling menonjol dalam setiap usaha<br />pembaharuan sistem pendidikan nasional. Kedua masalah tersebut sulit<br />ditangani secara simultan, sebab da lam upaya meningkatkan kualitas masalah<br />kuantitas terabaikan,demikian pula sebaliknya. Salah satu aspek pendidikan<br />yang turut menentukan kualitas pendidikan adalah pendidikan matematika.<br />Sudah menjadi gejala umum bahwa mata pelajaran matematika kurang<br />disukai oleh kebanyakan siswa. Matematika merupakan mata pelajaran yang<br />sukar dipahami, sehingga kurang diminati oleh sebagian siswa.<br />Ketidaksenangan terhadap mata pelajaran matematika ini, dapat berpengaruh<br />terhadap keberhasilan belajar matematika siswa. Den gan demikian perbaikan<br />penyelenggaraan proses pembelajaran menjadi hal yang menarik untuk<br />ditelaah.<br />Dengan diberlakukan KBK disekolah baru -baru ini menuntut siswa<br />untuk bersikap aktif, kreatif dan inovatif dalam menghadapi setiap pelajaran<br />yang diajarkan. Setiap siswa harus dapat memanfaatkan ilmu dalam<br />lingkungan sosial masyarakat. Sikap aktif, kreatif dan inovatif terwujud<br />dengan menempatkan siswa sebagai subyek pendidikan. Peran guru adalah<br />sebagai fasilitator dan bukan sumber utama pembelajaran. Hal ter sebut bukan<br />berarti peran guru berkurang dalam proses belajar mengajar. Guru harus<br />mampu membimbing dan memberikan arahan bagi siswa dalam<br />pembelajaran.<br />Sekolah sebagai intitusi penting perlu menciptakan suasana<br />pembelajaran yang demokratis. Oleh karena it u proses belajar mengajar yang<br />demokratis perlu diterapkan untuk membentuk siswa yang aktif dan kreatif.<br />Dimana siswa dilibatkan dalam setiap kegiatan pembelajaran. Guru sebagai<br />organisator harus mampu menumbuhkan keberanian siswa dalam<br />mengungkapkan gagasannya.<br />Untuk menumbuhkan sikap aktif dan kreatif pada siswa tidaklah<br />mudah. Fakta yang telah terjadi adalah guru dianggap sebagai sumber belajar<br />yang paling benar. Proses belajar mengajar yang terjadi memposisikan siswa<br />sebagai pendengar ceramah guru. Akib atnya proses belajar mengajar<br />cenderung membosankan danmenjadikan siswa malas belajar.<br />Suasana proses pembelajaran matematika sampai sekarang masih<br />terasa kaku dan membosankan. Pembelajaran matematika seolah -olah hanya<br />terbatas pada penerapan rumus dan kemampuan berhitung. Setiap kali<br />pertemuan siswa selalu diberi ceramah dan soal -soal hitung yang sulit.<br />Tidaklah mengherankan jika anak kurang mengetahui manfaat belajar<br />matematika untuk hal yang lebih luas. Guru kurang menyajikan masalah yang<br />berkaitan denagn kehidupan nyata dalam belajar matematika. Siswa dianggap<br />mampu dalam hal berhitung tetapi untuk menerapkannya dalam kehidupan<br />sehari-hari ternyata mengalami kesulitan.<br />Sikap pasif siswa dalam proses pembelajaran dan sistem pembelajaran<br />yang monoton telah berdampak pada prestasi belajar matematika siswa.hasil<br />belajar mateatika siswa dirasa masih kurang. Perbandingan nilai antara siswa<br />berkemampuan pikir baik dengan siswa berkemampuan pikir kurang cukup<br />mencolok. Anak berkemampuan pikir kurang dapat menjad i hambatan bagi<br />peningkatan prestasi sekolah.<br />Banyak faktor penyebab dari munculnya permasalahan pembelajaran<br />matematika diatas. Faktor tersebut meliputi faktor internal dan faktor<br />ekternal. Faktor internal adalah faktor yang muncul dari dalam diri siswa i tu<br />sendiri, seperti tingkat intelegensi dan kepribadian. Sedangkan faktor<br />eksternal merupakan faktor yang muncul dari luar diri siswa, seperti faktor<br />lingkungan, metode mengajar dan sistem evaluasi. Metode mengajar memiliki<br />pengaruh besar terhadap tujuan pembelajaran.<br />Gambaran permasalahan diatas menunjukkan bahwa pembelajaran<br />matematika perlu diperbaiki guna meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar<br />siswa. Mengingat pentingnya matematika dan krusialnya permasalahan<br />dalam pembelajaran matematika idealnya usaha ini dimulai dari pembenahan<br />proses pembelajaran yang dilakukan guru, yaitu menawarkan suatu<br />pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi matematika<br />siswa pada umumnya. Salah satu cara untuk mengatasinya yaitu pembelajaran<br />dengan menggunakan pendekatan open -ended.<br />Pendekatan open–ended merupakan salah satu pendekatan dimana<br />siswa diminta mengembangkan metode, cara atau pendekatan yang berbeda<br />dalam menjawab permasalahan yang diberikan dan bukan berorientasi pada<br />jawab (hasil) akhir. Siswa diharapkan dengan problem open -ended tujuan<br />utamanya bukan untuk mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan cara<br />bagaimana sampai pada suatu jawaban. Sifat “keterbukaan” dari problem itu<br />dikatakan hilang apabila guru hanya mengajukan satu alter native cara dalam<br />menjawab permasalahan.<br />Dengan latar belakang masalah tersebut diatas maka peneliti terdorong<br />untuk meneliti tentang pengaruh pendekatan open -ended terhadap prestasi<br />belajar matematika siswa ditinjau dari keaktifan belajar siswa.<br />B. Identifikasi Masalah<br />Identifikasi masalah dalam penelitian ini dapat dijelaskan pada uraian<br />berikut:<br />Pada dasarnya faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mengajar<br />dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor eksternal dan factor internal.<br />Faktor eksternal berasal dari luar siswa antara lain : faktor guru, missal guru<br />kurang mampu menyampaikan materi sehingga siswa mengalami<br />miskonsepsi atau guru kurang mampu dalam menggunakan metode<br />pengajaran yang tepat, sarana prasarana yang tidak lengkap dan li ngkungan<br />social yang tidak mendukung. Sedangkan faktor internal adalah faktor yang<br />berasal dari dalam diri individu yang menyangkut jasmani dan rohani,<br />contohnya adalah tingkat intelegensi, motivasi belajar, keaktifan belajar,<br />minat belajar, bakat kemampuan verbal, dan kemampuan non verbal.<br />Sehubungan dengan hal tersebut penulis mengidentifikasikan masalah<br />sebagai berikut:<br />1. Kurang tepatnya metode pembelajaran yang digunakan guru matematika<br />dalam menyampaikan pokok bahasan tertentu yang memungkinkan akan<br />mempengaruhi prestasi belajar.<br />2. Belum diketahui efektifitas pendekatan open -ended dalam pembelajaran<br />matematika.<br />3. Masih banyaknya siswa yang prestasinya rendah karena pelajaran<br />matematika masih dianggap momok bagi sebagian besar siswa.<br />4. Masih rendahnya keaktifan belajar siswa guna mencapai hasil belajar<br />yang maksimal.<br />C. Pembatasan Masalah<br />Untuk menghindari terlalu luasnya masalah yang dibahas dan<br />kesalahpahaman maksud serta demi keefektifan dan keefisienan penelitian ini,<br />maka masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah :<br />1. Metode pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran dengan<br />pendekatan open-ended.<br />2. Keaktifan siswa yang dimaksud adalah keaktifan siswa terhadap pelajaran<br />yang berlangsung meliputi kegiatan diskusi, bertanya, mendengarkan,<br />mengerjakan soal dan mempelajari kembali catatan matematika.<br />3. Prestasi belajar dalam penelitian ini dibatasi dalam prestasi belajar<br />matematika pada sub pokok bahasan pecahan.<br />D. Rumusan Masalah<br />Sesuai dengan uraian diatas maka dapat dirumuskan sebagai berik ut :<br />1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan pembelajaran<br />dengan pendekatan open-ended terhadap prestasi belajar matematika?<br />2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan keaktifan belajar siswa<br />terhadap prestasi belajar matematika?<br />3. Apakah terdapat interaksi antara metode mengajar dan keaktifan belajar<br />siswa terhadap prestasi belajar matematika?<br />E. Tujuan Penelitian<br />Sejalan dengan masalah yang menjadipusat penelitian ini, maka tujuan<br />yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk<br />1. Mengetahui perbedaan yang signifikan prestasi ditinjau dari perbedaan<br />model pembelajaran.<br />2. Mengetahui perbedaan yang signifikan prestasi ditinjau dari keaktifan<br />belajar<br />3. Mengetahui perbedaan yang signifikan interaksi antara model<br />pembelajaran dan keaktifan terhadap pr estasi.<br />F. Manfaat Penelitian<br />Manfaat yang di harapkan dari penelitian ini adalah<br />1. Bagi penulis untuk mengetahui seberapa penting minat siswa belajar<br />matematika yang ditingkatkan melalui pendekatan open -ended<br />2. Diperoleh informasi tentang kesesuaian hasil belajar matematika yang<br />ditingkatkan guru kepada siswa SMP melalui pembelajaran dengan<br />pendekatan open-ended<br />3. Bagi sekolah diperoleh informasi dan masukan yang terkait dengan<br />pengembangan belajar matematika pada siswa melalui pembelajaran<br />dengan pendekatan open-ended<br />4. Memberikan info pada guru atau calon guru tentang penggunaan<br />pendekatan open-ended dalam meningkatkan prestasi belajar siswa<br />5. Sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan bagi penulis dalam tahap<br />proses pembinaan diri sebagai calon pendidik.<br /></span>CABE RAWIThttp://www.blogger.com/profile/05004403724873961540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2812999936293841155.post-23550011519030364072011-04-08T21:25:00.000-07:002011-04-08T21:26:59.702-07:00BEBERAPA KENDALA SISWA DALAM MENYELESAIKANPEMECAHAN MASALAH ( PROBLEM SOLVING )PADA POKOK BAHASAN FPB DAN KPK<span id="fullpost"><br />ABSTRAK<br />Sih Yunika Purbawati, A 4100300173, Jurusan Pendidikan Matematika,<br />Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,<br />Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2006, 90 halaman.<br /><br />Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kendala siswa dalam<br />menyelesaikan pemecahan masalah pada pokok bahasan FPB dan KPK yang<br />dialami oleh siswa kelas VA SD Negeri Kleco 02 tahun ajaran 2006/2007. Subjek<br />penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas VA SD Negeri Kleco 02 yang<br />berjumlah 35 siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode<br />tes, metode wawancara dan metode dokumentasi. Tes di sini adalah berupa soal<br />cerita matematika pokok bahasan FPB dan KPK. Analisis data yang digunakan<br />dalam penelitian ini adalah non statistik dengan presentase. Setelah melakukan<br />analisis terhadap data yang diperoleh maka didapat presentase tiap jenis kendala,<br />yakni kendala dalam memahami materi pada penggunaan konsep sebesar 37,14%<br />tergolong rendah, kendala dalam menganalisis soal dan mengaplikasikan rumus<br />sebesar 48% tergolong cukup dan kendala dalam aspek prasyarat pada komputasi<br />atau menghitung sebesar 45,71% tergolong cukup.<br />Kata kunci : pemecahan masalah, kendala siswa<br /><br />BAB I<br />PENDAHULUAN<br />A. Latar Belakang Masalah<br />Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa<br />dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Manusia seutuhnya<br />adalah manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa<br />dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan,<br />kesejahteraan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta<br />rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.<br />Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan meningkatkan mutu<br />pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan dengan<br />memperbaiki kurikulum pendidikan yang ada, memperbaharui proses belajar<br />mengajar, menganalisis hasil belajar siswa serta mengatasi permasalahan –<br />permasalahan yang ada dalam pendidikan.<br />Dalam pendidikan matematika juga banyak terdapat masalah. Masalah<br />umum matematika yang banyak orang awam tahu seperti rendahnya daya<br />saing di ajang internasional, rendahnya rata – rata NEM nasional yaitu paling<br />rendah dibanding pelajaran lainnya dan untuk sekolah menengah selalu di<br />bawah 5,0 skala 1-10 ( Zulkardi : 2005 ). Menurut laporan Third International<br />Mathenatics and Science Student /TIMSS ( 1999 ) yang merupakan kriteria<br />acuan, rendahnya daya saing murid Indonesia di ajang internasional, Indonesia<br />di peringkat ke 34 dari 38 negara. Hal ini menunjukkan betapa lemahnya<br />kemampuan penguasaan matematika di negara kita. Serta rendahnya minat<br />belajar matematika disebabkan matematika terasa sulit karena banyak guru<br />matematika mengajarkan matematika dengan materi dan metode yang tidak<br />menarik dimana guru menerangkan atau ‘teacher telling’ sementara murid<br />mencatat.<br />Masalah lain yaitu rendahnya kualitas buku paket karena banyak<br />ditulis tanpa melibatkan orang pendidikan matematika atau guru matematika,<br />buruknya sistem evaluasi yang hanya mengejar solusi namun mengabaikan<br />proses pembuatannya serta kurang tertatanya kurikulum matematika. Selain<br />itu proses pembelajaran matematika di sekolah masih menggunakan<br />pendekatan tradisional atau mekanistik, yakni seorang guru secara aktif<br />mengajarkan matematika kemudian memberikan contoh dan latihan, di sisi<br />lain siswa berfungsi seperti mesin , mereka mendengar, mencatat, dan<br />mengerjakan latihan yang diberikan guru. Menurut Abbas (2002) , banyak<br />faktor yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar matematika peserta<br />didik, salah satunya adalah ketidaktepatan penggunaan model pembelajaran<br />yang digunakan oleh guru di kelas. Kenyataan menunjukkan bahwa selama ini<br />kebanyakan guru menggunakan model pembelajaran yang bersifat<br />konvensional dan banyak didominasi guru.<br />Jenning dan Dunne (1999) mengatakan bahwa, kebanyakan siswa<br />mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan matematika ke dalam situasi<br />kehidupan real. Hal lain yang menyebabkan sulitnya matematika bagi siswa<br />adalah karena pembelajaran matematika kurang bermakna. Guru dalam<br />pembelajarannya di kelas tidak mengaitkan dengan skema yang telah dimiliki<br />oleh siswa dan siswa kurang diberikan kesempatan untuk menemukan kembali<br />dan mengkonstruksi sendiri ide-ide matematika. Mengaitkan pengalaman<br />kehidupan nyata anak dengan ide-ide matematika dalam pembelajaran di kelas<br />penting dilakukan agar pembelajaran bermakna (Soedjadi, 2000; Price,1996;<br />Zamroni, 2000). Konsekwensinya bila siswa diberikan soal yang berbeda<br />dengan soal latihan mereka akan membuat kesalahan. Mereka tidak terbiasa<br />memecahkan masalah yang banyak di sekeliling mereka.<br />Permasalahan - permasalahan dalam pendidikan matematika dapat<br />diatasi dengan melakukan berbagai pendekatan. Salah satu upaya untuk<br />mengatasi permasalahan tersebut di atas adalah dengan melakukan pendekatan<br />pemecahan masalah dalam proses belajar mengajar. Lestariningsih (2004)<br />menyimpulkan bahwa : 1) Ada peningkatan prestasi belajar siswa yang<br />mengalami kesalahan belajar atau kesalahan dalam menyelesaikan soal<br />program linier setelah diberikan pengajaran pemecahan masalah dengan pola<br />latihan interaktif ; 2) Pola latihan interaktif dapat merangsang siswa untuk<br />aktif bertanya mengenai model matematis pokok bahasan program linier;<br />3) Proses belajar mengajar akan lebih bermakna apabila guru dan siswa sama<br />– sama aktif dalam proses pembelajaran. Sedangkan menurut Handayani<br />(2005) ada peningkatan kognitif siswa melalui problem solving dalam<br />pembelajaran matematika yaitu peningkatan keaktifan, kemandirian dan<br />kemampuan matematika.<br />Pendekatan pemecahan masalah bertujuan untuk memberikan<br />kesempatan kepada siswa menyelidiki sendiri masalah-masalah nyata dalam<br />kehidupan dengan menggunakan metode ilmiah. Sedangkan pemecahan<br />masalah dalam matematika tidak bisa dipisahkan dari penerapan matematika<br />dalam berbagai situasi nyata. Dengan demikian pemecahan masalah menjadi<br />sangat penting dalam menumbuhkan kemampuan untuk menerapkan<br />matematika serta untuk mencapai hasil belajar yang optimal.<br />Setiap pendekatan pembelajaran dan selama kegiatan belajar itu<br />berlangsung pasti memiliki kendala, tidak sedikit siswa akan menemui<br />kendala dalam proses belajarnya. Kendala-kendala itulah yang dimakud<br />dengan problema yang menghambat proses tercapainya tujuan belajar.<br />Kendala atau problema yang dialami setiap siswa tidak sama, karena<br />setiap individu memang tidak ada yang sama. Perbedaan individual ini pulalah<br />yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar dikalangan anak didik.<br />Dalam rangka memberikan bimbingan yang tepat kepada setiap siswa, maka<br />guru perlu memahami masalah-masalah yang berhubungan dengan kendalakendala.<br />Pokok bahasan FPB dan KPK merupakan salah satu pokok bahasan<br />kelas VI SD. Pada siswa yang diajarkan materi FPB dan KPK, masih terdapat<br />banyak siswa yang mengalami kendala dalam menyelesaikan pemecahan<br />masalah. Salah satu sumber penyebab kendala tersebut adalah pada aspek<br />kognitif siswa. Murtadlo ( 2005 ) menyimpulkan bahwa letak kesulitan siswa<br />dalam belajar meliputi tiga aspek yaitu kesulitan aspek<br />pemahaman materi pelajaran, kesulitan aspek mengaplikasikan rumus dan<br />kesulitan menganalisis soal. Sedangkan Maslikhah ( 2005 ) menyimpulkan<br />bahwa kesalahan belajar siswa juga meliputi tiga hal yaitu kesalahan belajar<br />dalam menggunakan konsep, kesalahan belajar dalam aspek prasyarat dan<br />kesalahan belajar dalam aspek komputasi atau menghitung.<br />Dengan demikian kendala yang dialami siswa dalam menyelesaikan<br />pemecahan masalah dapat disimpulkan yaitu kendala dalam memahami materi<br />pelajaran pada penggunaan konsep dan prinsip, kendala dalam menganalisis<br />soal dan mengaplikasikan rumus serta kendala dalam aspek prasyarat pada<br />komputasi atau menghitung. Adapun kesulitan belajar tersebut sulit<br />diidentifikasi dan bersifat abstrak, sehingga akan berdampak pada kendala<br />siswa dalam menyelesaikan pemecahan masalah yang pada akhirnya akan<br />mempengaruhi keberhasilan pembelajaran.<br />B. Identifikasi Masalah<br />Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka<br />identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:<br />1. Masih adanya siswa yang mengalami kendala dalam menyelesaikan<br />pemecahan masalah pada pokok bahasan FPB dan KPK.<br />2. Kemungkinan letak kendala atau problem antara siswa yang satu dengan<br />yang lain berbeda.<br />3. Adanya perbedaan kemampuan antara siswa yang satu dengan siswa yang<br />lain.<br />4. Kemungkinan siswa mengalami kendala dalam menyelesaikan pemecahan<br />masalah karena salah dalam menangkap konsep, menggunakan atau<br />menerapkan konsep dan kurangnya siswa menguasai bahan pelajaran<br />sebelumnya sebagai aspek prasyarat.<br />C. Pembatasan Masalah<br />Pembatasan masalah dalam penelitian ini bertujuan untuk<br />mempertegas lingkup yang diteliti agar pokok permasalahan terarah dan dan<br />dapat dikaji secara mendalam, maka masalah-masalah tersebut dibatasi<br />sebagai berikut:<br />1. Penelitian dilakukan pada siswa SD kelas V semester I.<br />2. Peneliti hanya akan meneliti kendala yang dialami siswa dalam<br />menyelesaikan pemecahan masalah pada pokok bahasan FPB dan KPK.<br />3. Jenis-jenis kendala yang menjadi patokan adalah sebagai berikut:<br />a. Jenis kendala I, yaitu kendala dalam memahami materi pelajaran pada<br />penggunaan konsep.<br />b. Jenis kendala II, yaitu kendala dalam menganalisis soal dan<br />mengaplikasikan rumus.<br />c. Jenis kendala III, yaitu kendala dalam aspek prasyarat pada komputasi/<br />menghitung.<br />D. Perumusan Masalah<br />Secara sederhana dapat dikatakan bahwa matematika berkaitan dengan<br />ide dan konsep-konsep yang abstrak dan tersusun secara hierarkis. Konsep<br />lanjutan tidak mungkin dapat dipahami sebelum memahami konsep<br />sebelumnya yang menjadi persyaratan. Ini berarti belajar matematika harus<br />bertahap dan berurutan secara sistematis serta harus didasarkan pada<br />pengalaman belajar yang lain.<br />Konsep dalam matematika adalah abstrak, maka dalam mempelajari<br />matematika tidak cukup dengan membaca saja. Untuk dapat memahami<br />teorema, dalil, sifat maupun definisi memerlukan waktu. Setelah seseorang<br />mempelajari konsep-konsep matematika, perlu adanya ketrampilan ataupun<br />latihan-latihan dalam menggunakan konsep-konsep tersebut.<br />Dalam penelitian, untuk menentukan suatu kebenaran akan dihadapkan<br />suatu problema yang didalamnya mengandung masalah yang harus<br />dipecahkan seperti halnya dalam pembelajaran materi FPB dan KPK pada<br />kelas V semester I, akan dijumpai kendala bagi siswa dalam menerima materi<br />yang disampaikan oleh guru. Jadi yang menjadi permasalahan dalam<br />penelitian ini adalah sebagai berikut:<br />1. Dimana letak kendala siswa dalam menyelesaikan pemecahan<br />masalah pada pokok bahasan FPB dan KPK dan jenis kendala<br />mana yang dominan yang dialami siswa?<br />2. Apakah ada kendala atau faktor lain yang mempengaruhi siswa<br />dalam menyelesaikan pemecahan masalah?<br />E. Tujuan Penelitian<br />Dalam suatu penelitian tujuan merupakan salah satu alat kontrol yang<br />dapat dijadikan petunjuk sehingga penelitian ini dapat berjalan seauai dengan<br />yang diinginkan. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:<br />1. Untuk mengetahui letak kendala siswa dalam menyelesaikan pemecahan<br />masalah pada pokok bahasan FPB dan KPK dan jenis kendala mana yang<br />dominan yang dialami siswa.<br />2. Untuk mengetahui adakah kendala atau faktor lain yang mempengaruhi<br />siswa dalam menyelesaikan pemecahan masalah.<br />F. Manfaat Penelitian<br />Dalam penelitian ini diharapkan sasaran yang dituju dapat dicapai<br />secara maksimum. Adapun sasaran yang ingin dicapai adalah dengan<br />meningkatnya kemampuan belajar aspek kognitif dapat meningkatkan prestasi<br />belajar siswa untuk pokok bahasan FPB dan KPK. Manfaat yang diharapkan<br />dan dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:<br />1. Manfaat Teoritis<br />Hasil-hasil penelitian diharapkan dapat memberikan tambahan<br />pengetahuan pada tingkatan teoritis kepada pembaca maupun guru dalam<br />upaya meningkatkan prestasi belajar matematika melalui pendekatan<br />pemecahan masalah. Selain itu penelitian ini diharapkan memberikan<br />dorongan bagi guru untuk seantiasa memperluas pengetahuannya dan<br />wawasannya mengenai model-model pembelajaran yang kreatif dan<br />inovatif.<br />Penelitian dapat dijadikan bahan masukan bahwa keberhasilan<br />proses belajar matematika selain ditentukan oleh metode mengajar yang<br />tepat juga tergantung pada kendala siswa belajar pada aspek kognitif.<br />Dalam penelitian ini juga diharapkan siswa mampu belajar dan<br />mencapai cara belajar yang baik untuk memahami materi yang diberikan<br />serta menerapkan konsep-konsep yang diberikan sehingga dapat<br />mengurangi kendala yang ada.<br />2. Manfaat Praktis<br />Penelitian ini diharapkan dapat memberi solusi yang nyata sebagai<br />upaya mengatasi rendahnya hasil belajar matematika melalui proses<br />pembelajaran dengan pemecahan masalah. Bagi siswa penelitian ini<br />berguna untuk membantu meningkatkan prestasi belajar siswa.<br />Penelitian ini dapat memberi masukan bagi guru maupun calon<br />guru khususnya pada bidang studi matematika untuk lebih menekankan<br />keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.<br />G. Definisi Operasonal Istilah<br />Soal pemecahan masalah betujuan untuk memberikan kesempatan<br />kepada siswa menyelidiki sendiri masalah-masalah nyata dalam kehidupan<br />dengan menggunakan metode ilmiah. Dengan demikian pemecahan masalah<br />menjadi sangat penting dalam menumbuhkan kemampuan untuk menerapkan<br />matematika serta untuk mencapai hasil belajar yang optimal.<br />Kendala yang dialami siswa dalam menerapkan pendekatan<br />pemecahan masalah dapat berupa aspek kognitif siswa , yaitu kendala dalam<br />memahami materi pelajaran pada penggunaan konsep, menganalisis soal da<br />mengaplikasikan rumus serta kendala dalam aspek prasyarat pada komputasi<br />atau menghitung. Siswa mengalami kendala dalam memahami materi<br />pelajaran atau memahami soal, yang meliputi memahami apa yang diketahui<br />dan memahami apa yang ditanyakan ketika siswa tidak mampu menangkap<br />informasi, konsep atau prinsip yang ada pada soal cerita kemudian<br />mengungkapkan atau merubahnya ke dalam bentuk matematika.<br />Siswa mengalami kendala dalam menganalisis soal dan<br />mengaplikasikan rumus atau siswa tidak dapat merencanakan strategi apabila<br />siswa tidak dapat menentukan rumus yang harus digunakan untuk<br />menyelesaikan soal yang diberikan. Siswa mengalami kendala dalam<br />menghitung atau komputasi atau tidak dapat melaksanakan strategi jika siswa<br />tidak dapat menentukan hasil akhir yang diinginkan atau siswa kurang teliti<br />dalam menghitung. Dengan kata lain siswa tidak dapat memeriksa kembali<br />kesesuaian antara soal dengan jawaban.<br /></span>CABE RAWIThttp://www.blogger.com/profile/05004403724873961540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2812999936293841155.post-75584682570828590072011-04-08T21:21:00.000-07:002011-04-08T21:25:02.592-07:00PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKAMELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGAPADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA(PTK Pembelajaran Matematika Kelas .......<span id="fullpost"><br />ABSTRAK<br />Kuncoro Budi Pramono, A. 410 030 094, Jurusan Pendidikan Matematika,<br />Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas<br />Muhammadiyah Surakarta, 2007, 81 Halaman.<br /><br />Tujuan penelitian ini adalah untuk Meningkatkan prestasi belajar siswa dalam<br />menyelesaikan soal matematika melalui penggunaan Alat Peraga. Penelitian ini<br />merupakan penelitian tindakan kelas bersifat kolaboratif antara peneliti, guru<br />matematika sebagai pelaku tindakan kelas, dan kepala sekolah sebagai subjek yang<br />membantu dalam perencanaan dan pengumpulan data. Subjek penelitian yang<br />dikenai tindakan adalah siswa kelas VIII F SMP Negeri 2 Sawit yang berjumlah 37<br />siswa. Data dikumpulkan melalui metode observasi, catatan lapangan, tes setiap<br />akhir siklus, dan dokumentasi. Analisis data secara deskriptif kualitatif dengan<br />metode alur yaitu data dianalisis sejak tindakan pembelajaran dilaksanakan dan<br />dikembangkan selama proses pembelajaran, alur yang dilalui meliputi reduksi data ,<br />penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian<br />menyimpulkan bahwa: (1) Kemandirian siswa dalam menyelesaikan soal matematika<br />meningkat dari 16,2 % menjadi 72,9 %. (2) Kemampuan siswa mengalami<br />peningkatan dari 56,8 % menjadi 91,8 %. (3) Keaktifan siwa dalam pembelajaran<br />mengalami peningkatan dari 0 % menjadi 1,35 %. (4) Hasil belajar siswa meningkat<br />dari 3,4 % menjadi 65,7 % pada akhir tindakan. Kesimpulan penelitian ini adalah<br />prestasi belajar siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika dapat ditingkatkan<br />melalui penerapan pembelajaran melalui penggunaan alat peraga.<br /><br />BAB I<br />PENDAHULUAN<br />A. Latar Belakang Masalah<br />Dalam rangka mencapai tujuan nasional, pembangunan bidang<br />pendidikan merupakan sarana dan wahana yang sangat penting dan<br />menentukan dalam pembinaan sumber daya manusia. Menurut menteri<br />pendidikan nasional Wardiman Djoyonegoro, pembangunan pendidikan<br />sedikitnya terdapat tiga syarat utama yang harus diperhatikan agar dapat<br />berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM),<br />antara lain: (1) Sarana gedung, (2) Buku yang berkualitas, (3) guru dan<br />tenaga kependidikan yang profesional (E. Mulyasa, 2006:3)<br />Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang dapat<br />menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan dasar untuk belajar<br />sehingga dapat mengikuti bahkan menjadi pelopor dalam pembaharuan<br />dan perubahan. Marsigit menyatakan bahwa ahli-ahli kependidikan telah<br />menyadari bahwa mutu pendidikan sangat bergantung pada kualitas guru<br />dan praktek pembelajaran dalam pemecahan masalah sehingga<br />peningkatan kualitas pembelajaran merupakan uji mendasar bagi<br />peningkatan mutu pendidikan nasional (Sutama, 2000:1).<br />Didalam proses belajar mengajar guru dihadapkan pada keaneka<br />ragaman kemampuan siswa yang ada sedikit banyak akan berpengaruh<br />terhadap penguasaan materi pelajaran yang diajarkan guru didalam kelas.<br />Dengan demikian guru diharapkan dapat memilih metode yang baik dan<br />tepat sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan efektif.<br />Guru tidak harus menggunakan satu macam metode tertentu saja dalam<br />menyampaikan materi secara klasikal misalnya metode ceramah<br />(konvensional). Selain itu setiap pokok bahasan mempunyai karakteristik<br />yang berbeda-beda sehingga belum tentu cocok / efektif jika diajarkan<br />dengan metode ceramah. Hal ini disebabkan karena pokok bahasan dalam<br />matematika ada yang berupa perhitungan adapula yang berupa<br />pembahasan geometri yang tidak mungkin mengajarkannya dengan<br />metode yang sama (Suwarna, 2006:105).<br />Geometri memiliki karakteristik ilmu yang terdiri dari serangkaian<br />pernyataan tentang titik, garis, bidang, proyeksi bidang (planar), dan<br />bangun ruang tiga dimensi. Geometri adalah sebuah subjek abstrak tetapi<br />mudah digambarkan dan mempunyai banyak penerapan praktis yang<br />nyata. Akan tetapi bagi mayoritas anak seusia siswa SMP mengalami<br />kesulitan dalam mempelajari konsep-konsep atau gambar yang abstrak.<br />Karena kemampuan berpikir mereka baru mampu untuk memahami dan<br />mempelajari konsep-konsep benda real atau nyata. Sehingga untuk<br />menjembatani problem seperti ini maka diperlukan sebuah media yang<br />gunanya sebagai perantara dalam menyampaikan berbagai informasi<br />tentang ilmu geometri agar mudah diterima dan dipahami oleh siswa (anak<br />didik). Dalam proses belajar mengajar media dapat berupa alat atau pun<br />metode. Setiap proses belajar mengajar ditandai dengan adanya beberapa<br />unsur antara lain: tujuan, bahan, metode dan alat. Unsur metode dan alat<br />merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan dari unsur lainnya yang<br />berfungsi sebagai cara atau teknik untuk mengantarkan bahan pelajaran<br />agar sampai kepada tujuan. Dalam pencapaian tujuan tersebut, peranan<br />alat peraga memegang peranan yang penting sebab dengan adanya alat<br />peraga ini bahan dengan mudah dipahami oleh siswa (Nana Sudjana,<br />2005:99)<br />B. Identifikasi Masalah<br />Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, Usaha agar<br />proses pembelajaran lebih efektif dan efisien dalam mengadakan<br />penelitian maka permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini antara lain:<br />1. Masih rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran<br />matematika.<br />2. Mengajar dengan menggunakan metode demonstrasi yang disertai<br />penggunaan alat peraga akan menuntut siswa aktif dalam kegiatan<br />pembelajaran.<br />C. Pembatasan Masalah<br />Mengingat luasnya permasalahan, maka perlu adanya pembatasan<br />masalah secara jelas. Agar penelitian ini mencapai sasaran maka<br />permasalahan ini difokuskan pada peningkatan prestasi belajar matematika<br />pada siswa yang diberi pembelajaran dengan menggunakan alat peraga<br />pada pokok bahasan Kubus dan Balok.<br />D. Perumusan Masalah<br />Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah<br />tersebut diatas maka permasalahan secara spesifik yang dicari dalam<br />penelitian ini adalah adakah peningkatan prestasi belajar siswa yang dalam<br />proses belajarnya dengan menggunakan alat peraga pada pokok bahasan<br />Kubus dan Balok?<br />E. Tujuan Penelitian<br />Dari perumusan masalah yang ada diatas, tujuan dari dilakukannya<br />penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa<br />kelas VIII SMP Negeri 2 Sawit pada pokok bahasan kubus dan balok<br />dengan menggunakan alat peraga.<br />F. Manfaat Penelitian<br />1. Manfaat Teoritis<br />Secara umum hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan<br />dapat memberikan sumbangan kepada pembelajaran matematika<br />utamanya pada peningkatan mutu pendidikan matematika melalui<br />optimalisasi penggunaan alat peraga. Secara khusus penelitian ini<br />untuk memberikan kontribusi pada strategi pembelajaran berupa<br />pergeseran dari paradigma mengajar menuju ke paradigma belajar<br />yang mementingkan pada proses untuk mencapai hasil.<br />2. Manfaat Praktis<br />Hasil penelitian ini, diharapkan juga dapat memberikan<br />kontribusi untuk guru matematika dan siswa kelas VIII Sekolah<br />Menengah Pertama (SMP). Bagi guru matematika dapat dijadikan<br />masukkan bahwa penggunaan alat peraga dapat dijadikan alternatif<br />media dalam pembelajaran bangun datar. Bagi siswa proses<br />pembelajaran ini dapat meningkatkan penguasaan konsep,<br />pemahaman materi dan kemampuan matematikanya.<br /></span>CABE RAWIThttp://www.blogger.com/profile/05004403724873961540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2812999936293841155.post-23884572650407786542011-04-08T21:17:00.000-07:002011-04-08T21:20:55.869-07:00PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KREATIVITAS SISWA DALAMBELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN HEURISTIK(PTK Pembelajaran Matematika di Kelas .....<span id="fullpost"><br />ABSTRAK<br />Dian Pramesti (A410030017), Jurusan Pendidikan Matematika,<br />Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,<br />Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2007, 99 halaman<br /><br />Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar<br />matematika melalui pendekatan heuristik sampai 75%, meningkatkan kreativitas<br />siswa dalam belajar matematika melalui pendekatan heuristik sampai 75% dan<br />meningkatkan daya serap kelas VII B SMP Islam Al Hadi sampai 75%. Jenis<br />penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), subyek yang menerima<br />tindakan siswa kelas VII B semester gasal tahun 2006/2007 SMP Islam Al Hadi<br />yang berjumlah 41 siswa. Data dikumpulkan melalui observasi, catatan lapangan,<br />dan review. Keabsahan data diperiksa dengan triangulasi penyelidik. Data<br />dianalisis secara deskriptif kualitatif model alur yaitu reduksi data, penyajian<br />data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini, adalah 1) aktivitas bertanya<br />meningkat, yaitu sebelum adanya penelitian 29,27%, pada putaran I 43,90%,<br />putaran II 58,54%, putaran III 68,29%, putaran IV 80,48%. Aktivitas menjawab<br />pertanyaan guru meningkat, yaitu sebelum adanya penelitian 24,39%, pada<br />putaran I 41,46%, putaran II 56,10%, putaran III 65,85%, putaran IV 78,05%.<br />Aktivitas mengerjakan soal-soal latihan di depan kelas meningkat, yaitu sebelum<br />adanya penelitian 29,27%, pada putaran I 46,34%, putaran II 60,98%, putaran III<br />70,73%, putaran IV 82,93%, 2) kreativitas siswa dalam mengeluarkan<br />ide/pendapat/gagasan meningkat, yaitu sebelum adanya penelitian 24,39%, pada<br />putaran I 39,02%, putaran II 53,66%, putaran III 63,41%, putaran IV 75,61%,<br />3) daya serap kelas VII B meningkat, yaitu sebelum adanya tindakan, siswa yang<br />memperoleh nilai ≥ 75 sebesar 21,95%, pada putaran I 36,58%, putaran II<br />46,34%, putaran III 60,97%, putaran IV 80,48%.<br />Kata Kunci: Aktivitas, Kreativitas, Heuristik.<br /><br /><br />BAB I<br />PENDAHULUAN<br />A. Latar Belakang Masalah<br />Selama ini matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit oleh<br />sebagian besar siswa. Anggapan demikian tidak lepas dari persepsi yang<br />berkembang dalam masyarakat tentang matematika sebagai pelajaran yang<br />sulit. Persepsi negatif itu ikut dibentuk oleh anggapan bahwa matematika<br />merupakan ilmu yang kering, abstrak, teoritis, penuh dengan lambanglambang<br />dan rumus-rumus yang sulit dan membingungkan, yang muncul atas<br />pengalaman kurang menyenangkan ketika belajar matematika di sekolah. Di<br />samping hal tersebut kita masih dapat bersyukur karena ada juga siswa yang<br />sangat menikmati keasyikan bermain dengan matematika, menggunakan<br />keindahan kaidah-kaidah matematika dan keteraturannya sehingga mereka<br />merasa tertantang untuk memecahkan berbagai bentuk soal matematika.<br />Kedua persepsi itu pasti ada dalam setiap jenjang pendidikan baik di tingkat<br />pendidikan dasar sampai jenjang pendidikan tinggi.<br />Banyak hal yang dapat dikaji untuk mengungkap masalah tersebut di<br />atas, mungkin strategi pembelajaraannya menyajikan aturan-aturan yang dapat<br />membuat siswa cepat bosan ketika proses belajar-mengajar berlangsung.<br />Masalah lainnya mungkin karena keterbatasan sarana belajar, misalnya buku<br />paket untuk siswa kurang memadai sehingga siswa hanya mendapatkan<br />sumber materi dari apa yang diberikan oleh gurunya di sekolah. Berbagai<br />upaya telah ditempuh guna meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia,<br />antara lain perbaikan kurikulum, penyediaan alat peraga, dan perubahan<br />metode pembelajaran.<br />Kita menyadari bahwa pelajaran matematika cenderung dipandang<br />sebagai mata pelajaran yang “kurang diminati” atau “kalau bisa dihindari”<br />oleh sebagian besar siswa. Mereka seharusnya menyadari bahwa aturanaturan<br />yang ada dalam matematika memberikan acuan untuk dapat berfikir<br />logis, rasional, kritis, cermat, efisien dan efektif. Kemampuan tersebut sangat<br />dibutuhkan guna menyongsong era persaingan bebas. Oleh karena itu<br />kreativitas seorang guru dalam mengajar matematika menjadi faktor penting<br />agar matematika menjadi mata pelajaran yang menyenangkan dan menarik di<br />dalam kelas. Kreativitas bukanlah suatu bakat, tetapi bisa dipelajari dan harus<br />dilatih. Hal yang harus dilakukan seorang guru antara lain dengan menerapkan<br />metode yang sesuai dan berusaha menambah pengetahuan tentang materi<br />matematika itu sendiri.<br />Sebagian besar guru menerapkan pembelajaran konvensional. Pada<br />prosesnya guru menerangkan materi dengan metode ceramah, siswa<br />mendengarkan kemudian mencatat hal yang dianggap penting. Sumber utama<br />pada proses ini adalah penjelasan guru. Siswa hanya pasif mendengarkan<br />uraian materi, menerima dan “menelan” begitu saja ilmu atau informasi dari<br />guru. Hal ini tentu berakibat informasi yang didapat kurang begitu melekat<br />dan membekas pada diri siswa. Dengan langkah ini juga siswa cepat merasa<br />bosan, jika perasaan ini terus bertambah tentu akan berdampak buruk bagi<br />siswa misalnya minat siswa untuk belajar matematika akan turun, dampak<br />selanjutnya prestasi siswa akan turun.<br />Telah dikemukakan di atas bahwa matematika merupakan mata<br />pelajaran yang kurang diminati siswa. Maka dengan metodenya guru harus<br />berusaha menumbuhkan minat atau “rasa cinta” matematika pada siswa.<br />Pikiran siswa sebaiknya diarahkan untuk dapat terjun dalam matematika<br />dengan cara melibatkan secara langsung dalam pembelajaran. Sebagai salah<br />satu pemecahan dalam masalah ini dipilih pendekatan heuristik (penemuan).<br />Diharapkan dengan strategi ini siswa akan lebih aktif terlibat dalam proses<br />pembelajaran, sehingga siswa lebih memahami materi matematika yang<br />dipelajari.<br />Proses belajar-mengajar yang berlangsung di kelas sebaiknya sudah<br />melibatkan aktivitas siswa dalam belajar. Para siswa dituntut aktivitasnya<br />untuk mendengarkan, memperhatikan, dan mencerna pelajaran yang diberikan<br />guru. Di samping itu juga sangat dimungkinkan para siswa aktif bertanya pada<br />guru hal-hal yang belum jelas. Tidak jarang guru memberikan pertanyaanpertanyaan<br />sehingga menuntut aktivitas siswa untuk menjawabnya.<br />Setiap siswa mempunyai kreativitas yang berbeda–beda. Kreativitas<br />merupakan kemampuan individu untuk menciptakan sesuatu yang baru yang<br />belum ada sebelumnya. Siswa dengan daya kreativitas yang tinggi akan<br />mampu belajar dengan baik karena mereka selalu mempunyai ide-ide kreatif<br />yang dapat meningkatkan motivasinya untuk belajar. Mereka juga akan selalu<br />berusaha menemukan sesuatu yang baru dalam hidupnya.<br />Guru di sekolah mempunyai tanggung jawab untuk merangsang dan<br />meningkatkan daya pikir, sikap dan perilaku yang kreatif bagi siswa dengan<br />mengusahakan iklim atau suasana di dalam kelas yang menggugah aktivitas<br />dan kreativitas yaitu dengan menggunakan pendekatan heuristik.<br />Bertolak dari latar belakang masalah yang diungkapkan di atas,<br />penulis terdorong untuk mengadakan penelitian dengan judul Peningkatan<br />Aktivitas dan Kreativitas Siswa Dalam Belajar Matematika Melalui<br />Pendekatan Heuristik (PTK Pembelajaran di Kelas VII B SMP Islam Al<br />Hadi).<br />B. Perumusan Masalah<br />Penelitian tindakan kelas ini difokuskan pada peningkatan aktivitas<br />dan kreativitas siswa dalam belajar matematika. Berdasarkan latar belakang<br />masalah dan fokus penelitian di atas maka dapat dirumuskan permasalahan<br />penelitian tindakan kelas sebagai berikut:<br />1. Apakah tindakan guru dalam pembelajaran matematika melalui<br />pendekatan heuristik dapat meningkatkan aktivitas siswa sampai 75%?<br />2. Apakah tindakan guru dalam pembelajaran matematika melalui<br />pendekatan heuristik dapat meningkatkan kreativitas siswa sampai 75%?<br />3. Apakah daya serap kelas VII B SMP Islam Al Hadi dapat meningkat<br />sampai 75%?<br />C. Tujuan Penelitian<br />Sejalan dengan permasalahan di atas, maka garis besar penelitian ini<br />bertujuan untuk:<br />1. Meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar matematika melalui<br />pendekatan heuristik sampai 75%.<br />2. Meningkatkan kreativitas siswa dalam belajar matematika melalui<br />pendekatan heuristik sampai 75%.<br />3. Meningkatkan daya serap kelas VII B SMP Islam Al Hadi sampai 75%.<br />D. Manfaat Penelitian<br />Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:<br />1. Manfaat Teoritis<br />Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan<br />sumbangan kepada pembelajaran matematika, utamanya pada peningkatan<br />aktivitas dan kreativitas belajar matematika melalui pendekatan heuristic.<br />2. Manfaat Praktis<br />Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini, antara lain sebagai<br />berikut:<br />a. Bagi siswa<br />1) Dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas belajar siswa.<br />2) Meningkatkan perhatian, tanggung jawab, dan keaktifan siswa<br />dalam proses belajar-mengajar.<br />b. Bagi Sekolah<br />1) Sebagai informasi bagi semua tenaga pengajar mengenai metode<br />mengajar menggunakan pendekatan heuristik.<br />2) Sebagai usaha dalam meningkatkan kualitas pembelajaran<br />matematika.<br />c. Bagi Peneliti<br />1) Untuk mengetahui efektifitas metode mengajar menggunakan<br />pendekatan heuristik.<br />2) Untuk mendapatkan gambaran tentang aktivitas dan kreativitas<br />siswa dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan<br />heuristik.<br />d. Bagi Lembaga<br />Penelitian ini diharapkan akan menambah pembendaharaan<br />ilmu pengetahuan sebagai sumber bacaan di perpustakaan UMS.<br />E. Definisi Operasional Istilah<br />1. Meningkatkan<br />Meningkatkan adalah usaha untuk menjadikan lebih baik sesuai<br />dengan kondisi-kondisi yang dapat diciptakan atau diusahakan melalui<br />pelaksanaan belajar-mengajar di kelas, khususnya pada pelajaran<br />matematika guna meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa kelas VII B<br />dalam belajar matematika.<br />2. Aktivitas Belajar Matematika<br />Aktivitas belajar matematika adalah keaktifan, kegiatan, kesibukan<br />siswa dalam belajar matematika. Dalam proses belajar sangat diperlukan<br />adanya aktivitas, tanpa aktivitas belajar itu tidak mungkin berlangsung<br />dengan baik.<br />3. Kreativitas Belajar Matematika<br />Kreativitas belajar matematika adalah kemampuan siswa untuk<br />memberikan gagasan- gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan<br />masalah dalam belajar matematika.<br />4. Pendekatan Heuristik<br />Pendekatan heuristik adalah pendekatan pengajaran yang<br />menyajikan sejumlah data dan siswa diminta untuk membuat kesimpulan<br />menggunakan data tersebut.<br /></span>CABE RAWIThttp://www.blogger.com/profile/05004403724873961540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2812999936293841155.post-33695938070184181522011-04-08T03:15:00.000-07:002011-04-08T03:17:53.118-07:00PENGARUH KREATIVITAS DAN INTENSITAS BELAJAR MATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA (Siswa Kelas I SMP .....<span id="fullpost"><br />ABSTRAK<br />Nuryanti, NIM: A.410 020 157, <br /><br />Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh kreativitas<br />terhadap kemampuan kognitif siswa dalam mata pelajaran matematika, (2)<br />pengaruh intensitas belajar matematika terhadap kemampuan kognitif siswa dalam<br />mata pelajaran matematika, (3) pengaruh kreativitas dan intensitas belajar<br />matematika terhadap kemampuan kognitif siswa dalam mata pelajaran<br />matematika. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas I SMP<br />Negeri I Ampel Kabupaten Boyolali tahun Ajaran 2006/2007 yang terdiri dari 6<br />kelas dengan jumlah 240 siswa. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 36 siswa<br />dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Teknik pengumpulan data<br />yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket, tes dan dokumentasi. Teknik<br />analisis data yang digunakan adalah regresi linier yang sebelumnya dilakukan uji<br />normalitas dan linieritas. Berdasarkan hasil penelitian ini dengan taraf signifikansi<br />5% dapat disimpulkan bahwa (1) terdapat pengaruh kreativitas terhadap<br />kemampuan kognitif siswa dengan nilai rhitung = 0,343 > rtabel = 0,221, (2) terdapat,<br />pengaruh intensitas belajar matematika terhadap kemampuan kognitif siswa<br />dengan nilai rhitung = 0,339 > rtabel = 0,221 (3) terdapat pengaruh kreativitas dan<br />intensitas belajar matematika terhadap kemampuan kognitif siswa dengan nilai<br />Fhitung= 25,217. Kontribusi efektif kreativitas belajar terhadap kemampuan<br />kognitif siswa sebesar 40,50% dan intensitas belajar siswa sebesar 36,31%.<br />Penelitian ini menyimpulkan bahwa kreativitas dan intensitas belajar matematika<br />berpengaruh positif terhadap kemampuan kognitif siswa.<br /><br /><br />BAB I<br />PENDAHULUAN<br />A. Latar Belakang Masalah<br />Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat menuntut<br />sumber daya yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia juga<br />merupakan syarat untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana<br />untuk meningkatkan sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan yang<br />berkualitas. Sebagai penentu keberhasilan pembangunan, maka kualitas<br />sumber daya manusia harus ditingkatkan melalui berbagai program<br />pendidikan yang dilaksanakan secara sistematis dan terarah berdasarkan<br />kepentingan yang mengacu pada kemajuan IPTEK.<br />Salah satu sarana belajar adalah melalui pendidikan formal di sekolah.<br />Dengan adanya sarana belajar di sekolah, individu diharapkan dapat mencapai<br />tingkat perkembangan yang optimal. Didalam belajar harus mencerminkan<br />suatu perubahan dalam pengetahuannya, daya pikir serta tingkah laku suatu<br />individu (siswa).<br />Pelajaran matematika seringkali dianggap sebagai suatu hal yang<br />menakutkan dan kurang menarik. Banyak siswa mengalami kesulitan dalam<br />mempelajari matematika, terutama pada saat memecahkan soal-soal yang<br />berhubungan dengan matematika. Namun hal ini dapat dimaklumi karena<br />matematika merupakan ilmu yang membutuhkan daya pikir (penalaran) tinggi,<br />dan berkesinambungan, misalnya, dalam mempelajari suatu konsep itu. Hal ini<br />menunjukkan pengetahuannya dalam situasi yang baru sangat berperan dalam<br />mempelajari matematika.<br />Salah satu sumber penyebab kesulitan belajar yang lain adalah bersifat<br />kognitif seperti kesulitan dalam aspek bahasa atau menangkap konsep,<br />kesulitan dalam aspek terapan atau menghitung, dan kesulitan dalam aspek<br />prasyarat. Adapun kesulitan belajar tersebut sulit diindentifikasi dan bersifat<br />abstrak, sehingga akan berdampak pada kesalahan belajar yang pada akhirnya<br />akan mempengaruhi keberhasilan pengajaran.<br />Kemampuan kognitif siswa merupakan kesanggupan siswa untuk<br />dapat mengerjakan soal-soal matematika yang bertujuan pada keenam aspek<br />kognitif. Bloom membagi keenam aspek kognitif tersebut yaitu pengetahuan,<br />pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi (Nana Sudjana,<br />2000:43).<br />Kreativitas sebagai salah satu faktor intern yang berpengaruh pada<br />pencapaian hasil belajar yang optimal. Hasrat dan motivasi yang kuat akan<br />mendorong siswa untuk berkreasi baik dalam belajar maupun dalam<br />memecahkan suatu soal matematika.<br />Setiap siswa mempunyai kreativitas yang berbeda-beda. Kreativitas<br />merupakan kemampuan individu untuk menciptakan sesuatu yang baru yang<br />belum ada sebelumnya. Siswa dengan daya kreativitas yang tinggi akan<br />mampu belajar dengan baik karena ia selalu mempunyai ide-ide kreatif yang<br />dapat meningkatkan motivasinya untuk belajar. Ia juga akan selalu berusaha<br />menemukan sesuatu yang baru dalam hidupnya. Guru di sekolah mempunyai<br />tanggung jawab untuk merangsang dan meningkatkan daya pikir, sikap dan<br />perilaku yang kreatif bagi siswa dengan mengusahakan iklim atau suasana di<br />dalam kelas yang menggugah kreativitas.<br />Menumbuhkan kreativitas belajar anak tidak hanya dilakukan saat<br />kegiatan belajar mengajar di sekolah melainkan dapat juga dilakukan saat<br />belajar di rumah. Pengembangan kreativitas dalam belajar tumbuh dari<br />kemampuan dalam diri individu atau bakat<br />yang dimiliki seseorang dan<br />dorongan orang tua yang membantu anak saat belajar di rumah. Proses yang<br />termasuk dalam kreativitas adalah pemecahan masalah dan membuat sebuah<br />ide sehingga dapat mengembangkan daya fikir anak dalam memecahkan suatu<br />masalah.<br />Di samping kreativitas, aspek lain yang harus diperhatikan adalah<br />intensitas belajar siswa. Dimana dalam proses belajar memerlukan suatu<br />perulangan. Dalam perulangan tersebut mengenai materi pelajaran yang telah<br />diberikan di sekolah sehingga dengan belajar berulang-ulang akan terbiasa<br />dalam menyelesaikan khususnya dalam pelajaran matematika. Hal ini<br />mengingat bahwa didalam mengerjakan soal matematika memerlukan<br />ketrampilan berhitung yang hanya dapat diperoleh dengan latihan secara<br />kontinu.<br />Prestasi belajar pada hakekatnya merupakan pencerminan dari usaha<br />belajar, pada umumnya semakin baik usaha belajar semakin baik pula prestasi<br />belajar yang dicapai. Pada dasarnya keberhasilan belajar ditentukan oleh dua<br />faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Salah satu contoh<br />keberhasilan belajar siswa itu adalah intensitas belajar siswa. Dalam<br />pembelajaran matematika, anak yang memiliki intensitas tinggi terhadap<br />materi pelajaran matematika menunjukkan adanya pemahaman dalam<br />matematika sehingga prestasinya akan meningkat. Selain itu keberadaan orang<br />tua sebagai pendidik utama dengan segenap dukungan yang diberikan kepada<br />anak dalam rangka proses belajarnya.<br />Bertolak dari uraian di atas maka perlu kiranya suatu penelitian yang<br />berkaitan dengan permasalahan di atas. Penulis tertarik untuk mengadakan<br />penelitian yang berjudul “Pengaruh Kreativitas dan Intensitas Belajar<br />Matematika Terhadap Kemampuan Kognitif Siswa Dalam Mata Pelajaran<br />Matematika Siswa Kelas I SMP Negeri I Ampel Kabupaten Boyolali”.<br />B. Identifikasi Masalah<br />Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas.Peneliti mengidentifikasi <br />masalah-masalah yang timbul dalam peneliian ini yang meliputi :<br />1. Kemampuan kognitif yang dimiliki siswa berbeda-beda tergantung pada<br />kemampuan untuk melakukan pengaturan kegiatan kognitif dalam belajar.<br />Bagaimana siswa menggali ingatannya dan menggunakan pengetahuan<br />yang dimiliki, khususnya dalam memecahkan soal-soal matematika. Perlu<br />disadari bahwasannya pembelajaran matematika akan berhasil tidak hanya<br />ditentukan oleh kemampuan guru serta tercapainya tujuan pembelajaran<br />melainkan kemampuan kognitif siswa juga mempengaruhi keberhasilan<br />matematika.<br />2. Kreativitas akan membantu memperluas daya pikr siswa dalam belajar<br />matematika. Kemungkinan terdapat pengaruh kreativitas belajar siswa<br />yang menyebabkan perbedaan kemampuan kognitif yang dimiliki siswa.<br />3. Intensitas belajar matematika dapat meningkat apabila dalam memahami<br />atau belajar matematika dilakukan secara berulang-ulang tidak hanya satu<br />kali baca., jika dibaca sekali saja maka akan mudah lupa dan belum tentu<br />paham secara keseluruhan.<br />C. Pembatasan Masalah<br />Agar penelitian ini dapat terarah dan tidak meluas jangkauannya maka<br />diperlukan pembtasan masalah, yaiti :<br />1. Penelitian ini dilakukan pada semua siswa kelas I SMP N I Ampel.<br />2. Kemampuan kognitif siswa dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa<br />dalam mengerjakan soal matematika pada pokok bahasan pecahan. Aspek<br />kognitif yang diteliti meliputi kemampuan siswa dalam pengetahuan,<br />pemahaman dan penerapan. Dalam penelitian ini ada tiga aspek yang tidak<br />diteliti yaitu analisis, sintesis dan evaluasi.<br />3. Kreativitas adalah kemampuan siswa untuk menghasilkan sesuatu yang<br />baru dan berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Disini yang<br />diteliti adalah kreativitas dalam mengerjakan soal matematika pokok<br />bahasan pecahan.<br />4. Intensitas belajar meliputi frekuensi belajar siswa di lingkungan sekolah<br />dan di luar lingkungan sekolah.<br />D. Perumusan Masalah<br />Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :<br />1. Adakah pengaruh yang signifikan kreativitas terhadap kemampuan<br />kognitif siswa dalam mata pelajaran matematika pokok bahasan pecahan?<br />2.Adakah pengaruh yang signifikan intensitas belajar matematika terhadap<br />kemampuan kognitif siswa dalam mata pelajaran matematika pokok<br />bahasan pecahan?<br />3. Adakah pengaruh yang signifikan kreativitas dan intensitas belajar<br />matematika terhadap kemampuan kognitif siswa dalam mata pelajaran<br />matematika pokok bahasan pecahan?<br />E. Tujuan Penelitian<br />Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah :<br />1. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan kreativitas terhadap<br />kemampuan kognitif siswa dalam mata pelajaran matematika pokok<br />bahasan pecahan.<br />2. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan intensitas belajar matematika<br />terhadap kemampuan kognitif siswa dalam mata pelajaran matematika<br />pokok bahasan pecahan.<br />3. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan kreativitas dan intensitas<br />belajar matematika terhadap kemampuan kognitif siswa dalam mata<br />pelajaran matematika pokok bahasan pecahan.<br />F. Manfaat Penelitian<br />Dengan penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi dunia<br />pendidikan, yaitu :<br />1. Mampu memberi masukan bagi guru pada umumnya dan guru matematika<br />pada khususnya tentang pengaruh kreativitas dan intensitas belajar<br />matematika terhadap kemampuan kognitif siswa guna menunjang prestasi<br />belajar matematika siswa.<br />2. Mampu memberikan kontribusi pada peningkatan mutu pendidikan.<br />3. Sebagai media untuk belajar, berlatih dan mencoba melakukan<br />penganalisaan terhadap suatu peristiwa yang terjadi dalam dunia pendidikan.<br /></span>CABE RAWIThttp://www.blogger.com/profile/05004403724873961540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2812999936293841155.post-14974804229297533042011-04-08T03:12:00.000-07:002011-04-08T03:14:49.099-07:00PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA (Pada Siswa Kelas I SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun 2006/2007)<span id="fullpost"><br />ABSTRAK<br />Anita Nurhayati, A.410 030 050, <br /><br />Penulisan skripsi ini bertujuan (1) untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh<br />perhatian orang tua terhadap prestasi belajar matematika (2) untuk mengetahui<br />ada tidaknya pengaruh lingkungan belajar terhadap prestasi belajar matematika (3)<br />untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara perhatian orang tua dan<br />lingkungan belajar terhadap prestasi belajar matematika. Penelitian ini<br />menggunakan rancangan diskriptif kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah<br />semua siswa kelas 1 SMA Negeri 2 Sukoharjo Semester 1 Tahun Ajar 2006/2007<br />sebanyak 240 siswa, sedangkan sempel penelitian sebanyak 80 siswa diambil<br />dengan teknik random sampling terhadap kelas. Pengumpulan data dilakukan<br />dengan: (1) metode angket digunakan untuk menggumpulkan data yang berupa<br />skor angket perhatian orang tua dan lingkungan belajar (2) metode dokumentasi<br />digunakan untuk mengetahui daftar nama siswa dan nilai tes semester 1 untuk<br />prestasi belajar. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan regresi<br />linier. Sebelum data dianalisis, dilakukan uji prasyarat analisis yang meliputi uji<br />normalitas, uji linieritas, uji keberartian dan uji independensi, setelah uji prasarat<br />analisis dipenuhi, dilakukan pengujian hipotesis dengan uji t dan uji F. Dari hasil<br />pengujian hipotesis dengan α =5% menunjukkan (1) terdapat pengaruh perhatian<br />orang tua terhadap prestasi belajar matematika dengan thitung= 2,456 (2) terdapat<br />pengaruh lingkungan belajar terhadap prestasi belajar matematika dengan thitung =<br />3,740 (3) terdapat pengaruh perhatian orang tua dan lingkungan belajar<br />matematika dengan thitung= 9,639 (4) didapat R=0,3426 artinya pengaruh perhatian<br />orang tua dan lingkungan belajar sebesar 34,26% sisanya dipengaruhi oleh faktor<br />luar.<br /><br />BAB I<br />PENDAHULAN<br />A. Latar Belakang Masalah<br />Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas<br />sumber daya manusia. Karena keberhasilan dunia pendidikan sebagai faktor<br />penentu tercapainya tujuan pembagunan nasional di bidang pendidikan yaitu<br />mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut diperlukan sebagai bekal dalam<br />rangka menyongsong datangnya era global dan pasar bebas yang penuh<br />dengan persaingan. Untuk mecapai keberhasilan dalam dunia pendidikan,<br />maka keterpaduan antara kegiatan guru dengan kegiatan siswa sangat<br />diperlukan. Oleh karena itu, guru diharapkan mampu mengatur, mengarahkan<br />dan menciptakan suasana yang mampu mendorong motivasi siswa untuk<br />belajar. Karena guru merupakan kunci dalam peningkatan mutu pendidikan<br />dan mereka berada di titik sentral dari setiap usaha reformasi pendidikan.<br />Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki<br />peranan penting dalam dunia pendidikan, karena dapat dilihat dari waktu jam<br />pelajaran di sekolah yang lebih banyak dibandingkan pelajaran yang lainnya.<br />Mengingat pentingnya ilmu matematika maka diperlukan penguasaan konsep<br />dasar matematika yang lebih baik. Tingkat kesulitan pelajaran matematika<br />mempengaruhi kecakapan dalam mempelajarinya. Pada umumnya masih<br />banyak siswa yang beranggapan bahwa pelajaran matematika itu sangat sulit,<br />menakutkan dan hanya orang-orang tertentu saja yang dapat mempelajarinya.<br />Sehingga siswa yang takut pada pelajaran matematika menjadi anti pada<br />pelajaran matematika.<br />Perhatian orang tua sangat berpengaruh terhadap keberhasilan anak<br />dalam proses belajar, karena mengingat pentingnya perhatian orang tua maka<br />dalam mengasuh dan memperhatikan anak, perlu sekali mengikuti<br />perkembangan anak. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga dapat<br />memberi dampak baik atau buruk terhadap kegiatan belajar anak. Perhatian<br />orang tua sebagai faktor pendukung siswa dalam belajar baik di sekolah<br />maupun di rumah, dimungkinkan akan mempengaruhi prestasi belajar siswa.<br />Contoh kebiasan yang diterapkan orang tua siswa dalam mengelola keluarga<br />yang keliru, dapat menimbulkan dampak buruk bagi anak. Dalam hal ini<br />bukan saja anak tidak mau belajar melainkan ia cenderung berprilaku<br />menyimpang.<br />Apabila perhatian orang tua kurang, maka akan berpengaruh tidak baik<br />bagi anak itu sendiri. Misalnya orang tua yang tidak memperhatikan<br />pendidikan anak, kurang memperhatikan fasilitas belajar anak serta tidak mau<br />tahu tentang berbagai kesulitan yang dihadapi anak saat belajar, serta<br />akademis yang berpengarauh pada pencapaian prestasi anak. Hal ini terjadi<br />karena anak merasa kurang diperhatikan orang tua yang berakibat<br />melemahnya semangat belajar anak tersebut. Sebaiknya orang tua yang benar-<br />banar sangat menperhatikan pendidikan anak, mereka selalu berusaha<br />mengarahkan, membantu memecahkan kesulitan anak saat belajar, mengatur<br />waktu belajar, mendorong anak semangat belajar dan menyediakan sarana dan<br />prasarana.<br />Lingkungan belajar juga berpengaruh terhadap keberhasilan anak<br />dalam belajar. Terutama sekolah yang merupakan lingkungan pendidikan<br />formal yang mempunyai peran penting dalam upaya mencerdaskan dan<br />membimbing moral prilaku anak. Di sekolah ini guru merupakan tangan<br />pertama yang langsung berhubungan dengan siswa melalui proses belajar<br />mengajar di samping didukung oleh seluruh personal sekolah dan antara guru<br />dan siswa harus terjalin hubungan yang akrab serta tahu penyebab-penyebab<br />anak itu tidak semangat mengikuti pelajaran. Mungkin dengan mencari<br />metode pembelajaran yang berbeda-beda sehinga anak tidak merasa jenuh di<br />dalam mengikuti pelajaran.<br />Selain itu keberhasilan belajar di sekolah juga dipengaruhi oleh<br />beberapa faktor yang mendukung yaitu sarana dan prasarana, kondisi<br />fisiologis, kondisi pesikologis sebab pendidikan tanpa faktor tersebut tidak<br />akan berjalan dengan lancar. Misalnya: sarana itu merupakan hal yang mesti<br />ada dan merupakan hal yang memperlancar dan mempermudah dalam proses<br />belajar mengajar, lokasi sekolah sebaiknya dibangun di daerah yang jauh dari<br />tempat keramaianan untuk mengantisipasi kebisingan dan supaya anak dapat<br />berkonsentrasi penuh, kondisi fisiologis ini sebaiknya selalu diperhatikan<br />setiap waktu sebab dapat menghambat sekali kegiatan belajar, kondisi<br />psikologis siswa ini antara siswa yang satu berbeda dengan yang satunya<br />maka dari itu peran guru dan orang tua sangat penting untuk mendorong anak<br />menjadi semangat belajar, mungkin dengan faktor-faktor tersebut dicukupi,<br />diperhatikan dan diberi dorongan kepala siswa prestasi belajar akan tercapai<br />optimal apalagi dukungan oleh perhatian orang tua dalam perkembangan anak<br />dan didukung oleh lingkungan belajar yang memadai.<br />Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin mengkaji lebih dalam<br />dengan mengambil judul “Pengaruh Perhatian Orang Tua dan Lingkungan<br />Belajar terhadap Prestasi Belajar Matematika”.<br />B. Identifikasi Masalah<br />Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukaan terdapat<br />beberapa masalah dalam penelitian ini. Adapun identifikasi masalah tersebut<br />sebagai berikut:<br />1. Masih terdapat orang tua yang belum memberikan perhatian yang cukup<br />kepada anaknya baik mengenai perkembangan belajar anak di sekolah<br />maupun pergaulan anak di dalam keluarga dan masyarakat. Ada orang tua<br />yang sudah memberikan perhatian kepada anak yang cukup, namun<br />prestasi belajar anak di sekolah mesih rendah.<br />2. Lingkungan belajar terutama sekolah sebagai lingkungan pendidikan<br />formal mempunyai peranan penting dalam upaya mencerdaskan dan<br />membimbing moral prilaku anak, maka secara rinci dijelaskan faktor-<br />faktor yang bersumber dari lingkungan sekolah antara lain: sarana dan<br />prasarana, lokasi sekolah, kondisi fisiologis, dan kondisi psikologis.<br />3. Pencapaian prestasi belajar yang maksimal dipengaruhi beberapa faktor<br />yang terdapat dalam diri siswa adalah kesiapan, minat, intelegensi dan<br />motivasi.sedangkan faktor dari luar siswa adalah lingkungan sekolah,<br />lingkungan keluarga, materi pelajaran sarana penunjang belajar dan<br />perhatian orang tua<br />C. Pembatasan Masalah<br />Agar penelitian ini lebih terarah dan dapat dikaji lebih mendalam maka<br />diperlukan pembatasan masalah.Dalam penelitian ini pembatasan masalah<br />adalah:<br />1. Perhatian orang tua dibatasi pada membantu anak saat belajar yang<br />indikatornya meliputi: membantu memecahkan kesulitan anak saat belajar,<br />mengatur waktu belajar, memotivasi semangat belajar pada anak,<br />melengkapi dan menyediakan sarana dan prasarana belajar.<br />2. Lingkungan belajar dibatasi pada lingkungan sekolah yang indikatornya<br />meliputi: sarana dan fasilitas, lokasi sekolah, kondisi fisiologi dan kondisi<br />psikologis.<br />3. Prestasi belajar matematika dibatasi pada nilai dan hasil tes matematika.<br />D. Perumusan Masalah<br />Berdasar uraian diatas, maka permasalahan yang terkait dengan<br />penelitian ini dapat disajikan dalam pentuk pernyataan. Permasalahan dapat<br />dirumuskan sebagai berikut:<br />1. Apakah ada pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi belajar<br />matematika?<br />2. Apakah ada pengaruh lingkungan belajar terhadap prestasi belajar<br />matematika?<br />3. Apakah ada pengaruh antara perhatiaan orang tua dan lingkungan belajar<br />terhadap prestasi belajar matematika?<br />E. Tujuan Penelitian<br />Dalam melakukan suatu aktivitas manusia pasti mempuyai tujuan, hal<br />ini dimaksudkan supaya aktivitasnya dapat terlaksana dengan baik, tujuan<br />yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:<br />1. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh perhatian orang tua<br />terhadap prestasi belajar matematika.<br />2. Untuk mengetahuai ada atau tidaknya pengaruh lingkungan belajar<br />terhadap prestasi belajar matematika.<br />3. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh interaksi antara perhatian<br />orang tua dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar matematika.<br />F. Manfaat Penelitian<br />Setiap orang berharap apa yang dilakukan bisa bermanfaat bagi dirinya<br />sendiri dan juga orang lain. Dalam penelitian ini ada beberapa manfaat yang<br />diharapkan antara lain adalah:<br />1. Dilihat dari segi teoritis<br />Secara umum penelitian ini memberi sumbagan kepada dunia<br />pendidikan dalam pengajaran matematika. Pada layanan peningkatan<br />prestasi belajar matematika pada siswa kelas 1 SMA Negeri 2 Sukoharjo.<br />Telah diakui bahwa prestasi belajar matematika dapat dijadikan pendorong<br />bagi peserta didik dalam menigkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi<br />serta berperan sebagai umpan balik dalam penigkatan mutu pandidikan.<br />2. Dilihat dari segi praktis<br />Hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat dari segi praktis antara lain:<br />a. Memberikan informasi kepada orang tua bahwa dengan memberikan<br />perhatian kepada anaknya berarti membantu menigkatkan prestasi<br />belajar matematika.<br />b. Memberi masukan bagi guru dan sekolah bahwa lingkungan belajar<br />disekolah sangat mempengaruhi prestasi belajar matematika.<br />c. Menambah wawasan dan pengetahaan bagi penulis sebagai calon<br />pendidik dan orang tua.<br />d. Memberi gambaran kepada peneliti selajutnya yang ada hubunganya<br />dengan permasalahan di dalam penelitian ini.<br /></span>CABE RAWIThttp://www.blogger.com/profile/05004403724873961540noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2812999936293841155.post-43005848383954326642011-04-08T03:06:00.000-07:002011-04-08T03:11:05.909-07:00MENINGKATAN KEMAMPUANAN VERBAL SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MELALUI PROBLEM POSING....<span id="fullpost"><br />ABSTRAK<br />Atik Budi Ningsih, A. 410 030 077, <br /><br />Tujuan penelitian ini adalah untuk : 1) Mengetahui langkah-langkah<br />pembelajaran melalui problem posing , 2) Meningkatkan kemampuan verbal siswa<br />dalam menyelesaikan soal matematika melalui problem posing. Penelitian ini<br />merupakan penelitian tindakan kelas bersifat kolaboratif antara peneliti, guru<br />matematika sebagai pelaku tindakan kelas, dan kepala sekolah sebagai subjek<br />yang membantu dalam perencanaan dan pengumpulan data. Subjek penelitian<br />yang dikenai tindakan adalah siswa kelas VIII C SMP Negeri 1 Wonosari yang<br />berjumlah 38 siswa. Data dikumpulkan melalui metode observasi, catatan<br />lapangan, tes setiap akhir siklus, dan dokumentasi. Analisis data secara deskriptif<br />kualitatif dengan metode alur yaitu data dianalisis sejak tindakan pembelajaran<br />dilaksanakan dan dikembangkan selama proses pembelajaran, alur yang dilalui<br />meliputi reduksi data , penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.<br />Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: (1) kemampuan verbal siswa dalam<br />memahami soal meningkat dari 5,5 % menjadi 89,2 % pada akhir siklus, (2)<br />kemampuan verbal siswa dalam mengajukan soal meningkat dari 0 % menjadi<br />72,9%, (3) kemampuan verbal siswa dalam mengerjakan soal meningkat dari 13,8<br />% menjadi 85,7% dan (4) hasil belajar siswa meningkat dari 13,8 % menjadi 54,9<br />% pada akhir tindakan. Kesimpulan penelitian ini adalah kemampuan verbal siswa<br />dalam menyelesaikan soal-soal matematika dapat ditingkatkan melalui penerapan<br />pendekatan problem posing.<br /><br /><br />BAB I<br />PENDAHULUAN<br />A. Latar Belakang Masalah<br />Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat dewasa ini<br />memberi pengaruh yang besar terhadap kemajuan diberbagai kehidupan<br />manusia, termasuk dalam bidang pendidikan. Berkat perkembangan ilmu<br />pengetahuan dan teknologi, maka manusia senantiasa berubah dan<br />berkembang daya pikirnya. Seiring dengan perkembangan jaman perlu<br />adanya peningkatan dalam segala bidang khususnya dalam bidang<br />pendidikan.<br />Matematika sebagai salah satu ilmu dasar dewasa ini telah berkembang<br />pesat, baik materi maupun kegunaannya. Dengan demikian maka setiap<br />upaya penyusunan kembali atau penyempurnaan kurikulum matematika,<br />sekolah perlu selalu mempertimbangkan perkembangan<br />-perkembangan<br />tersebut dan pengalaman masa lalu serta kemungkinan masa depan.<br />Banyak masyarakat berasumsi bahwa untuk belajar matematika dengan baik,harus<br />banyak berlatih dan membiasakan memecahkan atau menyelesaikan soal matematika. Dilain pihak, banyak siswa yang malas belajar dan berlatih memecahkan atau menyelesaikan soal soal matematika<br />jika tidak mendapat tugas dari gurunya. Selain itu juga banyak siswa yang<br />tidak memiliki kesiapan ketika akan mengikuti pelajaran matematika. Mereka<br />tidak mengerti materi apa yang akan mereka pelajari dan gambaran tentang<br />materi tersebut. Sebagian besar siswa tidak mau membaca terlebih dahulu<br />materi yang akan diajarkan oleh guru, jika tidak mendapat tugas dari guru mereka.<br />Guru adalah salah satu tenaga kependidikan yang bersifat profesional.<br />Seorang guru bertugas membelajarkan anak didik agar dapat mencapai tujuan<br />pembelajaran, dan harus bisa berada dalam kondisi yang memungkinkan<br />siswa dapat belajar.<br />Menurut pengertian secara psikologis belajar merupakan suatu proses<br />perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi de ngan<br />lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan<br />tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Belajar adalah suatu<br />proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan<br />tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya<br />sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto,2003:2).<br />Manusia dalam hidupnya, setiap saat selama dalam kSseadaan sadar<br />menggunakan bahasa dalam berpikir, menyimak, berbicara, membaca dan<br />menulis. Namun, kemampua n menggunakan bahasa tidaklah merupakan kemampuan yang<br />sifatnya alamiah seperti bernafas dan berjalan.<br />Kemampuan berbahasa tidak dibawa sejak lahir dan dikuasai dengan<br />sendirinya, melainkan harus dipelajari. Seseorang yang sejak bayi terlepas<br />dari lingkungan manusia tidak mampu berbahasa.<br />Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan<br />manusia. Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dengan bahasa. Dalam<br />dunia pendidikan termasuk matematika, selain kemampuan berhitung<br />kemampuan berbahasa juga sangat diperlukan. Kemampuan berbahasa sangat<br />menentukan keberhasilan dan prestasi belajar siswa disekolah. Apabila<br />kemampuan berbahasa tidak dikuasai siswa, maka mereka akan mengalami<br />kesulitan dalam menyelesaikan soal matematika terutama kesulitan dalam<br />pemahaman bahasa matematika.<br />Kenyataan sekarang ini, masih dijumpai permasalahan matematika yang<br />tidak dapat diselesaikan dengan baik karena terbentur pada rendahnya<br />kemampuan berbahasa siswa dalam memahami persoalan yang diajukan.<br />Siswa sering tidak dapat membedakan apa yang diketahui dan apa yang<br />ditanyakan dalam suatu soal matematika.<br />Suatu ciri khas dalam pendidikan modern saat ini, hendaknya siswa<br />dapat ikut berpartisipasi aktif sedemikian hingga melibatkan intelektual dan<br />emosional siswa dalam proses belajarnya. Dengan demikian dapat<br />diterjemahkan bahwa dalam setiap pengajaran matematika harus diarahkan<br />untuk pengembangan daya aktivitas siswa baik mental maupun fisik.<br />Pembelajaran problem posing adalah pengajaran yang dilakukan<br />melalui cara pengajuan soal oleh siswa dan cara penyajiannya juga oleh siswa<br />sendiri. Dalam hal ini, problem posing merupakan salah satu pengajaran yang<br />menuntut adanya keaktifan siswa baik mental maupun fisik. Dengan<br />digunakannya metode problem posing dalam pembelajaran matematika<br />diharapkan kemampuan verbal siswa dalam menyelesaikan soal-soal<br />matematika akan meningkat.<br />Atas dasar tersebut diatas maka peneliti akan melakukan penelitian<br />tentang “Meningkatkan Kemampuan Verbal Siswa Dalam Menyelesaikan<br />Soal Matematika Melalui Problem Posing”.<br />B. Identifikasi Masalah<br />Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka<br />dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan diantaranya adalah sebagai<br />berikut:<br />1. Banyak siswa yang malas belajar dan berlatih memecahkan atau<br />menyelesaikan soal matematika jika tidak mendapat tugas dari gurunya.<br />2. Rendahnya kemampuan verbal siswa dalam memahami persoalan<br />matematika.<br />3. Pentingnya faktor strategi yang digunakan dalam pembelajaran untuk<br />mencapai tujuan yang telah ditetapkan.<br />C. Pembatasan Masalah<br />Guna menghindari kesalahpahaman serta demi keefektifan dan<br />keefisienan dalam penelitian ini, maka tidak semua masalah dalam<br />pembelajaran akan diteliti. Pada penelitian ini permasalahan akan dibatasi pada:<br />1. Pembelajaran pada pokok bahasan sistem persamaa n linear dua variabel<br />siswa kelas VIII C SMP N 1 Wonosari<br />2. Pembelajaran dengan pendekatan problem posing mungkin dapat<br />meningkatkan kemampuan verbal siswa dalam menyelesaikan soal matematika<br />3. Aspek pemahaman dapat dilihat dari kemampuan mengerjakan tugas<br />secara tepat, dan aspek pemecahan masalah diamati dari kemampuan<br />membuat soal, mengubah permasalahan dalam bahasa matematika,<br />menganalisis masalah serta menemukan cara penyelesaiannya.<br />D. Perumusan Masalah<br />Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka masalah<br />yang ada dapat dirumuskan sebagai berikut:<br />1. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran matematika yang dilakukan<br />guru melalui pendekatan problem posing ?<br />2. Apakah melalui pendekatan problem posing dapat meningkatkan<br />kemampuan verbal siswa kelas VI II C SMP N 1 Wonosari dalam<br />menyelesaikan soal matematika ?<br />E. Tujuan Penelitian<br />Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan :<br />1. Untuk mengetahui langkah-langkah pembelajaran matematika yang<br />dilakukan guru melalui pendekatan problem posing<br />2. Untuk meningkatkan kemampuan verbal siswa dalam menyelesaikan soal<br />matematika melalui pendekatan problem posing<br />F. Manfaat Penelitian<br />Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :<br />1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan<br />pengetahuan pada tingkat teoritis kepada pembaca dan guru dalam<br />menigkatkan kemampuan verbal siswa dalam menyelesaikan soal<br />matematika pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel<br />(SPLDV) melalui pendekatan problem posing. Penelitian ini juga dapat<br />memberikan dorongan kepada guru dalam memperluas pengetahuan dan<br />wawasan mengenai model pembelajaran alternatif.<br />2. Manfaat praktis<br />Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi nyata berupa<br />langkah-langkah untuk meningkatkan kemampuan verbal siswa dalam<br />menyelesaikan soal matematika pokok bahasan sistem persamaan linear<br />dua variabel (SPLDV) melalui pendekatan problem posing. Hasil<br />penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi siswa, guru,dan sekolah.<br />a. Bagi siswa, penelitian ini dapat menggali potensi siswa sehingga<br />dapat ditumbuhkembangkan<br />b. Bagi guru, penelitian ini merupakan masukan dalam memperluas<br />pengetahuan dan wawasan tentang model pembelajaran terutama<br />dalam rangka meningkatkan kemampuan verbal siswa dalam<br />menyelesaikan soal matematika<br />c. Bagi sekolah, penelitian ini memberikan sumbangan dalam rangka<br />perbaikan pembelajaran matematika<br /></span>CABE RAWIThttp://www.blogger.com/profile/05004403724873961540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2812999936293841155.post-91017335586168942002011-04-08T01:36:00.000-07:002011-04-08T01:38:43.133-07:00MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASISPORTOFOLIO PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOKDI SMP NEGERI I TAWANGMANGU KELAS VIITAHUN AJARAN 2004/2005ABSTRAK<br />Disusun Oleh :<br />Singgih Maryadi, A 410950032, <br /><br />Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar<br />siswa menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio dan<br />menggunakan Model Pembelajaran Konvensional. Populasi dalam penelitian<br />ini adalah semua kelas VII SMP Negeri 1 Tawangmangu. Sampel penelitian<br />ini terdiri dari satu kelas eksperimen yang berjumlah 39 siswa dan satu kelas<br />sebagai kelas kontrol yang berjumlah 39 siswa yang terus diambil dengan<br />random sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian<br />ini adalah metode : observasi, tes, dokumentasi. <span id="fullpost"><br />Untuk melakukan uji coba<br />instrumen validitas dan reliabilitas yang bertujuan untuk mengukur bentuk<br />soal sehingga tidak menyimpang dari gambaran variabel yang dimaksud.<br />Sebelum dilakukan persyaratan uji analisis yang meliputi : uji normalitas dan<br />uji homogenitas. Setelah itu dilakukan pengujian hipotesa dengan uji t pada<br />taraf signifikasi 5%. Dari hasil analisis data menunjukkan ada perbedaan<br />prestasi belajar matematika yang signifikan yang dilakuakan antara Model<br />Pembelajaran Berbasis Portofolio dengan Model Pembelajaran Konvensional,<br />dengan tHitung = 3,76 > tTabel = 1,960. sehingga dapat dikatakan model<br />pembelajaran portofolio dapat meningkatkan prestasi siswa.<br /><br /><br />BAB I<br />PENDAHULUAN<br />A. Latar Belakang<br />Manusia pada hakekatnya tak lepas dari matematika yang merupakan ilmu<br />penting untuk mendasari ilmu-ilmu lain serta merupakan alat-alat bantu bagi<br />ilmu-ilmu tersebut untuk mengembangkan diri. Matematika merupakan salah satu<br />ilmu dasar murni yang kini telah berkembang pesat baik materi maupun<br />kegunaannya. Ini terjadi sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan<br />teknologi yang semakin maju. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang<br />ada tidak terlepas dari peranan matematika, oleh karena itu dengan perkembangan<br />ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat dewasa ini perlu calon<br />pendidik untuk memperhatikan pendidikan matematika seiring dengan<br />perkembangan IPTEK tersebut.<br />Dengan demikian matematika dapat mempersiapkan peserta didik untuk<br />menghadapi perubahan didalam kehidupan yang selalu berkembang melalui<br />tindakan dengan pemikiran yang logis dan cermat sehingga siswa dapat<br />menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari<br />dan dalam mempelajari ilmu pengetahuan.<br />Karena itu dalam kegiatan belajar mengajar didalam kelaspun guru harus<br />mempersiapkan diri sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat mencapai<br />tujuan tersebut. Maka dari itu penguasaan konsep matematika yang ditanamkan<br />pada peserta didik sangat penting dalam mempercepat perkembangan peserta<br />didik untuk masa yang akan datang.<br />Sampai saat ini matematika masih menjadi mata pelajaran yang kurang<br />disukai siswa. Oleh karena itu sebagai pendidik haruslah dapat meningkatkan<br />siswa untuk menyukai pelajaran yang diberikan. Selain itu untuk meningkatkan<br />mutu pendidikan diperlukan perubahan-perubahan pola fikir yang digunakan<br />sebagai landasan pelaksanaan kurikulum. Pada masa lalu proses belajar mengajar<br />terfokus pada guru, dan kurang terfokus pada siswa. Akibatnya kegiatan belajar<br />mengajar lebih menekankan pada pengajaran dari pada pembelajaran.<br />Untuk itu, model pembelajaran tersebut harus sudah tidak digunakan lagi<br />karena tidak dapat mencapai pendidikan nasional secara maksimum. Maka secara<br />bertahap dan terus menerus dilakukan perbaikan dan pengembangan kurikulum<br />serta kualitas pemebelajaran dan mutu pendidikan sekolah yang sesuai dengan<br />kuikulum berbasis kompetensi. Dalam meningkatkan mutu pendidikan pada<br />pelajaran matematika dan agar pengajaran matematika lebih bermakna maka perlu<br />ditanamkan kepada siswa suatu pembelajaran yang menyenangkan. Model<br />pembelajaran menyenangkan di sini adalah untuk mengajak siswa bermain sambil<br />belajar, sehingga penguasaan konsep siswa dapat tertanam dan dapat mencapai<br />hasil yang optimal untuk memecahkan suatu masalah.<br />Dalam menyelesaikan suatu permasalahan, seorang siswa perlu memahami<br />suatu proses penyelesaian dan menjadi terampil dan memilih konsep yang benar.<br />Selanjutnya mencari dan memutuskan rencana penyelesaian dan<br />mengidentifikasikan ke dalam kelompok permasalahan, sehingga akan<br />memungkinkan siswa untuk menyalesaikan masalah dan mengambil suatu<br />kesimpulan yang tepat. Menurut Hudoyo (1979 : 157), yang dalam bukunya,<br />Pengembangan Kurikulum Matematika dan Pelaksanaannya di Depan Kelas<br />menyatakan bahwa:<br />“Suatu pertanyaan merupakan suatu masalah bagi seorang anak, tetapi tidak<br />akan menjadi suatu masalah lagi bagi anak tersebut pada saat berikutnya, bila<br />anak tersebut sudah mengetahui cara atau proses mendapatkan penyelesaian<br />masalah tersebut”.<br />Jadi jelas dalam buku tersebut siswa harus dapat menghadapi persoalan yang<br />dihadapi oleh siswa tersebut untuk menjadikan tantangan yang harus dihadapi<br />untuk dapat menjawabnya.<br />Keberhasilan siswa belajar juga tidak sekedar berhasil belajar, tetapi<br />keberhasilan belajar yang ditempuhnya dengan belajar yang aktif. Ruseffendi<br />(1991:02) mengatakan dalam bukunya Pengantar Kepada Membantu Guru<br />Mengembangkan Kompetensinya Dalam Pengajaran Matematika Untuk<br />Meningkatkan CBSA.<br />“Suatu kelompok siswa dikatakan belajar secara aktif bila dalam kegiatan<br />belajar ada mobilitas, misalnya nampak ada interaksinya yang terjadi antara<br />guru dan siswa serta antara siswa sendiri, komunikasi yang terjadi itu tidak<br />hanya satu arah dari guru ke siswa tetapi banyak arah. Bila mereka belajar di<br />dalam ruangan kelas akan nampak dari adanya keberhasilan siswa untuk<br />bergerak”.<br />Dengan demikian belajar matematikan harus dilaksanakan secara keseluruhan,<br />artinya bukan semata-mata mempelajari cara kerja untuk menyelesaikan masalah,<br />tetapi harus digali dengan berbagai macam cara sehingga mendapatkan<br />penguasaan konsep yang optimal, yang secara langsung dapat menyelesaikan<br />masalah yang dihadapi.<br />Dari latar belakang di atas penulis tertarik untuk mengkaji bagaimana<br />caranya siswa itu dapat menguasai penguasaan konsep untuk memecahkan<br />masalah dengan menyusun skripsi yang berjudul: “Model Pembelajaran<br />Matematika Berbasis Portofolio Pada Pokok Bahasan Kubus Dan Balok”.<br />B. Alasan Pemilihan Judul<br />Kata pembelajaran dapat di artikan sebagai perubahan dalam kemampuan,<br />sikap, atau perilaku siswa yang relatif permanen sebagai akibat dari pengalaman<br />atau pelatihan. Perubahan yang hanya berlangsung sekejab dan kemudian kembali<br />keperilaku semula menunjukkan bahwa terjadi peristiwa pembelajaran, walaupun<br />mungkin terjadi pengajaran. Tugas seorang guru adalah membuat agar proses<br />pembelajaran pada siswa berlangsung secara efektif.<br />Selain fokus pada siswa pola fikir pembelajaran perlu diubah dari sekedar<br />memahami konsep dan prinsip keilmuan, siswa juga harus memiliki kemampuan<br />untuk berbuat sesuatu dengan menggunakan konsep dan prinsip keilmuan yang<br />telah dikuasai. Selain itu dari pemebelajaran yang sekedar ingin tahu, juga harus<br />dapat berbuat dan bahkan sampai dituntut untuk membangun jati diri yang kokoh<br />sehingga dari pembelajaran itu terlihat lebih harmonis.<br />Model pembelajaran berbasis portofolio ini merupakan satu bentuk<br />perubahan pola fikir tersebut, yaitu suatu inovasi pembelajaran yang dirancang<br />untuk membantu peserta didik memahami teori secara mendalam melalui<br />pengalaman belajar praktik empirik. Bila kita perhatikan dari sejumlah<br />keunggulan model pembelajaran yang berbasis portofolio ini adalah :<br />1. Dapat mengumpulkan informasi baik formal maupun non formal yang dapat<br />dilaksanakan secara terpadu dalam suasana yang menyenangkan serta<br />memungkinkan ada kesempatan terbaik bagi siswa untuk menunjukkan apa<br />yang diketahui, dipahami, dan mampu dikerjkan.<br />2. Pencapaian hasil belajar siswa tidak dibandingkan dengan prestasi kelompok,<br />tetapi dibandingkan dengan kemampuan sebelumnya.<br />3. Pengumpulan informasi menggunakan berbagai cara agar kemajuan belajar<br />dapat terdeteksi secara lengkap.<br />4. Siswa dituntut agar mengerahkan semua potensi dalam menanggapi,<br />mengatasi semua masalah yang dihadapi dengan caranya sendiri, bukan<br />sekedar melatih siswa memilih jawaban yang tersedia.<br />Model pembelajaran ini dapat menjadi program pendidikan yang mendorong<br />kompetensi, tanggung jawab, dan partisipasi peserta didik, belajar menilai dan<br />mempengaruhi kebijakan publik, memberanikan diri untuk berperan serta dalam<br />kegiatan antar siswa, antar sekolah, dan antar anggota masyarakat sehingga<br />menjadi manusia yang berguna.<br />Berdasarkan refleksi pengalaman belajar melalui Model Pembelajaran<br />Berbasis Portofolio itu banyak terjadi keuntungan bekerja dalam belajarnya<br />melalui tim yang dibentuk antaranya adalah banyak memperoleh masukan dalam<br />menyelesaikan persoalan. Oleh karena itu jika masukan-masukan itu menunjang<br />pemecahan masalah, maka masalah itu mudah dipecahkan secara lebih<br />komprehensip sehingga dapat meningkatkan kompetensi siswa.<br />Kompetensi adalah pengatahuan, ketrampilan, sikap, dan nilai-nilai yang<br />direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Untuk tewujudnya proses<br />dan hasil pendidikan akan sangat dipengaruhi dan ditentukan oleh ketersediaan<br />sumber daya manusia. Guru memiliki tantangan yang tidak ringan untuk dapat<br />melaksanakan proses belajar.<br />Dalam kontek pendidikan, penilaian diartikan sebagai suatu kegiatan untuk<br />mengetahui perkembangan, kemajuan dari hasil belajar siswa selama program<br />pendidikan. Dalam kegiatan pembelajaran matematika penilaian memiliki<br />beberapa tujuan. Tujuan penilaian itu antara lain adalah :<br />1. Mengetahui kecakapan dari pengetahuan siswa.<br />2. Mengetahui seberapa jauh siswa telah mencapai tujuan pembelajaran.<br />3. Mengetahui apa yang telah diketahui dan yang tidak diketahui oleh siswa<br />4. Menegaskan bahwa penilaian dalam pembelajaran matematika siswa mampu<br />membuat keputusan.<br />Dari hal tersebut tentu saja secara keseluruhan tujuan dari penilaian adalah<br />untuk membuat pilihan yang tepat yang dapat mengembangkan keefektifan<br />pembelajaran tersebut. Keputusan yang diambil berdasar pada suatu pertimbangan<br />tertentu dan pertimbangan itu didasarkan pada informasi yang telah berhasil<br />dikumpulkan.<br />Penilaian merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan oleh guru sebagai<br />bagian dari sistem yang direncanakan. Komponen-komponen pokok penilaian<br />meliputi pengumpulan informasi, interprestasi terhadap informasi yang telah<br />dikumpulkan, dan pengambilan keputusan. Ke-tiga komponen itu saling berkaitan<br />dan sebelum melakukannya guru harus menentukan atau merumuskan tujuan<br />penilaian.<br />Tujuan dan fungsi penilaian khususnya penilaian hasil belajar dapat bermacammacam,<br />yang antara lain adalah :<br />a. Mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran<br />b. Mengetahui kinerja dari belajar siswa<br />c. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa<br />d. Memberikan umpan balik terhadap peningkatan mutu pembelajaran<br />e. Menjadi alat pendorong dalam meningkatkan kemampuan siswa<br />f. Menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelas atau<br />kelulusan<br />g. Menjadi alat penjamin, pengawasan, dan pengendalian mutu pedidikan<br />Portofolio merupakan salah satu bentuk instrumen penilaian yang digunakan<br />dalam pembelajaran, maka dapat dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan<br />belajar mengajar. Oleh karena itu, penilaian ini harus benar-benar dipahami dan<br />dilaksanakan oleh guru. Selain itu dalam pelaksanaan penilaian, guru juga harus :<br />1) Mengembangkan strategi yang mendorong dan memperkuat proses penilaian<br />sebagai kegiatan refleksi.<br />2) Memberi informasi tentang hasil belajar siswa.<br />3) Memberi kebutuhan siswa.<br />4) Mengembangkan sistem dalam pengamatan belajar siswa.<br />5) Menggunakan penilaian dalam pengumpulan informasi untuk membuat<br />keputusan tentang hasil yang dicapai siswa.<br />Dengan demikian secara keseluruhan pengertian dari judul Model<br />Pembelajaran Berbasis Portofolio Matematika Pada Pokok Bahasan Kubus Dan<br />Balok pada siswa kelas VII SMP N 1 Tawangmangu adalah berupa perencanaan<br />dan pelaksanaan pembelajaran oleh peneliti yang bekerja sama dengan guru<br />sebagai mitra dalam usaha untuk dapat siswa menguasai mata pelajaran<br />matematika yang berdimensi tiga. Maka penulis mengambil Model Pembelajaran<br />Berbasis Portofolio ini sebagai sebagai judul skripsi untuk menempuh gelar<br />kesarjanaan.<br />C. Perumusan Masalah<br />Belum maksimalnya nilai hasil belajar dikarenakan siswa kurang termotivasi<br />untuk belajar, mengingat proses belajar selama ini lebih tertumpu pada guru dan<br />tugas yang telah diberikan sehingga siswa selalu jenuh dan kurang senang dengan<br />cara pembelajaran tersebut untuk dapat memahami apa yang telah diberikan.<br />Akibat lebih lanjut adalah lemahnya penguasaan materi, model pembelajaran dan<br />sistem penilaian. Hal ini tidak boleh dibiarkan belarut-larut. Oleh karena itu<br />Model Pembelajaran Berbasis Portofolio ini sungguh strategis sifatnya bagi upaya<br />pemecahan masalah rendahnya prestasi belajar siswa. Maka dalam hal ini untuk<br />mengatasi masalah yang terjadi dalam proses ini juga harus diketahui :<br />Apakah ada perbedaan antara prestasi pembelajaran siswa yang diberi dengan<br />model pembelajaran portofolio dengan model pembelajaran konvensional?<br />D. Pembatasan Masalah<br />Agar tidak terjadi kesalah pahaman penafsiran dan lebih terarahnya dari<br />penyimpangan dalam penelitian ini, dan juga untuk mengingat keterbatasan<br />kemampuan penulis dalam membuat sekripsi ini, maka perlu adanya pembatasan<br />masalah, antara lain :<br />Penelitian ini hanya dilakukan pada SMP Negeri 1 Tawangmangu Kelas VII.<br />a. Mata pelajaran yang penulis lakukan untuk penelitian pada mata pelajaran<br />matematika pada pokok bahasan kubus dan balok.<br />b. Prinsip belajar siswa aktif<br />Proses pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Berbasis<br />Portofolio yang berpusat pada siswa. Aktifitas siswa hampir seluruh proses<br />pembelajaran, dari fase perencanaannya di kelas.<br />c. Faktor guru hanya monitoring dari jalannya pembelajaran.<br />E. Tujuan Penelitian<br />Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini ialah untuk meningkatkan proses<br />belajar khususnya mata pelajaran matematika dengan menggunakan model<br />pembelajaran portofolio sehingga siswa lebih dapat memahami dan mendapatkan<br />konsep yang benar.<br />F. Manfaat Penelitian<br />Penulis ingin menulis berharap dapat memberikan manfaat sebagai berikut:<br />1. Untuk menunjang keberhasilan memahami materi kubus dan balok dengan<br />Model Pembelajaran Berbasis Portofolio sebagai model unggulan dibidang<br />matematika.<br />2. Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi penulis sehingga berguna<br />dalam membangun ilmu sebagai calon didik.<br />3. Untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah, mengambil<br />keputusan, dan berkomunikasi dengan orang lain.<br />4. Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan bagi guru matematika<br />khususnya untuk meningkatkan penguasaan materi kubus dan balok.<br /></span>CABE RAWIThttp://www.blogger.com/profile/05004403724873961540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2812999936293841155.post-91170863475274105682011-04-08T01:34:00.000-07:002011-04-08T01:36:12.331-07:00UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKAPOKOK BAHASAN TEOREMA PHYTAGORAS MELALUIPEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH(PTK Pembelajaran .....ABSTRAK<br />Putri Dwi Martani, A 410 030 194, J<br /><br />Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui proses<br />pembelajaran matematika melalui pembelajaran berbasis masalah guna<br />meningkatkan kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematika<br />siswa kelas VIII SMP. Subyek pelaksana tindakan adalah guru matematika kelas<br />VIII SMP AL-ISLAM Kartasura berkolaborasi dengan peneliti dan kepala<br />sekolah. Metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, review, dan<br />catatan lapangan. <span id="fullpost"><br />Analisis data secara deskriptif kualitatif dengan metode alur.<br />Hasil penelitian ini adalah 1) ada peningkatan pemahaman matematika siswa<br />dalam mengerjakan soal-soal latihan mencapai 70,27%, dalam membuat<br />kesimpulan materi pelajaran mencapai 67,56%, dalam mengerjakan soal-soal<br />pekerjaan rumah mencapai 75,67%, 2) ada peningkatan kemampuan pemecahan<br />masalah dalam memecahkan masalah berdasarkan strategi yang dipikirkan sendiri<br />mencapai 75,67%, dalam mengemukakan jalan pikiran atau alasan yang<br />melandasi solusinya mencapai 72,97%.<br /><br /><br />BAB I<br />PENDAHULUAN<br />A. Latar Belakang Masalah<br />Seiring dengan perkembangan zaman akan diikuti oleh banyak<br />perubahan yang berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan suatu sistem<br />yang ada. Perubahan-perubahan yang ada akan meliputi berbagai aspek<br />kehidupan baik aspek sosial, ekonomi, politik, maupun aspek pendidikan.<br />Kadang kita tidak menyadari bahwa aspek pendidikan sebenarnya<br />mempengaruhi semua aspek yang ada, karena pendidikan adalah dasar kita<br />untuk mendapatkan ilmu. Hal ini menyebabkan perbaikan-perbaikan dalam<br />bidang pendidikan harus terus dilakukan.<br />Matematika sebagai salah satu disiplin ilmu tidak terlepas kaitannya<br />dengan pendidikan terutama dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan<br />teknologi, yang saat ini sedang memegang peranan penting dalam perubahan<br />suatu bangsa. Menurut Morris Kline (1961) bahwa jatuh bangunnya suatu<br />negara dewasa ini tergantung dari kemajuan di bidang matematika dan Slamet<br />Imam Santoso mengemukakan bahwa fungsi matematika dapat merupakan<br />ketahanan Indonesia dalam abad 20 di jalan raya bangsa-bangsa (Simanjuntak,<br />1993:64).<br />Matematika merupakan suatu pelajaran yang penting, sebagai salah<br />satu bukti pelajaran matematika diajarkan di semua jenjang pendidikan dan<br />memiliki jam pelajaran yang lebih banyak dibandingkan dengan mata<br />pelajaran yang lain. Mengingat pentingnya pelajaran matematika dalam<br />pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka pelajaran ini perlu<br />dikuasai dan dipahami oleh segenap lapisan masyarakat terutama siswa<br />sekolah formal. Tetapi pada kenyataannya banyak dari peserta didik yang<br />menganggap matematika sebagai sesuatu yang menakutkan. Matematika<br />biasanya akan membuat siswa mengeluh saat mempelajari pelajaran tersebut,<br />mereka akan merasa sakit perut, badan gemetar, membuat muka pucat, dan<br />berkeringat dingin. Banyak pihak yang mengaitkan kegagalan siswa dalam<br />pelajaran matematika adalah karena materi yang terlalu banyak tetapi waktu<br />penyampaian hanya terbatas, dan metode pembelajaran yang masih tradisional<br />dan tidak interaktif.<br />Proses pembelajaran membutuhkan metode yang tepat. Kesalahan<br />dalam penggunaan metode, dapat menghambat tercapainya tujuan pendidikan<br />yang diinginkan. Dampak yang lain adalah siswa sulit untuk menerima dan<br />memahami pelajaran yang disampaikan. Pemahaman yang kurang ini<br />mengakibatkan siswa sulit untuk mengerjakan soal-soal yang bervariasi.<br />Menurut Yaniawati (2006:1) dalam kaitannya dengan pemahaman, National<br />Council of Teacher of Mathematic (NCTM 2000) merumuskan bahwa<br />pembelajaran umum matematika menggariskan peserta didik harus<br />mempelajari matematika melalui pemahaman dan aktif membangun<br />pengetahuan baru dari pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki yaitu : 1)<br />belajar untuk berkomunikasi (mathematical communication), 2) belajar untuk<br />bernalar (mathematical reasoning), 3) belajar untuk memecahkan masalah<br />(mathematical problem solving), 4) belajar untuk mengaitkan ide<br />(mathematical connections), dan 5) pembentukkan sikap positif terhadap<br />matematika (positive attitudes toward mathematics). Kelima pengetahuan<br />yang disebutkan oleh NCTM itu disebut daya matematika (mathematical<br />power ).<br />Daya matematika (mathematical power) tersebut bisa terwujud jika<br />dan hanya jika pembelajaran matematika dapat menghasilkan pemahaman<br />pada diri setiap siswa. Untuk menghasilkan pemahaman yang kuat pada<br />peserta didik dalam proses pembelajaran haruslah diimbangi dengan<br />penggunaan metode belajar yang menarik.<br />Dari beberapa model pembelajaran, ada model pembelajaran yang<br />menarik dan mampu meningkatkan kemampuan pemahaman dan pemecahan<br />masalah siswa yaitu model pembelajaran yang berbasis masalah. Model<br />pembelajaran ini dirancang untuk menciptakan ketertarikan belajar siswa. Inti<br />dari pembelajaran berbasis masalah ini adalah mengaitkan materi yang<br />disampaikan dengan kehidupan sehari-hari, karena seorang siswa yang belajar<br />itu pada dasarnya mencari hubungan antara hal yang dipelajari dengan yang<br />telah dimiliki, dialami atau diketahui siswa. Sehingga siswa lebih mudah<br />paham dan lebih mudah untuk memecahkan masalah matematika dengan cara<br />yang kreatif.<br />Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka penulis tertarik untuk<br />melakukan penelitian tentang upaya peningkatan kemampuan pemahaman dan<br />pemecahan masalah siswa melalui pembelajaran berbasis masalah pada pokok<br />bahasan teorema Phytagoras.<br />B. Identifikasi Masalah<br />Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka<br />dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan. Permasalahan-permasalahan<br />tersebut adalah sebagai berikut:<br />1. Banyaknya anggapan bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit<br />dan kurang diminati.<br />2. Guru masih menggunakan metode mengajar yang tradisional dan tidak<br />interaktif.<br />3. Tingkat pemahaman siswa dalam pembelajaran matematika masih kurang<br />optimal sehingga siswa kurang mampu untuk memecahkan suatu masalah<br />matematika.<br />4. Pentingnya faktor strategi yang digunakan dalam pembelajaran untuk<br />mencapai tujuan yang telah ditetapkan.<br />C. Pembatasan Masalah<br />Guna menghindari kesalahpahaman serta demi keefektifan dan<br />keefisienan dalam penelitian ini, maka tidak semua masalah dalam<br />pembelajaran akan diteliti. Dalam penelitian ini permasalahan akan dibatasi<br />pada:<br />1. Pemahaman siswa dibatasi pada penguasaan materi teorema Phytagoras.<br />2. Kemampuan pemecahan masalah siswa dibatasi pada kreatifitas siswa<br />dalam mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan materi teorema<br />Phytagoras.<br />D. Perumusan Masalah<br />Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan berdasarkan latar<br />belakang masalah dan identifikasi masalah. Maka penelitian ini dapat<br />dirumuskan sebagai berikut:<br />1. Apakah tindakan guru dalam pembelajaran matematika melalui<br />pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan<br />pemahaman siswa?<br />2. Apakah tindakan guru dalam pembelajaran matematika melalui<br />pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan<br />pemecahan masalah siswa?<br />E. Tujuan Penelitian<br />Tujuan penelitian yang baik haruslah sejalan dengan masalah<br />penelitian yang dikemukakan diatas. Tujuan penelitian tersebut adalah sebagai<br />berikut:<br />1. Meningkatkan kemampuan pemahaman siswa terhadap teorema<br />Phytagoras melalui pembelajaran berbasis masalah.<br />2. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa terhadap teorema<br />Phytagoras melalui pembelajaran berbasis masalah.<br />F. Manfaat Penelitian<br />Setiap penelitian pasti mempunyai manfaat-manfaat yang dapat<br />berguna bagi sekitarnya minimal yaitu untuk peneliti sendiri. Manfaat yang<br />akan diperoleh dari penelitian ini di antaranya adalah sebagai berikut:<br />1. Manfaat teoritis<br />Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan<br />pengetahuan pada tingkat teoritis kepada pembaca dan guru dalam<br />meningkatkan pemahaman dan kemampuan pemecahan masalah siswa<br />terhadap mata pelajaran matematika pokok bahasan teorema Phytagoras<br />melalui pendekatan pembelajaran berbasis masalah. Penelitian ini juga<br />dapat memberi dorongan kepada guru untuk memperluas pengetahuan dan<br />wawasan mengenai model pembelajaran alternatif dalam rangka student<br />centered ( pembelajaran yang di pusatkan pada siswa).<br />2. Manfaat praktis<br />Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi nyata berupa<br />langkah-langkah untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan<br />pemecahan masalah terhadap pelajaran matematika pokok bahasan<br />teorema Phytagoras melalui pendekatan pembelajaran berbasis masalah.<br />Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi siswa,<br />guru, dan sekolah.<br />a. Bagi siswa, penelitian ini berguna untuk membantu meningkatkan<br />kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah bagi diri mereka<br />sendiri sehingga memicu peningkatan prestasi siswa dalam belajar dan<br />life skill (kecakapan hidup) dalam masyarakat.<br />b. Bagi guru, penelitian ini merupakan masukan dalam memperluas<br />pengetahuan dan wawasan mengenai model pembelajaran dalam<br />rangka meningkatkan kemampuan pemahaman dan pemecahan<br />masalah siswa.<br />c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini memberikan sumbangan dalam<br />rangka perbaikan pembelajaran matematika.<br /></span>CABE RAWIThttp://www.blogger.com/profile/05004403724873961540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2812999936293841155.post-19349949507267251972011-04-08T01:30:00.000-07:002011-04-08T01:33:47.534-07:00OPTIMALISASI INSTRUKSIONAL MATEMATIKA MELALUIPENGORGANISASIAN TUGAS TERSTRUKTUR DAN KUISABSTRAK<br />Kusworini, A 410 000 259, <br /><br />Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) pembelajaran<br />matematika melalui pengorganisasian tugas terstruktur dan kuis pada pokok<br />bahasan relasi, pemetaan, dan grafik, (2) peningkatan hasil belajar siswa pada<br />keaktifan siswa, kreativitas siswa, dan kemandirian siswa. Penelitian dilakukan<br />dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK), dengan subyek<br />penerima tindakan adalah siswa kelas VIIIB SMP PGRI Gringsing yang<br />berjumlah 44 siswa, subyek pelaksana tindakan adalah guru matematika kelas<br />VIIIB, dan subyek yang membantu pelaksanaan tindakan adalah peneliti dan<br />kepala sekolah. Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi, catatan<br />lapangan, wawancara dan dokumentasi.<span id="fullpost"><br />Analisis data secara diskriptif kualitatif<br />dengan metode alur. Hasil penelitian tindakan ini adalah adanya peningkatan hasil<br />belajar siswa pada pokok bahasan relasi, pemetaan, dan grafik melalui<br />pengorganisasian tugas terstruktur dan kuis. Hasil belajar siswa dibatasi pada<br />keaktifan, kreativitas, dan kemandirian. Keaktifan siswa dalam: (a) mengerjakan<br />tugas meningkat sebesar 40,91%, (b) mengerjakan latihan meningkat sebesar<br />40,91%, (c) maju ke depan kelas meningkat sebesar 22,73%, (d) bertanya<br />meningkat sebesar 27,28%, (e) mengeluarkan ide/gagasan meningkat sebesar<br />15,91%. Kreativitas dalam menyusun perencanaan penyelesaian soal meningkat<br />sebesar 15,91%. Kemandirian siswa dalam: (a) mengerjakan tugas meningkat<br />sebesar 27,28%, (b) mengerjakan soal kuis meningkat sebesar 34,09%.<br /><br /><br />BAB I<br />PENDAHULUAN<br />A. Latar Belakang Masalah<br />Perkembangan zaman selalu memunculkan tantangan-tantangan baru,<br />yang harus mampu dihadapi oleh manusia. Sebagai konsekuensi logis, dibutuhkan<br />sumber daya manusia yang berkualitas dan mempunyai kapabilitas. Globalisasi<br />memberikan tantangan sekaligus peluang secara terbuka bagi manusia yang<br />mempunyai kualitas dan kapabilitas yang unggul. Masyarakat masa depan dengan<br />ciri globalisasi, kemajuan iptek, dan kesempatan menerima arus informasi yang<br />cepat, memerlukan warga yang mampu menghadapi segala permasalahan serta<br />menyesuaikan diri dengan situasi baru tersebut.<br />Pendidikan berkewajiban mempersiapkan generasi baru yang mempunyai<br />kualitas dan kapabilitas yang unggul sehingga mampu menghadapi segala<br />perubahan yang ada. Pendidikan di sekolah merupakan salah satu sarana untuk<br />meningkatkan sumber daya manusia. Sejalan dengan perkembangan masyarakat<br />dewasa ini pendidikan banyak menghadapi berbagai rintangan, salah satunya<br />adalah peningkatan mutu pendidikan di sekolah.<br />Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah adalah<br />melalui perbaikan proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran melibatkan<br />guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik. Peran guru dalam kegiatan<br />pembelajaran disekolah relatif tinggi. Peran guru tersebut terkait dengan peran<br />siswa dalam belajar. Dalam kegiatan pembelajaran guru berusaha menyampaikan<br />sesuatu hal yang disebut “pesan”. Sebaliknya, dalam kegiatan belajar siswa juga<br />berusaha memperoleh sesuatu hal. Pesan atau sesuatu hal tersebut dapat berupa<br />pengetahuan, wawasan, keterampilan, atau “isi ajaran” yang lain seperti kesenian,<br />kesusilaan, dan agama (Dimyati dan Mudjiono, 2006:171).<br />Siswa sebagai penerima pesan, dituntut untuk menguasai pesan tersebut<br />secara tuntas. Hal tersebut merupakan masalah yang cukup sulit yang harus<br />dihadapi oleh guru. Kesulitan ini dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai<br />makhluk individu yang berbeda satu sama lain, tetapi mereka juga sebagai<br />makhluk sosial dengan latar belakang yang berbeda. Paling sedikit ada tiga aspek<br />yang membedakan anak didik yang satu dengan yang lain yaitu aspek intelektual,<br />psikologis, dan biologis. Ketiga aspek inilah yang melahirkan bervariasi sikap dan<br />tingkah laku siswa dalam proses pembelajaran. Sehingga keberhasilan<br />pembelajaran sangat ditentukan oleh guru dan siswa (Syaiful Bahri Djamarah dan<br />Aswan Zain, 1997:1).<br />Keberhasilan belajar merupakan tujuan utama proses pembelajaran,<br />disamping membina dan membentuk kepribadian anak. Dalam proses<br />pembelajaran terdapat faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar, yaitu<br />faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah semua faktor yang<br />berasal dari dalam siswa, diantaranya adalah motivasi, minat, tingkat kecerdasan,<br />kedisiplinan, aktifitas belajar, dan usaha yang dilakukan siswa. Sedangkan faktor<br />eksternal adalah semua faktor yang berasal dari luar diri siswa, yaitu keadaan<br />sosial ekonomi, lingkungan, kurikulum, sarana, metode mengajar dan sebagainya.<br />Keberhasilan proses pembelajaran dapat diukur dari keberhasilan siswa<br />yang mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut. Keberhasilan tersebut dapat<br />diamati dari beberapa sisi yaitu dari sisi tingkat pemahaman, tingkat penguasaan<br />dan kemampuan menyelesaikan soal dengan benar. Semakin tinggi tingkat<br />pemahaman, tingkat penguasaan, dan kemampuan mengerjakan soal dengan<br />benar, diharapkan semakin tinggi pula tingkat keberhasilan belajar.<br />Matematika merupakan salah satu diantara pelajaran yang diajarkan di<br />sekolah-sekolah dengan frekuensi jam pelajaran yang lebih banyak dibanding<br />dengan mata pelajaran lainnya. Tetapi banyak siswa yang merasa kurang mampu<br />dalam mempelajari matematika karena dianggap sulit sehingga minat untuk<br />mempelajari kembali matematika di luar jam sekolah kurang. Hal ini<br />menyebabakan hasil belajar matematika masih rendah.<br />Dalam belajar matematika dibutuhkan cara berpikir yang jelas dan logis,<br />aktif, kreatif, serta kemandirian dalam memecahkan masalah. Sebagai pendidik,<br />guru diharapkan mampu mengembangkan aktivitas dan kreativitas yang sudah<br />dimiliki siswa untuk tujuan pembelajaran. Dalam setiap proses belajar, siswa<br />selalu menampakkan keaktifan yang beraneka ragam bentuknya, mulai dari<br />kegiatan fisik yang mudah kita amati sampai kegiatan psikis yang susah diamati.<br />Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih ketrampilan,<br />dan sebagainya. Contoh kegiatan psikis misalnya menggunakan khasanah<br />pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi,<br />membandingkan satu konsep dengan konsep yang lain, menyimpulkan hasil<br />percobaan, dan kegiatan psikis yang lain (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 45).<br />Upaya meningkatkan hasil belajar itu tidak mudah dicapai secara<br />maksimal, karena banyaknya faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar itu<br />sendiri. Perbaikan dan penyempurnaan ini meliputi perbaikan pada sistem<br />pendididikan ataupun dalam hal yang langsung berkaitan dengan praktek<br />pembelajaran, salah satunya adalah metode mengajar. Dalam kegiatan proses<br />pembelajaran, metode mengajar mempunyai peranan yang sangat penting. Dalam<br />kenyataannya metode tertentu dapat menunjang pendekatan siswa aktif, asalkan<br />metode tersebut diterapkan dengan teknik yang benar. Salah satu metode yang<br />bisa diterapkan dalam pembelajaran matematika adalah metode pengorganisasian<br />tugas terstruktur dan kuis.<br />Pemberian tugas digunakan dengan tujuan agar siswa memiliki hasil<br />belajar yang lebih mantap, karena siswa melaksanakan latihan-latihan selama<br />melakukan tugas. Sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu dapat<br />lebih terintegrasi. Hal itu terjadi disebabkan siswa mendalami situasi atau<br />pengalaman yang berbeda, waktu menghadapi masalah-masalah baru. Disamping<br />itu, tugas digunakan untuk memperoleh, memperluas, dan memperkaya<br />pengetahuan serta keterampilan siswa di sekolah melalui kegiatan-kegiatan di luar<br />sekolah. Dengan kegiatan melaksanakan tugas siswa aktif belajar dan merasa<br />terangsang untuk meningkatkan belajar yang lebih baik, memupuk inisiatif dan<br />berani bertanggungjawab sendiri (Roestiyah N.K, 2001:133). Disamping tugas<br />tersebut kuis juga dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk mengaktifkan<br />siswa dalam belajar matematika. Dengan diadakannya kuis secara intensif melatih<br />siswa untuk terbiasa mempelajari materi pelajaran sebelum materi pelajaran<br />tersebut disampaikan di depan kelas.<br />Dalam penelitian ini tugas yang diberikan adalah tugas terstruktur yaitu<br />tugas yang diberikan guru untuk dikerjakan oleh siswa yang diambil dari LKS<br />dan buku pegangan dan dilakukan setiap pertemuan. Tugas testruktur diberikan<br />dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pemahan siswa terhadap materi yang<br />telah disampaikan oleh guru setiap sub pokok bahasan. Disamping tugas tersebut<br />kuis juga dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk mengaktifkan siswa<br />dalam pembelajaran matematika. Dengan demikian, adanya pengorganisasian<br />tugas terstruktur dan kuis tersebut, siswa akan termotivasi untuk terbiasa belajar<br />matematika di rumah sehingga dapat menimbulkan pengalaman belajar yang<br />nantinya dapat meningkatkan hasil belajar.<br />Untuk dapat melaksanakan pembelajaran matematika melalui<br />pengorganisasian tugas terstruktur dan kuis guna meningkatkan hasil belajar<br />siswa, perlu adanya kerjasama antara guru matematika dengan peneliti yaitu<br />melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Proses PTK ini memberikan<br />kesempatan kepada peneliti dan guru matematika untuk mengidentifikasi<br />masalah-masalah pembelajaran di sekolah, sehingga dapat dikaji dan dituntaskan.<br />Dengan demikian proses pembelajaran matematika di sekolah melalui<br />pengorganisasian tugas terstruktur dan kuis diharapkan dapat meningkatkan hasil<br />belajar siswa.<br />Berdasarkan uraian di atas maka penulis ingin melakukan penelitian<br />dengan judul “Optimalisasi Instruksional Matematika Melalui Pengorganisasian<br />Tugas Terstruktur dan Kuis (PTK Pembelajaran matematika di Kelas VIII SMP<br />PGRI Gringsing).<br />B. Identifikasi Masalah<br />Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas dapat diidentifikasikan<br />masalah-masalah yang timbul sebagai berikut:<br />1. Masih rendahnya minat dan kesungguhan siswa dalam belajar matematika<br />terutama dalam mengerjakan tugas sehingga menimbulkan permasalahan<br />seperti tingkat partisipasi aktif rendah, daya kreatifitas siswa rendah, dan<br />kemandirian siswa kurang.<br />2. Kurangnya pemberian tugas dan kuis dapat mempengaruhi hasil belajar.<br />3. Kurangnya kesiapan guru dalam memilih dan menentukan metode<br />pembelajaran sehingga sasaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa tidak<br />tercapai.<br />C. Pembatasan Masalah<br />Untuk menghindari kesalahan maksud serta menjaga aspek efektif dan<br />efisien agar penelitian ini lebih terarah dan dapat dikaji secara mendalam maka<br />diperlukan pembatasan masalah. Masalah yang hendak dikaji dalam penelitian ini<br />adalah:<br />1. Metode pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah<br />pengorganisasian tugas terstruktur dan kuis.<br />2. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran dibatasi pada keaktifan, kreatifitas,<br />dan kemandirian siswa dalam pembelajaran matematika kelas VIIIB SMP<br />PGRI Gringsing. Pada pokok bahasan relasi, pemetaan, dan grafik.<br />3. Keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika dibatasi pada keaktifan<br />mengerjakan tugas, mengerjakan latihan, maju ke depan kelas, bertanya, dan<br />mengeluarkan ide/gagasan.<br />4. Kreatifitas siswa dalam pembelajaran matematika dibatasi pada kreatifitas<br />siswa dalam menyusun perencanaan penyelesaian soal.<br />5. Kemandirian siswa dalam dalam pembelajaran matematika dibatasi pada<br />kemandirian mengerjakan tugas dan mengerjakan soal kuis.<br />D. Perumusan Masalah<br />Bertolak pada latar belakang dan identifikasi masalah tersebut di atas,<br />maka permasalahan yang hendak dicari penyelesaiannya melalui penelitian ini<br />dirumuskan:<br />1. Bagaimana proses pembelajaran matematika melalui pengorganisasian tugas<br />terstruktur dan kuis yang dilakukan oleh guru SMP untuk meningkatkan hasil<br />belajar siswa?<br />2. Apakah melalui metode pengorganisasian tugas terstruktur dan kuis dapat<br />meningkatkan hasil belajar siswa SMP?<br />E. Tujuan Penelitian<br />Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan:<br />1. Mendiskripsikan proses pembelajaran matematika melalui pengorganisasian<br />tugas terstruktur dan kuis.<br />2. Mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VIIIB SMP<br />PGRI Gringsing melalui metode pengorganisasian tugas terstruktur dan kuis.<br />F. Manfaat Penelitian<br />Karena penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas maka,<br />penelitian ini memberikan manfaat konseptual utamanya kepada pembelajaran<br />matematika, selain itu penelitian tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan<br />mutu proses dan hasil pembelajaran matematika SMP.<br />1. Manfaat Teoritis<br />Secara umum, hasil penelitian ini diharapkan secara teoritis dapat<br />memberikan sumbangan kepada proses pembelajaran matematika, utamanya<br />pada peningkatan hasil belajar siswa melalui pengorganisasian tugas terstruktur<br />dan kuis.<br />Secara khusus penelitian ini memberikan manfaat kepada pembelajaran<br />matematika yang berupa perubahan dari pembelajaran yang hanya<br />mementingkan hasil ke pembelajaran yang juga mementingkan prosesnya,<br />sehingga dalam metode pengorganisasian tugas terstruktur dan kuis ini siswa<br />diharapkan lebih kreatif dan aktif dalam berpikir untuk memecahkan masalah.<br />Sehingga untuk memperoleh hasil siswa tidak perlu menunggu jawaban dari<br />seorang guru. Dengan kebiasaan siswa untuk selalu berpikir aktif maka secara<br />otomatis proses pembelajaran matematika dapat ditingkatkan.<br />2. Manfaat Praktis<br />Pada manfaat praktis, penelitian ini menambah wawasan bagi guru dan<br />calon guru bidang studi matematika dalam upaya meningkatkan hasil belajar<br />matematika siswa dengan metode pengorganisasian tugas terstruktur dan kuis.<br />Bagi guru matematika, penelitian ini merupakan bahan pertimbangan acuan<br />bagi penyelenggaraan pendidikan dan dalam meningkatkan mutu pendidikan<br />dan pembelajaran agar hasil belajar siswa meningkat, khususnya bidang studi<br />matematika.<br />Bagi siswa proses pembelajaran ini dapat memberikan sumbangan<br />dalam proses belajar mengajar yang sesuai dengan kemampuan siswa sehingga<br />dapat diperoleh hasil belajar yang optimal. Bagi sekolah hasil penelitian ini<br />memberikan sumbangan dalam rangka perbaikan pembelajaran.<br /></span>CABE RAWIThttp://www.blogger.com/profile/05004403724873961540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2812999936293841155.post-29318776368588558922011-04-08T01:25:00.000-07:002011-04-08T01:30:26.379-07:00PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIFTIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAPPRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAUDARI KEMAMPUAN AWAL SISWAABSTRAK<br />Watik Kusdiyarti, A 410 000 208, <br /><br />Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Ada pengaruh yang<br />signifikan metode pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika. (2)<br />Terdapat pengaruh yang signifikan kemampuan awal siswa trehadap prestasi<br />belajar matematika. (3) Ada tidaknya interaksi antara metode pembelajaran dan<br />kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar matematika. Populasinya adalah<br />siswa kelas VII SMP Negeri 2 Tengaran tahun ajaran 2006/ 2007 berjumlah 320<br />siswa. Dengan sampel 80 siswa terdiri dari kelas eksperimen dan kelas kontrol<br />masing-masing sebanyak 40 siswa, yang diambil secara random sampling dengan<br />cara undian. Metode pengumpulan data menggunakan metode tes, dokumentasi,<br />dan observasi.<br /><span id="fullpost"><br />Teknik analisis data adalah teknik analisis variansi dua jalan<br />dengan sel tak sama. Sebelum data dianalisis dilakukan persyaratan uji analisis<br />yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Sebagai tindak lanjut dari analisis<br />variansi dilakukan uji komparasi ganda. Berdasarkan hasil penelitian, untuk α =<br />5% dapat disimpulkan bahwa: (1) Ada pengaruh yang signifikan metode<br />pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika, ditunjukkan oleh FA = 11,804<br />> Ftabel = 4,000. (2) Ada perbedaan yang signifikan kemampuan awal siswa<br />terhadap prestasi belajar matematika yang ditunjukkan oleh FB = 7,361 > Ftabel =<br />3,150. (3) Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran dan kemampuan awal<br />siswa terhadap prestasi belajar matematika secara bersamaan, ditunjukkan oleh<br />nilai FAB = 0,343 < Ftabel = 3,150.<br /><br />BAB I<br />PENDAHULUAN<br />A. Latar Belakang Masalah<br />Memasuki era globalisasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi<br />(IPTEK) yang sedemikian pesatnya menyebabkan arus komunikasi dan<br />informasi menjadi sangat cepat dan tanpa memandang batas-batas negara dan<br />wilayah. Akibatnya pengetahuan seseorang akan cepat usang, tidak relevan<br />lagi. Juga dengan diberlakukannya pasar bebas akan mengakibatkan<br />kemampuan bersaing penguasaan pengetahuan dan teknologi menjadi<br />sangatlah penting untuk kemajuan suatu bangsa.<br />Hal ini dapat berdampak pada tersingkirnya tenaga kerja yang kurang<br />berpendidikan dan kurang terampil. Untuk mengantisipasi hal ini perlu<br />dikembangkan cara-cara belajar yang baru agar seseorang dapat selalu<br />bertahan dalam situasi yang selalu berubah, tidak pasti dan lebih kompetitif<br />dalam kehidupan. Sehingga pemilihan materi kurikulum tidak hanya berbasis<br />konten, tetapi lebih kepada peningkatan kecakapan hidup siswa yang memiliki<br />kompetensi – kompetensi yang dapat memutakhirkan pengetahuanpengetahuan<br />tersebut dan memanfaatkannya dalam kehidupan.<br />Pendidikan adalah suatu proses yaitu usaha manusia dengan penuh<br />tanggungjawab untuk membimbing anak-anak didik menuju kedewasaan.<br />Proses pendidikan yang diselenggarakan secara formal di sekolah dimulai dari<br />pendidikan formal yang paling dasar yaitu Sekolah Dasar (SD) sampai<br />Perguruan Tinggi (PT) tidak lepas dari kegiatan belajar yang merupakan salah<br />satu kegiatan pokok dengan guru sebagai pemegang peran utama. Hal ini<br />sependapat dengan Slameto (1995:1) yang menyatakan bahwa dalam<br />keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan<br />kegiatan yang paling pokok. Kegiatan belajar di sekolah diarahkan agar siswa<br />mampu menerima dan memahami pengetahuan yang diberikan oleh guru<br />dalam proses belajar mengajar.<br />Matematika sebagai ilmu dasar, memegang peranan penting dalam<br />perkembangan IPTEK dewasa ini. Oleh karena itu, jika suatu bangsa ingin<br />menguasai IPTEK dengan baik maka perlu mempersiapkan sumber daya<br />manusia yang memiliki pengetahuan matematika yang cukup. Menyadari<br />pentingnya matematika, maka peningkatan prestasi belajar matematika di<br />setiap jenjang pendidikan perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh.<br />Berangkat dari kekurang berhasilan pembelajaran matematika, sebagai<br />suatu pengetahuan yang terstruktur mencerminkan kekurang mampuan siswa<br />akan pemahaman matematika pada umumnya. Sering kali nampak, siswa<br />mampu dan terampil menggunakan suatu algoritma/ rumus namun terkadang<br />kesulitan menyelesaikan suatu permasalahan matematika yang nyata berkaitan<br />denagan algoritma/ rumus matematika tersebut. Tampak bahwa transfer<br />belajar yang terjadi pada siswa tidak hanya terletak pada penguasaan materi<br />tetapi lebih mampu melakukan elaborasi pengetahuan, menggunakan<br />informasi sehingga dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah<br />matematika atau permasalahan sehari-hari.<br />Dari tahun ke tahun, pembelajaran matematika di sekolah banyak<br />mengalami perubahan, di antaranya perubahan metode konvensional yang<br />menitikberatkan dari situasi guru mengajar menjadi situasi murid belajar. Agar<br />pembelajaran dengan situasi murid belajar ini dapat tercapai, hendaknya guru<br />dapat menggunakan strategi belajar mengajar yang lebih banyak melibatkan<br />siswa. Sebagaimana diungkapkan oleh Soedjadi dalam Arwan Rifai (2004),<br />betapapun tepat dan baiknya bahan ajar matematika yang ditetapkan belum<br />menjamin akan tercapainya tujuan pendidikan, dan salah satu faktor penting<br />untuk mencapai tujuan tersebut adalah proses mengajar yang lebih<br />menekankan pada keterlibatan siswa secara optimal.<br />Salah satu alternatif yang dapat ditempuh untuk menigkatkan prestasi<br />belajar siswa adalah melalui kreativitas yang dimiliki guru dalam memilih<br />metode mengajar. Melalui kreativitas yang dimiliki oleh para guru, dan<br />dengan keinginan untuk selalu mencari metode yang tepat agar selalu menarik<br />minat dan motivasi siswa belajar, maka tujuan yang diharapkan akan tercapai.<br />Alternatif metode pembelajaran yang dapat menarik minat siswa dalam<br />belajar di antaranya adalah dengan menempatkan siswa belajar secara<br />kelompok-kelompok. Slavin dalam penelitian Abu Syafik (2006) menyatakan<br />bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep<br />yang sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikan masalah-maslah itu<br />dengan temannya.<br />Menurut Slavin dalam penelitian Henny (2005), struktur tujuan<br />kooperatif adalah menciptakan suatu situasi sedemikian sehingga keberhasilan<br />salah satu anggota kelas diakibatkan keberhasilan kelas itu sendiri. Oleh<br />karena itu, untuk mencapai tujuan dari salah seorang anggota, maka salah<br />seorang anggota tersebut harus membantu teman kelasnya dengan melakukan<br />apa saja yang dapat membantu kelas itu sendiri.<br />Pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar mengajar yang<br />menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu<br />di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang<br />terdiri atas dua orang atau lebih (Hilda, dkk, 2002:70). Terdapat beberapa tipe<br />pembelajaran kooperatif, salah satu di antaranya pembelajaran kooperatif tipe<br />Teams- Games- Tournament (TGT). Pembelajaran kooperatif TGT adalah<br />jenis pembelajaran kooperatif dimana siswa setelah belajar kelompok<br />diadakan turnamen akademik. Dalam turnamen tersebut siswa akan<br />berkompetisi sebagai wakil-wakil dari kelompok mereka dengan anggota dari<br />kelompok lain yang berkamampuan sama, TGT berfungsi sebagai materi<br />pelajaran sebelum siswa mengikuti kuis-kuis secara individual.<br />Bahan kajian inti matematika di Sekolah Menengah Pertama (SMP)<br />mencakup aritmatika, aljabar, geometri, trigonometri, peluang, dan statistik.<br />Selain metode dalam mengajar, keberhasilan belajar siswa tidak<br />terlepas dari kemampuan individu yang dimiliki oleh siswa yang merupakan<br />faktor internal. Dalam hal ini adalah kemampuan awal yang dimiliki oleh<br />seorang siswa. Kemampuan awal siswa satu dengan yang lain tidaklah sama.<br />Ada siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi, ada sebagian siswa yang<br />memiliki kemampuan awal sedang- sedang saja, dan tidak sedikit siswa yang<br />memiliki kemampuan awal rendah khususnya pada mata pelajaran<br />matematika. Siswa dengan kemampuan awal tinggi, maka prestasi yang akan<br />dicapai cenderung tinggi, sehingga kemampuan awal siswa sangatlah<br />berpengaruh dalam proses belajar mengajar.<br />Mengingat pentingnya kemampuan awal siswa dalam proses belajar<br />mengajar, guru diharapkan dapat menciptakan situasi belajar mengajar<br />sehingga kemampuan awal siswa dapat terus meningkat. Siswa itu sendiri<br />hendaknya dapat memotivasi dirinya sendiri untuk aktif dalam belajar<br />mengajar. Dengan strategi yang tepat dalam proses belajar mengajar,<br />kemungkinan besar prestasi belajar khususnya matematika yang dicapai oleh<br />siswa akan lebih memuaskan.<br />B. Identifikasi Masalah<br />Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas dapat<br />diidentifikasikan masalah- masalah sebagai berikut:<br />1. Masih rendahnya rata-rata prestasi belajar siswa untuk mata pelajaran<br />matematika pada umumnya pada siswa SMP.<br />2. Kurang tepatnya metode pembelajaran yang digunakan oleh guru<br />matematika dalam menyampaikan pokok bahasan tertentu, kemungkinan<br />akan mempengaruhi prestasi belajar siswa.<br />3. Masih belum meratanya kemampuan guru matematika dalam memilih<br />strategi pembelajaran, memvariasi metode pembelajaran dan pendekatan<br />pembelajaran yang tepat.<br />4. Adanya perbedaan kemampuan awal siswa yang dapat menyebabkan<br />perbedaan prestasi belajar siswa.<br />5. Penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT yang ditinjau dari<br />kemampuan awal siswa pada pokok bahasan aljabar, kemungkinan dapat<br />mempengaruhi prestasi belajar siswa.<br />C. Pembatasan Masalah<br />Dari identifikasi masalah di atas agar penelitian yang dikaji dapat lebih<br />terarah dan mendalam maka diperlukan pembatasan masalah sebagai berikut:<br />1. Metode pembelajaran yang digunakan dibatasi pada metode pembelajaran<br />kooperatif tipe TGT pada kelas eksperimen dan metode pembelajaran<br />konvensional pada kelas kontrol.<br />2. Prestasi belajar matematika pada penelitian ini dibatasi pada hasil belajar<br />siswa yang dicapai melalui proses belajar mengajar pada pokok bahasan<br />aljabar.<br />3. Kemampuan awal siswa dibatasi pada kemampuan awal siswa dalam<br />bidang matematika.<br />D. Perumusan Masalah<br />Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan<br />masalah tersebut di atas, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan<br />sebagai berikut:<br />1. Apakah ada pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi belajar<br />matematika?<br />2. Apakah terdapat pengaruh kemampuan awal siswa terhadap prestasi<br />belajar matematika?<br />3. Apakah terdapat intreraksi antara metode pembelajaran dan tingkat<br />kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar matematika pada pokok<br />bahasan aljabar?<br />E. Tujuan Penelitian<br />Sesuai dengan perumusan masalah yang diuraikan di atas, maka<br />penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut:<br />1. Untuk mengetahui ada pengaruh yang signifikan metode pembelajaran<br />terhadap prestasi belajar matematika .<br />2. Untuk mengetahui ada pengaruh yang signifikan kemampuan awal siswa<br />prestasi belajar matematika.<br />3. Untuk mengetahui ada tidaknya interaksi metode pembelajaran dan<br />kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar matematika.<br />F. Manfaat Penelitian<br />Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai<br />berikut:<br />1. Bahan pemikiran bagi pengelola pendidikan, bahwa perlu adanya inovasi<br />dalam pembelajaran untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang<br />berkualitas. Salah satu diantaranya adalah agar lebih mengembangkan<br />metode pembelajaran kooperatif yang merupakan bagian dari<br />pembelajaran yang berdasarkan paradigma belajar, sehingga diharapkan<br />siswa menjadi lebih kreatif dan aktif mengelola informasi, sehingga<br />pembelajaran lebih bermakna bagi siswa.<br />2. Masukan atau informasi bagi guru matematika khususnya tingkat SMP<br />dalam menentukan metode pembelajaran matematika yang berorientasi<br />pada proses sehingga dapat lebih meningkatkan pemahaman siswa pada<br />pokok bahasan aljabar.<br />3. Bahan acuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan ruang<br />lingkup yang lebih luas untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.<br />4. Bagi penulis, sebagai sarana belajar dalam proses membuat karya ilmiah.<br />G. Sistematika Penulisan<br />Sistematika penulisan dalam skripsi ini bertujuan memberikan<br />gambaran secara global agar mempermudah pembaca memahaminya.<br />Adapun sistematika yang dikemukakkan sebagai berikut:<br />1. Bagian Awal<br />Pada bagian ini memuat tentang Halaman Judul, Halaman Persetujuan,<br />Halaman Motto, Halaman Persembahan, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar<br />Lampiran.<br />2. Bagian Inti<br />Bagian ini dibagi menjadi beberapa bab, yaitu:<br />BAB I : PENDAHULUAN<br />Dalam bab ini peneliti mengemukakan tentang Latar Belakang<br />Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, Perumusan<br />Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika<br />Penulisan.<br />BAB II : LANDASAN TEORI<br />Dalam bab ini berisi tentang Tinjauan Pustaka, Kajian Teori,<br />Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis.<br />BAB III: METODOLOGI PENELITIAN<br />Dalam bab ini berisi tentang Tempat dan Waktu Penelitian,<br />Metode Penelitian, Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan<br />Sampel, Teknik Pengumpulan Data<br />BAB IV: HASIL PENELITIAN<br />Hasil penelitian dalam bab ini berisi tentang Deskripsi Data Hasil<br />Penelitian, Hasil Analisis Data, dan Pembahasan Hasil Analisis<br />Data.<br />BAB V: PENUTUP<br />Dalam bab ini akan dikemukakan Kesismpulan, Implikasi, dan Saran.<br />3. Bagian Akhir<br />Bagian ini memuat Daftar Pustaka dan Lampiran.<br /></span>CABE RAWIThttp://www.blogger.com/profile/05004403724873961540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2812999936293841155.post-67257468224885494902011-04-08T01:17:00.000-07:002011-04-08T01:24:50.284-07:00Pengaruh Pembelajaran MatematikaMelalui Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar(Eksperimen Pembelajaran Matematika di Kelas VIII......ABSTRAK<br />Ika Cahya Kartika (A 410 010 109 )<br />Jurusan Pendidikan Matematika. <br /><br />Tujuan penelitian ini adalah mengetahui : untuk mengetahui pengaruh pembelajaran matematika melalui TGT terhadap hasil belajar. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP 02 Sukolilo Pati Tahun Ajaran 2006/2007. Sampel yang diambil 64 siswa yang terbagi dalam dua kelas masingmasing kelas terdiri dari 32 siswa. Dengan teknik pengambilan sampel adalah<br />random sampling. Metode pengumpulan datanya adalah metode test dan dokumentasi. Penelitian ini adalah penelitian eksperimentasi dengan analisis datanya menggunakan statistik. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji beda mean dengan t-tes. Pengujian prasyarat analisis dilakukan dengan mengunakan Uji Normalitas dengan Metode Lilliefors dan Uji Homogenitas Uji Barlet. <br />Semua perhitungan menggunakan bantuan program SPSS Versi 11.5. Dari Analisis diperoleh thitung = 2,294 > ttabel = 1,96 pada taraf signifikansi 5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat Pengaruh Pembelajaran Matematika Melalui Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Preastasi Belajar matematika.<br /><span id="fullpost"><br />BAB I<br />PENDAHULUAN<br />A. Latar Belakang Masalah<br />Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu semakin pesat dan canggih, didukung pula oleh arus globalisasi yang semakin hebat. Fenomena tersebut memunculkan adanya persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya adalah bidang pendidikan. Pendidikan sebagai upaya untuk mencetak sumber daya manusia yang berkualitas dan berdedikasi<br />tinggi dalam masyarakat. Secara teoritik matematika adalah ilmu yang bertujuan untuk<br />mendidik anak manusia yang dapat berpikir secara logis, kritis, rasional, dan<br />percaya diri. Sedang matematika itu sendiri sering dianggap sebagai mata<br />pelajaran yang sulit dipahami. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar yang<br />dicapai cenderung rendah. Pendidikan matematika mencakup proses belajar,<br />proses mengajar dan pemikiran kreatif. Kesalahan yang dilakukan tidak hanya<br />bersumber dari kemampuan siswa yang kurang, tetapi ada faktor yang turut<br />menentukan keberhasilan siswa dalam belajar matematika yaitu pembelajaran<br />yang disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi siswa.Dalam kegiatan pembelajaran, partisipasi aktif siswa sangat mendukung keefektifan pembelajaran kelas. Partisipasi aktif siswa nantinya<br />akan bisa mengalami, menghayati, dan menarik pelajaran yang dialami sendiri, sehingga hasil belajar merupakan bagian dari dirinya.Pembelajaran yang banyak dilaksanakan oleh guru biasanya adalah bersumber pada teori atau mungkin lebih tepatnya asumsi tabula rasa John<br />Locke. Locke mengatakan bahwa pikiran seorang anak adalah seperti kertas<br />kosong yang putih bersih dan siap menunggu coretan. Berdasarkan asumsi tersebut atau asumsi-asumsi sejenisnya, menurut Anita (2002:3) guru cenderung melaksanakan kegiatan belajar mengajar sebagai berikut:<br />1. Memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa. Tugas seorang guru adalah<br />memberi dan tugas seorang siswa adalah menerima. Guru memberikan informasi dan tugas siswa adalah menerima. Guru memberikan informasi dan mengharapkan siswa untuk menghafalkan dan mengingatnya.<br />2. Mengisi botol kosong dengan pengetahuan. Siswa adalah penerima pengetahuan yang pasif. Guru memiliki pengetahuan yang nantinya akan dihafal oleh siswa.<br />3. Mengkotak-kotakkan siswa. Guru mengelompokkan siswa berdasarkan<br />nilai dan memasukkan siswa dalam kategori, kemampuan dinilai dari<br />ranking dan siswapun direduksi menjadi angka-angka.<br />4. Memacu siswa dalam kompetisi bagaikan ayam aduan. Siswa bekerja keras untuk mengalahkan teman sekelasnya. Siapa yang kuat, dia yang menang. Orang tua pun saling bersaing menyombongkan anaknya masingmasing dan menonjolkan prestasi anaknya bagaikan memamerkan binatang aduan.<br />Tuntutan dalam dunia pendidikan sudah banyak berubah. Menurut<br />Anita (2002: 5-6) pendidikan perlu menyusun dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar berdasarkan pokok pikiran sebagai berikut:<br />1. Pengetahuan ditemukan, dibentuk dan dikembangkan oleh siswa guru<br />menciptakan situasi dan kondisi yang memungkinkan siswa membentuk<br />makna dari bahan-bahan pelajaran melalui proses belajar dan<br />menyimpannya dalam ingatan yang sewaktu-waktu dapat diproses dan<br />dikembangkan lebih lanjut (Piaget, 1952 dan 1960; Freine, 1970).<br />2. Siswa membangun pengetahuan secara aktif. Belajar adalah kegiatan yang<br />dilakukan siswa, bukan sesuatu yang dilakukan terhadap siswa. Siswa<br />tidak menerima pengetahuan dari guru atau kurikulum secara pasif. Teori<br />skemata menjelaskan bahwa siswa mengaktifkan struktur kognitif mereka<br />dan membangun struktur-struktur baru untuk mengakomodasi<br />pengetahuan-pengetahuan yang baru (Anderson dan Armbruster 1982,<br />Piaget, 1952 dan 1960). Jadi penyusun pengetahuan yang terus<br />menempatkan siswa sebagai peserta yang aktif.<br />3. pengajar perlu mengembangkan kompetensi dan kemampuan siswa.<br />Kegiatan belajar mengajar harus menekankan pada proses dari pada hasil.<br />Setiap orang pasti mempunyai potensi paradigma lama mengklasifikasikan<br />siswa dalam kategori prestasi belajar seperti dalam penilaian ranking dan<br />hasil-hasil tes. Paradigma lama ini menganggap kemampuan sebagai<br />sesuatu yang sudah mapan dan tidak dipengaruhi oleh usaha dan<br />pendidikan. Paradigma baru mengembangkan kompetensi dan potensi<br />siswa berdasarkan asumsi bahwa usaha dan pendidikan bisa meningkatkan<br />kemampuan mereka. Tujuan pendidikan adalah meningkatkan kemampuan<br />mereka. Tujuan pendidikan adalah meningkatkan kemampuan siswa<br />sampai setinggi yang dia bisa (Maslow, 1962; Rogers, 1982).<br />4. Pendidikan adalah interaksi pribadi diantara siswa dan interaksi antara<br />guru dan siswa. Kegiatan pendidikan adalah suatu proses sosial yang tidak<br />dapat terjadi tanpa interaksi antara pribadi. Belajar adalah suatu proses<br />pribadi, tetapi juga proses sosial yang terjadi ketika masing-masing orang<br />berhubungan dengan yang lain dan membangun pengertian dan juga<br />pengetahuan bersama (Johnson, Johnson dan Smith, 1991).<br />Suatu model pembelajaran tertentu dalam matematika, belum tentu<br />cocok dalam setiap pokok bahasan, sehingga guru harus bisa memilih suatu<br />model pembelajaran yang sesuai. Agar terjadi proses interaksi antara guru<br />dengan siswa sebagaimana dikehendak, maka diperlukan suatu pembelajaran<br />yang sesuai dengan tujuan pendidikan, tingkat kematangan siswa, situasi<br />kebutuhan, fasilitas materi, besar kelas dan pribadi guru serta kemampuan<br />profesionalnya.<br />Pembelajaran konvensional tidak perlu lagi digunakan oleh guru<br />karena dimungkinkan akan menimbulkan sikap dan tingkah laku yang pasif<br />dalam menghadapi tantangan jaman. Dalam pembalajaran konvensional, maka<br />perlu diupayakan model pembelajaran yang lebih baik. Salah satu adalah<br />pembelajaran kooperatif digunakan pada setiap jenjang pendidikan dan pada<br />setiap meteri yang diajarkan, dari matematika, membaca, menulis sampai ilmu<br />pengetahuan yang lain dari kemampuan dasar sampai menyelesaikan masalah<br />yang kompleks.<br />Keberhasilan proses belajar mengajar selain dipengaruhi oleh metode<br />pengajaran dapat pula dipengaruhi oleh aktivitas belajar siswa. Aktivitas<br />belajar siswa merupakan hal sangat penting dalam usaha peningkatan prestasi<br />belajar siswa. Dalam proses belajar mengajar tidak ada belajar tanpa adanya<br />keaktifan anak. Kesibukan yang dilakukan seseorang dalam belajar akan<br />mempengaruhi prestasi belajarnya. Siswa yang belajarnya dengan menulis,<br />mengerjakan soal-soal membuat alat peraga akan lebih baik hasilnya dari pada<br />siswa yang belajar hanya dengan membaca saja. Dengan demikian aktivitas<br />belajar memang diperlukan dalam belajar.<br />Pada dasarnya siswa SLTP memandang mata pelajaran matematika adalah suatu materi pelajaran yang sulit. Hal ini terjadi karena penyampaian materinya kurang spesifik melainkan secara umum, artinya guru langsung menyajikan materi pembelajaran tanpa menjelaskan bagaimana proses memperolehnya.Dalam hal ini tipe TGT (Teams Games Tournaments) diharapkan<br />mampu mewujudkan tujuan tersebut. Mengingat pentingnya aktifitas belajar<br />siswa dalam kegiatan belajar mengajar guru diharapkan dapat menciptakan<br />situasi belajar mengajar yang lebih banyak melibatkan aktifitas belajar siswa.<br />Dalam pembelajaran kooperatif terhadap berbagai macam tipe pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tuornaments). TGT merupakan salah satu tipe pembelajaran yang lebih meningkatkan kerjasama antar siswa, belajar merupakan proses sosial. Menurut Tomie, pada TGT siswa<br />dibagi dalam kelompok-kelompok belajar yang terdiri dari siswa-siswa yang<br />mempunyai kemampuan, ras, dan jenis kelamin yang berbeda. Mereka bekerja sama dan game sebagai persaingan turnamen. Siswa ditempatkan pada meja turnamen untuk berlomba dengan siswa-siswa lain yang mempunyai kemampuan sama.<br />Berdasarkan uraian diatas, dalam rangka meningkatkan hasil belajar<br />matematika siswa khususnya pada pokok bahasan Luas sisi tabung kerucut dan bola dengan tipe TGT (Teams Games Tuornaments) peneliti tertarik mengadakan penelitian untuk mengetahui apakah terdapat “Pengaruh Pembelajaran Matematika Melalui Teams Games Tournament (TGT)Terhadap Hasil Belajar (Eksperimen Pembelajaran Matematika di Kelas 2 SMP 02 Sukolilo Pati)”.<br />B. Identifikasi Masalah<br />Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, dapat<br />diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:<br />1. Banyaknya kenyataan bahwa matematika adalah mata pelajaran yang<br />dianggap sulit oleh siswa.<br />2. Kurang diperhatikannya faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan<br />belajar siswa.<br />3. Kurang tepatnya metode mengajar yang digunakan seorang guru<br />matematika dalam menyampaikan materi.<br />4. Seringnya guru memilih cara mengajar yang dianggap mudah dari sudut<br />pandang guru, sehingga dari sudut pandang siswa terabaikan.<br />5. Bertumpunya proses belajar mengajar pada aktivitas guru, sehingga<br />menimbulkan penguasaan konsep pada siswa kurang.<br />C. Pembatasan Masalah<br />Untuk menghindari terlalu luasnya masalah yang dibahas dan kesalahan pemahaman maksud, serta agar efektif dan efisien dalam penelitian ini, maka masalah yang dikaji dibatasi sebagai berikut:<br />1. Metode yang digunakan adalah tipe TGT (Teams Games Tournaments).<br />2. Prestasi belajar siswa dalam penelitian ini dibatasi pada hasil matematika.<br />D. Perumusan Masalah<br />Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka<br />permasalahan yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut:<br />“Apakah ada pengaruh pembelajaran matematika melalui TGT (Teams Games<br />Tournament) terhadap hasil belajar?”.<br />E. Tujuan Penelitian<br />Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh<br />pembelajaran matematika melalui TGT terhadap hasil belajar.<br />F. Manfaat Penelitian<br />1. Memberikan informasi bagi guru-guru matematika untuk lebih<br />menekankan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dan<br />memberikan kesempatan pada siswa untuk berprestasi aktif dalam<br />kegiatan pembelajaran.<br />2. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan oleh guru dan peneliti sebagai<br />calon guru dalam menerapkan metode pembelajaran di kelas.<br />3. Sebagai referensi masukan, dan pertimbangan untuk penelitian-penelitian selanjutnya.<br /></span>CABE RAWIThttp://www.blogger.com/profile/05004403724873961540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2812999936293841155.post-76320042030684928242011-04-08T01:10:00.000-07:002011-04-08T01:17:20.482-07:00PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASISTEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA POKOKBAHASAN FAKTORISASI SUKU ALJABAR...Abstrac<br />Nugroho Tedi Haryanto, A410020028. <br /><br />Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk merancang media pembelajaran berbasis TIK pada pokok bahasan Faktorisasi Suku Aljabar menggunakan Microsoft Power Point. (2) Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa terhadap matematika dengan menggunakan Microsoft Power Point pada pembelajaran matematika.Media ini diujicobakan di SMP Negeri 1 Ngemplak Boyolali tahun ajaran<br />2006/2007. Subyek penelitian ini adalah kelas VIII A yang berjumlah 40 siswa.<br />Metode pengumpulan data dilakukan melalui metode angket, observasi, dan<br />wawancara. Analisis data pada penelitian ini dilakukan secara deskriptif kualitatif.<br />Hasil penelitian dari perancangan media pembelajaran ini cukup membantu guru<br />dalam proses belajar matematika dan merupakan salah satu alternatif pembelajaran dikelas yang menarik. Media pembelajaran ini diujicobakan dalam proses pembelajaran dikelas untuk mengetahui aktivitas belajar siswa. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa sedang. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa media ini dapat diterapkan dalam<br />proses pembelajaran matematika.<br /><span id="fullpost"><br />BAB I<br />PENDAHULUAN<br />A. Latar Belakang Masalah<br />Teknologi informasi dan komunikasi yang pada mulanya adalah alat hiburan dan alat penyampaian pesan-pesan penerangan, bukan desain untuk tujuan pembelajaran. Kemudian banyak para ahli melihat potensi yang ada pada media ini untuk dimanfaatkan bagi pendidikan. Setelah dilakukan<br />berbagai percobaan dan penelitian, terlihat potensi yang besar dan luas dari<br />media ini untuk digunakan menjadi alat penyampaian pesan-pesan pembelajaran.Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) telah membawa perubahan pesat dalam kehidupan manusia. Pekerjaan yang dikerjakan oleh manusia secara manual bisa digantikan oleh mesin. Informasi dan komunikasi dapat diakses dengan mudah dan cepat sesuai kebutuhan. Dengan demikian<br />kemajuan IPTEK telah mempengaruhi semua ruang lingkup kehidupan,termasuk juga dalam dunia pendidikan Menurut M.J Langeveld (Rubiyanto dkk, 2003:20) pendidikan adalah<br />kegiatan membimbing anak manusia menuju pada kedewasaan dan mandiri.<br />Dalam pendidikan terdapat perbuatan belajar baik oleh siswa maupun oleh<br />guru. Kegiatan belajar menimbulkan terbentuknya kebiasaan yang berupa<br />tingkah laku yang semakin terampil dan efisien. Kegiatan belajar ini bertujuan<br />untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang permanen dan lebih maju.<br />Dalam kegiatan pembelajaran matematika, sering ditemui beberapa<br />kesulitan yang umumnya dimiliki siswa. Diantaranya adalah kesulitan<br />menghitung dengan cepat, kemampuan logika, ketrampilan menulis atau<br />menggambar dan rasa malas belajar. Hal ini dikarenakan para siswa<br />memandang pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit dan membosankan.<br />Salah satu faktor yang menyebabkan siswa sering merasa bosan dan<br />tidak memahami materi pelajaran adalah penyampain materi pelajaran yang<br />kurang menarik dan kurangnya komunikasi antara guru dan siswa dalam<br />pembelajaran. Untuk itu perlu dicari solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.<br />Guru sebagai pengajar menjadi fokus dalam kegiatan belajar mengajar,<br />karena peranannya yang sangat menentukan guru harus mampu<br />mentransformasikan pengetahuan yang dimilikinya kepada siswa. Melalui<br />proses belajar mengajar guru harus mampu mengetahui kesulitan yang dialami<br />siswa dan mencari alternatif pemecahannya. Sedangkan sebagai perencana<br />pengajaran, guru diharapkan mampu merencanakan kegiatan belajar mengajar<br />secara efektif. Salah satu alternatif yang dapat membuat pembelajaran<br />matematika lebih menarik dan siswa dapat berperan aktif adalah diciptakannya<br />suatu media pembelajaran.Syaiful Bahri (1995:136) menjelaskan didalam kegiatan belajar<br />mengajar ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan<br />menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan pelajaran dapat<br />disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang<br />kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat.<br />Media disini sangat penting untuk menarik siswa untuk mau belajar<br />dan membuat siswa antusias dengan materi yang diberikan. Ada berbagai<br />media pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Salah<br />satunya yaitu dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.<br />Informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang mempunyai arti<br />dan bermanfaat bagi manusia. Sedangkan komunikasi adalah penyampaian<br />pikiran oleh seseorang kepada orang lain melalui media. Media yang berbasis<br />teknologi dan informasi ini diharapkan mampu memecahkan kesulitan yang dialami siswa.<br />Komputer sebagai sarana untuk menyajikan informasi dapat dimanfaatkan diberbagai bidang. Dalam sektor pendidikan pemanfaatan komputer sudah berkembang tidak hanya sebagai alat yang hanya<br />dipergunakan untuk membantu urusan keadministrasian saja, melainkan juga sangat dimungkinkan untuk digunakan sebagai salah satu alternatif dalam pemilihan media pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi Sebagai contoh, dengan adanya komputer multimedia yang mampu<br />menampilkan gambar maupun tulisan yang diam dan bergerak serta bersuara,<br />sudah saatnya komputer dijadikan sebagai salah satu alternatif pilihan media<br />pembelajaran yang efektif dan menarik. Hal semacam ini perlu ditanggapi<br />secara positif oleh para guru sekolah menengah, khususnya guru bidang studi matematika<br />Sebagai media, salah satu manfaat komputer bagi guru adalah dapat dipergunakan sebagai alat bantu dalam menyiapkan bahan ajar maupun dalam proses pembelajaran sendiri. Oleh karena itu sudah semestinya para guru mengetahui manfaat komputer dalam proses belajar mengajar dan mampu<br />menggunakannya dalam proses belajar mengajar. Dengan kemajuan teknologi<br />diharapkan guru dapat membuat suatu media pembelajaran berbasis teknologi<br />informasi dan komunikasi untuk dapat dipergunakan oleh siswa dalam<br />kegiatan belajar mengajar di sekolah maupun diluar sekolah secara mandiri.<br />Media ini diharapkan dapat mewakili peranan guru sehingga siswa dapat<br />belajar dan memperoleh informasi dan dapat berkomunikasi secara tidak<br />langsung terhadap materi yang sedang dipelajarinya.Salah satu software yang digunakan untuk membuat media pembelajaran adalah program Microsoft Powerpoint. Program ini dapat<br />menampilkan informasi yang berupa tulisan, gambar-gambar, animasi serta<br />dapat menampilkan suara sehingga siswa dapat berkomunikasi secara tidak<br />langsung dalam proses belajar mengajar.<br />Dari latar belakang tersebut diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian Media pembelajaran dengan menggunakan Software Microsoft Powerpoint.<br />B. Pembatasan Masalah<br />Agar tidak terjadi perbedaan penafsiran mengenai judul penelitian,<br />maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Pembatasan masalah ini<br />bertujuan agar penelitian yang akan dilakukan dapat tercapai pada sasaran dan<br />tujuannya. Adapun pembatasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :<br />1. Perancangan media pembelajaran matematika menggunakan Microsoft PowerPoint.<br />2. Aplikasi Microsoft Powerpoint pada pokok bahasan Faktorisasi Suku<br />Aljabar kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Semester I.<br />C. Perumusan Masalah<br />Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka pokok permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut :<br />1. Bagaimana membuat suatu media pembelajaran berbasis TIK pada pokok<br />bahasan Faktorisasi Suku Aljabar menggunakan Microsoft Powerpoint?<br />2. Bagaimana meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan<br />Microsoft PowerPoint yang diterapkan dalam proses belajar matemtika?<br />D. Tujuan Penelitian<br />Sejalan dengan permasalahan-permasalahan dalam usaha penelitian<br />ini, maka tujuan yang akan dicapai adalah sebagai berikut :<br />1. Untuk merancang media pembelajaran berbasis TIK pada pokok bahasan<br />Faktorisasi Suku Aljabar menggunakan Mircrosoft Powerpoint.<br />2. Untuk menggunakan Microsof Powerpoint dalam pembelajaran matematika.<br />E. Manfaat Penelitian<br />Penelitian ini memberikan manfaat konseptual utamanya kepada<br />pembelajaran matematika, disamping itu juga kepada peningkatan mutu<br />proses dan hasil pembelajaran matematika.<br />1. Manfaat teoritis<br />Secara umum hasil penelitian ini diharapkan secara teoritis dapat<br />memberikan sumbangan kepada pembelajaran matematika utamannya<br />pada penggunaan media pembelajaran berbasis TIK menggunakan<br />Microsof PowerPoint pada pokok bahasan Faktorisasi Suku Aljabar.<br />2. Manfaat praktis<br />a. Dapat dimanfaatkan oleh guru matematika sebagai media<br />pembelajaran untuk menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang<br />menarik<br />b. Untuk memberikan satu alternatif pemecahan masalah kesulitan siswa<br />dalam pembelajaran matematika.<br />F. Sistematika Penulisan<br />Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari beberapa bagian yaitu sebagai berikut :<br />1. BAGIAN AWAL<br />Bagian ini meliputi Halaman judul, halaman persetujuan, halaman<br />pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar<br />isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran dan abstrak.<br />2. BAGIAN ISI<br />Bagian ini terdiri dari :<br />BAB I PENDAHULUAN<br />Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah,<br />perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika<br />penulisan.<br />BAB II LANDASAN TEORI<br />Landasan teori berisi tentang kajian pustaka dan kajian teori. Kajian pustaka<br />mengembangkan hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan<br />penelitian ini. Kajian teori memuat teori-teori dan konsep-konsep yang<br />relevan atau berkaitan dengan penelitian.<br />BAB III METODE PENELITIAN<br />Metode penelitian membahas tentang bahan penelitian, jalan atau alur<br />penelitian, kebutuhan penelitian dan analisis hasil penelitian.<br />BAB IV HASIL PENELITIAN<br />Pembahasan hasil desain media pembelajaran dengan Microsoft powerpoint<br />BAB V PENUTUP<br />Bab ini memuat tentang kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini serta<br />saran untuk pengembangan dan kesempurnaam media pembelajaran.<br />3. BAGIAN AKHIR<br />Dalam bagian ini terdiri dari daftar pustaka dan daftar lampiran.<br />Kelas yang digunakan untuk penelitian adalah kelas VIII A yang<br />berjumlah 40 siswa. Kelas ini termasuk kelas yang aktivitas dalam belajarnya<br />sangat minim, khususnya pada mata pelajaran matematika. Karena mereka<br />menganggap matematika adalah mata pelajaran yang sulit, tidak menarik dan<br />cukup membosankan. Sehingga guru mata pelajaran yang mengampu<br />mengaku agak kesulitan menghadapi murid yang demikian. Perlu kesabaran<br />dari guru pengampu untuk bisa mengajarkan matematika yang menarik untuk<br />siswa sehingga aktivitas belajarny meningkat. Melihat fenomena yang<br />demikian, peneliti tertarik untuk membuat media pembelajaran matematika<br />berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi yang didalamnya dapat<br />mempermudah siswa dalam memahami materi yang diajarkan dan didalam<br />media tersebut juga terdapat gambar dan animasi yang menarik yang dapat<br />menambah aktivitas belajar siswa terhaap matematika. Dan media ini juga<br />mempermudah guru dalam menyampaikan materi kepada siswa. Program ini<br />cukup mudah untuk dioperasikan oleh guru tanpa ada latihan khusus, karena<br />program ini dibuat untuk mempermudah dalam proses pembelajaran baik<br />untuk siswa dan juga untuk mempermudah guru dalam menyampaikan materi.<br />B. Pembuatan Media Teknologi Informasi dan Komunikasi<br />Pembuatan media pembelajaran TIK dalam penelitian ini<br />menggunakan software Microsoft PowerPoint. Karena Microsoft PowerPoint<br />merupakan salah satu program presentasi-bisnis yang paling fleksibel.<br />Microsoft PowerPoint ini juga dilengkapi dengan banyak program grafis yang<br />bisa untuk membuat gambar, animasi, serta dilengkapi dengan warna-warna<br />dan bentuk yang secara bersamaan sehingga mampu menyampaikan pesan<br />secara efektif.<br />Cara pembuatan dan penulisannya hampir sama dengan Microsoft<br />Word. Microsoft PowerPoint ini mempunyai beberapa keunggulan<br />diantaranya :<br />1. Mengetikkan teks presentasi langsung ke Microsoft PowerPoint, atau<br />dengan mengambilnya dari program lain<br />2. Mengatur skema warna dan tata letak yang konsisten dan menarik dalam<br />pembuatan media pembelajaran yang menarik.<br />3. Membuat animasi dan transisi menarik antar slide yang bisa dikendalikan<br />hanya dengan beberapa tuts keyboard ketika kita menjalankan program<br />dalam media ini tanpa terganggu oleh transparansi apapun.<br />4. Dapat memperlihatkan dan menyampaikan media pembelajaran ini<br />dilayar, dalam bentuk cetakan maupun di internet.<br />Untuk membuat media pembelajaran TIK dengan Microsoft PowerPoint<br />dimulai dengan langkah sebagai berikut :<br />a. Klik tombol start.<br />b. Letakkan pointer mouse pada program. Menu program akan muncul.<br />c. Arahkan dan klik pointer mouse pada Microsoft Office kemudian pilih<br />menu Microsoft PowerPoint.<br /></span>CABE RAWIThttp://www.blogger.com/profile/05004403724873961540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2812999936293841155.post-35618404108416768542011-04-08T01:00:00.000-07:002011-04-08T01:06:13.994-07:00PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SUB POKOKBAHASAN PERSAMAAN KUADRAT YANG DIBERI PENGAJARANBERPROGRAMA TIPE BERCABANG DAN KONVENSIONALDITIABSTARAK<br /><br />Darmanto, A 410 000 049, <br /><br />Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang diberi pengajaran berprograma tipe bercabang dan konvensional. (2) Perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa putra dan siswa putri. (3) Pengaruh interaksi antara metode pengajaran berprograma tipe bercabang dan konvensional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari jenis kelamin. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kjelas III SMPN 5 Negeri<br />Purwodadi tahun ajaran 2005/2006 yang berjumlah186. Sampel diambil secara random sampling sebanyak 80 siswa yang terbagi dua kelas yaitu kelas eksperimen sebanyak 40 siswa dan kelas kontrol 40 siswa. Metode pengumpulkan datanya adalah metode tes sebagai metode pokok, sedang metode dokumentasi sebagai metode bantu. Teknik analisis data yang digunakan yaitu<br />anava dua jalur sel tak sama, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat analisis<br />yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Dari hasil pembahasan analisis data<br />dengan taraf signifikasi 5% menunjukan bahwa: (1) terdapat perbedaan prestasi<br />belajar siswa yang diberi pengajaran berprograma tipe bercabang dan<br />konvensional dengan FHit = 4,178. (2) terdapat perbedaan prestasi belajar<br />metematika antara siswa putra dan siswa putri dengan FHit = 7,887. (3) tidak<br />terdapat perbedaan antara metode pengajaran berprograma tipe bercabang dan<br />konvensional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari jenis kelamin dengan<br />FHit = 0,210.<br /><span id="fullpost"><br />1<br />BAB I<br />PENDAHULUAN<br />A. Latar Belakang Masalah<br />Pada sekarang ini kualitas manusia sangat diperlukan sebagai modal dasar<br />pembangunan. Negara Indonesiapun memerlukan manusia-manusia yang<br />berkualitas untuk mendukung dan melaksanakan pembangunan nasional.<br />Manusia-manusia yang berkualitas tersebut dapat dihasilkan melalui<br />pendidikan untuk itu pemerintah membangun sebagai sarana fisik maupun<br />nonfisik guna mencapai pendidikan nasional.<br />Untuk mencapai tujuan tersebut maka pembangunan dibidang pedidikan<br />dilaksanakan dengan jalan peningkatan mutu pada setiap jenjang pendidikan.<br />Upaya peningkatan mutu pendidikan tersebut antara lain dengan<br />mengusahakan penyampurnaan proses belajar mengajar. Proses balajar<br />mengajar yang berlangsung di sekolah meliputi seluruh aktivitas yang<br />menyangkut penyajian materi pelajaran agar siswa memperolah hasil belajar<br />atau prestasi belajar yang baik.Bentuk penerapan metode mengajar mungkin berpengaruh terhadap<br />prestasi belajar siswa. Sedangkan pada penyajian bahan ajar, banyak guru<br />yang selalu menerapkan metode ceramah. Siswa kadang-kadang merasa jenuh<br />terhadap penerapan satu jenis metode penyajian materi yang dipakai oleh guru<br />secara terus menerus sehingga dapat menyebabkan materi yang disajikan<br />kurang dimengerti dan dipahami oleh siswa. Penggunaan metode pengajaran<br />yang bervariasi akan mengatasi kejenuhan siswa dalam menerima pelajaran.<br />Untuk itu, tanpa menghilangkan metode ceramah atau metode konvensional<br />seorang guru dapat menggunakan variasi metode lain yang memberi kesempatan siswa untuk melatih kemampuanya dalam berbagai kegiatan,sehingga siswa aktif dalam proses belajar mengajar.<br />Dalam proses belajar mengajar, seorang guru akan memilih metode<br />mengajar yang sesuai agar tujuan mengajar dapat dicapai secara efisien,<br />efektif dan ekonomis. Efisien artinya dalam waktu yang singkat sampai pada<br />tujuan. Efektif artinya semua potensi dapat dimanfaatkan dan semua tujuan<br />dapat dicapai. Ekonomis dalam arti hasilnya memuaskan dan memungkinkan<br />siswa bergerak lebih lanjut ketitik berikutnya.Menurut Dimyati dan Mudjiono (1994:33) dalam proses belajar mengajar ada empat komponen yang penting yang berpengaruh bagi keberhasilan<br />belajar siswa yaitu, bahan belajar, suasana belajar, media dan sumber belajar<br />(bahan ajar) serta guru sebagai subyek pembelajaran.Komponen-komponen tersebut sangat penting dalam proses belajar,sehingga melemahnya satu atau lebihnya komponen dapat menghambat<br />tercapainya tujuan belajar yang optimal. Maka dari itu siswa tidak dapat<br />menguasai pelajaran yang diberikan guru. Oleh karena itu guru sebagai<br />subyek pembelajaran harus dapat memilih media dan sumber belajar yang<br />tepat sehingga bahan pelajaran yang disampaikan dapat diterima siswa dengan<br />baik.Proses belajar mengajar yang baik adalah dengan menciptakan proses<br />belajar mengajar yang aktif, sehingga perlu dikembangkan bentuk pengajaran<br />yang tidak hanya berpusat pada guru saja, melainkan berpusat pada keaktifan<br />balajar siswa. Salah satu metode mengajar yang dapat mengaktifkan belajar<br />siswa adalah pengajaran berprogama tipe bercabang. Dengan metode ini siswa<br />dapat belajar sendiri melalui sederetan akltifitas yang telah ditentukan dan<br />diharapkan dapat membuat siswa berlatih, berfikir serta untuk membentuk<br />siswa menjadi relatif dan bertanggung jawab.Pengajaran berprogama tipe bercabang merupakan pengajaran individual. Proses pengajaran individu dikatakan berhasil jika ia dapat berhasil<br />menyelesaikan suatu program pendidikan tepat pada waktunya dengan<br />prestasi belajar yang baik. Selain harus memperhatikan faktor metode belajar<br />yang digunakan, seorang guru juga perlu memperhitungkan faktor perbedaanperbedaan<br />alamiah (bawaan) yang ada pada anak didiknya, misalnya kecerdasan, bakat, keadaan jasmani, penyesuaian sosial dan emosional, latar belakang keluarga. Namun menurut pengamatan penulis sampai saat ini jarang seorang guru matematika memperhitungkan faktor perbedaan jenis kelamin<br />siswanya dalam belajar matematika. Mungkin bahwa prestasi belajar<br />matematika siswa putra dan siswa putri tidak jauh berbeda. Menurut<br />M.Dimyati Mahmud (1989:63) “… remaja-remaja putri lebih menonjol dalam<br />prestasinya dibidang ketrampilan-ketrampilan verbal (kata-kata), sedangkan<br />remaja pria dibidang ketrampilan spasial (ruang) ...”<br />Dari pendapat tersebut, penulis menyimpulkan bahwa siswa putra<br />mempunyai daya abstraksi yang lebih baik daripada siwa putri. Sehingga<br />siswa putra memungkinkan untuk lebih berprestasi daripada siswa putri dalam<br />bidang studi matematika, karena pada umumnya matematika berkenaan<br />dengan pengertian yang abstrak.Masalah tinggi rendahnya prestasi belajar matematika sebenarnya tidak terlepas dari usaha yang dilakukan oleh siswa itu sendiri. Sampai seberapa<br />jauh mereka untuk menguasai materi yang telah diberikan oleh gurunya. Dari<br />variabel diatas maka peneliti mengadakan penelitian tentang masalah<br />penggunaan metode mengajar, khususnya pada bidang studi matematika. Pada<br />subpokok bahasan persamaan kuadrat dengan memperhatikan aspek<br />perbedaan jenis kelamin siswa.<br />B. Identifikasi Masalah.<br />Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka permasalahan dalam<br />penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:<br />1. Dalam kegiatan mengajar, metode pengajaran memegang peranan yang<br />sangat penting. Kemungkinan pengajaran yang tepat adalah dengan<br />pengajaran berprogama tipe bercabang (individual).<br />2. Karena dalam metode ini siswa dapat berlatih, berfikir, dan bertanggung<br />jawab. Sehingga perlu diteliti apakah metode pengajaran berprogama tipe<br />bercabang lebih efiktif dari pada metode konvensional (ceramah).<br />3. Pada umumnya siswa putra lebih berhasil dibanding siswa putri,<br />khususnya pelajaran matematika . Namun demikian, pada kontek<br />pengajaran berprogama tipe bercabang tersebut masih perlu dikaji<br />kembali.<br />4. Pengajaran matematika dengan menggunakan pengajaran berprogama tipe<br />bercabang dan aktifitas belajar siswa putra dan putri dimungkinkan<br />mempengaruhi prestasi yang dicapai.Namun pada penelitian ini, peneliti hanya mengkaji dua hal yang pertama,yaitu yang berkaitan dengan efetifitas pengajaran berprogama tipe bercabang dan<br />perbedaan presatasi siswa putra dan siswa putri.<br />C. Pembatasan Masalah<br />Berbagai masalah yang timbul secara bersamaan sering kali menyulitkan<br />para peniliti untuk menelti secara keseluruhan. Dari beberapa permasalahan<br />yang ada pada idetifikasi masalah tersebut diatas untuk memperjelas<br />permasalahan yang akan dikaji perlu diadakan pembatasan masalah. Dengan<br />pembatasan masalah ini di harapkan masalah dapat dikaji secara mendalam<br />untuk memperoleh hasil yang maksimal. Pada penelitian ini diberikan<br />pembatasan masalah sebagai berikut:<br />1. Obyek penelitian ini adalah pengajaran matematika dengan menggunakan<br />bentuk pengajaran berprogama tipe bercabang dalam kaitanya dengan peningkatan prestasi belajar matematika di bandingkan dengan pengajaran konvensional.<br />Untuk kelompok eksperimen diajarkan dengan pengajaran berprogama tipe bercabang, sedangkan untuk kelas kontrol diajarkan dengan metode konvensional.<br />2. Pengajaran berprogama tipe bercabang adalah bentuk penyajian materi atau<br />bahan pelajaran dengan buku cetakan berprograma dengan mengadakan<br />siswa pada pemecahan masalah berdasarkan pada tingkat kecepatan<br />masing-masing siswa.<br />3. Pengajaran konvensional yang dimaksud adalah pengajaran yang diberikan<br />guru biasa dipakai pada sejumlah siswa secara bersama-sama dengan cara<br />yang telah yaitu dengan metode ceramah.<br />4. Penelitian ini dibatasai pada pokok bahasan persamaan kuadrat. Oleh<br />karena itu prestasi belajar matematika yang dimaksud pada penelitian ini<br />adalah nilai matematika pada sub pokok bahasan persamaan kuadrat yang<br />diperoleh dari hasil tes yang diberikan pada akhir penelitian .<br />5. Jenis kelamin merupakan kualitas yang membedakan antara laki-laki dan<br />perempuan yang masing-masing mempunyai sifat dan cirri-ciri khusus.<br />6. Penelitian ini dilaksanakan pada sswa kelas I semester I SMP Negeri 5<br />Purwodadi tahun ajaran 2005/2006.<br />D. Perumusan Masalah<br />Sesuai dengan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah<br />dikemukakan diatas, maka penulis dapat mengemukakan rumusan masalah<br />sebagai berikut:<br />1. Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang<br />diberi pengajaran berprogama tipe bercabang dan konvensional.<br />2. Apakah tedapat perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa putra dan putri<br />3. Apakah terdapat interaksi antara metode pengajaran berprogama tipe<br />bercabang dan konvensional terhadap prestasi belajar siswa.<br />E. Tujuan Penelitian<br />Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:<br />1. Ingin mengetahui pengaruh perbedaan prestasi belajar matematika antara<br />siswa yang diberi pengajaran berprogama tipe tipe bercabang dan<br />konvensional.<br />2. Ingin mengetahui pengaruh perbedaan prestasi belajar matematika<br />antara siswa putra dan siswa putri<br />3. Ingin mengtahui pengaruh interaksi antara metode pengajaran metode<br />bercabang dan konvensional terhadap prestasi belajar siswa.<br />F. Manfaat Penelitian<br />Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut:<br />1. Memberi sumbangan informasi dalam meningkatkan mutu npendidikan disekolah SMP.<br />2. Bagi peneliti, dari penelitian akan diperoleh pengalaman berharga dalam<br />rangka mengembangkan diri dalam bidang karya ilmiah dan profesi belajar mengajar.<br />3. Bahan pembanding dan bahan pertimbangan untuk penelitian lebih lanjut.<br />4. Bahan masukan dalam pengambangan strategi belajar mengajar matematika.<br /></span>CABE RAWIThttp://www.blogger.com/profile/05004403724873961540noreply@blogger.com1